Seketika itu juga, ekspresi wajah Emily langsung berubah drastis. Udara panas dengan oksigen yang semakin menipis. Ia tak mengerti, mengapa pertanyaan itu terlalu sulit untuk dijawabnya.
"Apa maksudmu, Orlando?" Sebuah pertanyaan bodoh baru saja terlontar dari mulut Emily. Dia bingung, benar-benar sangat bingung untuk menanggapi pertanyaan itu.
"Apakah pertanyaan itu masih membutuhkan jawaban?" Orlando kembali melemparkan pertanyaan baru pada sahabatnya. Ia hanya ingin mendengar jawaban Emily secara langsung. Tak peduli jika jawabannya hanyalah sebuah penolakan saja.
Berbohong jika Emily mengatakan tak memiliki perasaan sedikit pun pada Orlando. Ia sangat menyayangi sahabatnya itu. Namun ... ia tak yakin jika perasaannya itu adalah cinta.
Setelah melewati siksaan terberat di dalam hidupnya, hadirlah Henry dengan membawa segenggam harapan. Emily sudah membayangkan hidup yang indah dan penuh kebahagiaan.