"Apa urusannya denganmu?" Tanpa menoleh, Arya membawa kopinya menuju ruang keluarga dan mengambil remote menyalakan tv asal mencari channel.
"Kamu..., Arya, aku..menyukaimu sejak lama. Apa kamu tidak tahu?" Shelly menundukkan wajahnya dan menahan nangis.
"Kalau semua wanita menyukaiku, apa aku harus menyukai mereka juga?" Arya tersenyum sinis. "Maaf Shel, dari dulu sampai sekarang, kamu hanya saya anggap teman. Tidak lebih. Dan, aku sejak dulu sudah menyukai Dinda, bagaimanapun penampilannya, dulu maupun sekarang."
Perempuan kurang ajar, sudah berani merampas priaku, tak akan kubiarkan kamu baik-baik saja. Hati Shelly penuh dendam dan kekecewaan. Tanpa permisi, dia langsung meninggalkan rumah dan Arya yang masih duduk santai menikmati kopi buatannya sendiri sambil menonto saluran TV yang menyajikan acara kompetisi memasak kesukaannya.
Bunyi mobil dikemudikan kasar oleh seorang perempuan yang patah hati terdengar sampai kedalam.