"Janji ya pa. Papa harus tetap jadi papa Aurel." tutur Aurel sembari mengacungkan jari kelingking nya.
"Iya sayang papa janji." Nathan pun mengaitkan jari kelingking nya pada jari Aurel.
"Terima kasih papa." ucap Aurel tersenyum penuh kebahagiaan.
"Oh iya, Aurel ingin makan apa ? Biar papa belikan." tanya Nathan.
"Aurel sudah makan tadi pa, makanan rumah sakit." jawab Aurel.
"Oh begitu, ya sudah nanti saja. Nanti kalau Aurel lapar bilang ya, biar papa belikan makanan yang paling enak." kata Nathan penuh perhatian terhadap Aurel.
"Iya pa."
Beberapa saat kemudian, kini orang-orang tadi yang pergi ke kamar mayat kini sudah datang dan ikut bergabung dengan Nathan yang saat itu menemani Aurel.
"Papa, bukankah yang itu kak Echa ya ?" Aurel menunjuk ke arah Echa yang saat itu duduk di sebelah Farah.
"Iya benar. Aurel mau kenalan sama kak Echa."
"Echa, Aurel ingin menyapa mu." Nathan pun memanggil Echa agar mendekat pada Aurel.