Aurel terus memberontak sembari menangis dan berteriak meminta pertolongan. Namun, tak ada satu orang pun yang datang menolong nya. Vincent menindih tubuh Aurel di bawah nya, membuat diri nya semakin leluansa menciumi leher dan pundak gadis itu.
"Please stop, I'm sorry. Please stop it. (Tolong hentikan, maafkan aku. Tolong hentikan.)" Aurel memohon dengan suara nya yang sangat lemah.
"Help me, anyone help me. Save me. (Tolong aku, siapa pun tolong aku. Selamatkan aku.)" Aurel mencoba berteriak dengan suara lemah nya, berharap ada yang datang untuk menolong diri nya.
"It's useless you ask for help, no one will come. (Percuma kau meminta tolong, tidak akan ada yang datang.)" tukas Vincent sembari menatap wajah Aurel dengan tatapan tajam.
Jemari nya mengusap darah yang ada di bibir Aurel, kemudian mengusap wajah Aurel yang di penuhi dengan air mata.