Amanda menghela napas dan merasa bersalah, mengapa dia tidak berpikir jika mempunyai seseorang yang selalu siap mendengarkannya. Di sana terdapat beberapa panggilan tak terjawab dan beberapa pesan masuk. Kekasih hatinya Roy, pasti cowok itu tengah mengkhwatirkannya. Amanda menghirup napas lalu memejamkan mata kemudian membuka salah satu isi pesan Roy.
Amanda kamu di mana? Lagi ngapain? Perasaan aku nggak enak. Kamu nggak apa-apa kan?
Sayang...
Amanda? Kok kamu nggak balas pesan aku.
Aku ke rumah kamu, ya? Nomor kamu, kok, nggak aktif? Da? Kamu kenapa??? Aku khwatir banget sama kamu, sayang.
Astaga, Da, please jangan buat aku khwatir.
Da kalau kamu ada masalah cerita sama aku. Aku udah janji bakalan selalu ada buat kamu. Kamu itu berharga buat aku, Da.
Kalimat terakhir yang Roy ucapkan membuat Amanda semakin merasa bersalah, harusnya dia ingat dan tidak membuat khawatir kekasihnya. Dengan satu tarikan nafas sedalam-dalamnya, Amanda memencet tombol panggilan.