"Kenapa wajahmu seperti itu saat melihatku? Apa ada hal aneh di wajahku?" tanya Bian tenang saat masuk ke dalam apartemen Trian.
"Apa aku perlu menjawab pertanyaanmu? Bercerminlah sendiri agar kau tahu, wajahmu dengan setan tidak ada bedanya!" umpat Trian berani.
Semenjak dirinya meninggalkan mansion megah milik sang kakak, Trian semakin mandiri. Hidup seperti itu membuatnya berani menentang apa saja yang tidak dia ingini dari kakaknya yang telah berubah itu.
"Konyol!" balas Bian singkat, "Ke mana Ziel? Aku merindukannya!" lanjutnya bertanya.
"Di kamarnya, Ziel baru saja tidur! Jangan mengganggunya atau aku akan mengusirmu dari rumahku!" Trian berkata ketus pada kakaknya seraya memperingatkan.
Bian dibiarka masuk ke kamar si kecil. Sementara Trian sendiri melanjutkan tontonannya di tv.
"Terserah!" balas Bian tidak peduli.
Bian melangkah pelan seakan berhati-hati agar kehadirannya tidak mengganggu tidur si kecil.