"Maaf Tuan, apa anda tidak merasa mengabaikan seseorang di sini? Apakah itu sopan menyela pembicaraan kami tanpa permisi lebih dulu?" tanya Bian menyela Alden yang terlihat akan bicara lagi.
"Oh, maaf Tuan Biantara, saya tidak bermaksud mengabaikan anda. Hanya saja, melihat Mayang yang sudah lama tidak saya temui membuat saya mengabaikan semuanya. Dan saya rasa anda juga berpikiran hal yang sama saat melihat Mayang!" ucap Alden dengan tenang, melancarkan tatapan yang tidak kalah tajam dari tatapan Bian.
Bila setiap orang yang ada di sana selalu menunjukkan keseganan dan sedikit menundukkan kepalanya di depan Bian, tapi tidak untuk Alden. Walau ia sadar, perusahaannya tidak bisa dibandingkan dengan Heldana Corporation, tapi ia enggan mengalah pada situasi saat ini. Entah mengapa, hatinya mengatakan, ceo muda itu menginginkan mantan kekasihnya dan itu membuatnya panas.