Kapitel 88: Keajaiban

Memiliki teman yang sangat terbuka dan ceplas-ceplos saat berbicara tidak selalu menyenangkan. Mereka akan mengatakan apa yang ada di pikiran mereka langsung saja. mungkin terkadang sedikit menyakitkan. Sama halnya dengan Caca saat berbicara dengan Cindy. Mau tak mau, Cindy-lah yang harus berusaha lebih keras lagi untuk memahami itu semua.

"Caca kalau ngomong suka langsung ya … enggak pake babibu … langsung pada sasaran."

"Hihihi, jangan begitu, ah! Kita udah lebih setahun berteman, mengapa juga aku harus terlalu formal untukmu. Tunggu …," Caca memicingkan matanya. "Kamu tidak sedang menyingguku karena ruang rahasiamu yang belum mau kamu tunjukan, kan?"

"Hihihi, yup!"

"Cindy, please … ya kalau bisa sih, sekarang saja."

"Aku bilang tidak, ya tidak." Cindy tegas. "Yuk nge-babu lagi. Tuh, lantainya dan minta dibersihin."