Auliya memeriksa hasil foto yang dia ambil sejak tadi. Matanya melirik laki-laki disampingnya sebentar kemudian kembali pada kameranya. Namun dia tidak bisa fokus memeriksa hasil fotonya.
Sedikit kesal, Auliya kembali menatap laki-laki itu. Dia tersenyum kecil sambil menopang dagu menatap Auliya. Dahi gadis itu berkerut tajam. "Apa ada yang salah dengan wajahku?"
Laki-laki itu semakin melebarkan senyumnya. "Tidak ada."
Jawaban itu membuat Auliya semakin kesal dan laki-laki itu menyadarinya. Dia menegakkan tubuhnya, tidak melepaskan senyum manisnya.
"Aku hanya suka melihat wajah seriusmu."
Mata Auliya menyipit tidak suka. Dia tidak pernah suka di rayu oleh laki-laki. Matanya berkeliling mencari sosok kakakknya, berniat meminta tolong. Dan hari itu dia sedang tidak beruntung. Kakaknya terlihat sibuk mengobrol dengan teman-temannya. Jika sudah begitu, tidak ada yang bisa menarik kakaknya keluar dari lingkaran itu jika bukan suatu hal yang mendesak.
Menyebalkan. Mendengus kecil, Auliya beranjak pergi.
Laki-laki itu ikut berdiri dan mengikuti Auliya dengan santai. Di antara kerumunan orang-orang di sekitar air terjun, Auliya berusaha mencari jalan agar bisa terlepas dari laki-laki itu. Tapi entah kenapa laki-laki itu selalu bisa menemukannya dan berada di belakangnya tidak lebih dari tiga meter.
Auliya tidak tahan. Dia berbalik. "Bisa tinggalkan aku sendirian?!"
Namun hal berikutnya membuat Auliya tertegun. Seorang bapak-bapak menatapnya bingung dan cukup tersinggung. Dia melihat laki-laki itu berada tepat di belakang bapak itu, menahan tawanya.
Cepat-cepat Auliya meminta maaf lalu berbalik pergi. Tidak menghiraukan laki-laki itu yang masih terus mengikutinya.