App herunterladen
29.62% Cerita Gadis Kembar / Chapter 8: Chapter 7

Kapitel 8: Chapter 7

Senin pagi yang ceria , cuaca yang begitu hangat membuat hari ini penuh semangat. Burung bersiul dipepohonan , sayup anginpun berlalu. Daun daun menari melambai sampai berjatuhan tertiup angin. Seminggu setelah ujian kenaikan kelas usai , sekolah mengadakan kegiatan Pekan Olahraga dan seni (PORSENI).

Semua murid diikut sertakan dalam perlombaan antar kelas tersebut. Kegiatan itu seperti permainan bola basket , bola volly , catur , bulu tangkis , lomba melukis , lomba menari , lomba puisi , sampai ada bazar juga.

Lexa mengikuti perlombaan bulu tangkis tunggal putri mewakili kelas X.MIPA 1. Dan bola basket putri. Ia juga lumayan jago dalam berolahrga. Tak heran jika Lexa unggul dalam bidang apapun . Dia slalu nyempetin waktu luangnya untuk berolahraga dan berlatih.

Tepat pukul 9 pagi nanti , pertandingan dimulai dari bola basket putra. Kelas Lexa menjadi kelas pertama yang bertanding melawan kelas X.IPS 1. Semua murid perempuan dari kelas 1 sampai kelas 3 , terucuri perhatiannya oleh sosok Dirgan saat pertandingan berlangsung. Semua mata tertuju padanya , ketampanannya membuat pemandangan indah dipagi hari itu.

Tak ada yang tidak bersorak menyemangatinya , semua berdecak kagum melihat permainannya Dirgan. Sampai kakak senior yang terkenal cantiknya di SMAN 8 , terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama sampai ingin memilikinya. Cantika Aurellia , nama yang sesuai dengan paras wajahnya yang cantik. Namun tidak sesuai dengan sikap dan perilakunya yang terkadang membuat semua murid takut kepadanya.

Dan memang benar , semua murid diancam olehnya . Tidak ada yang boleh mendekatinya , termasuk teman-temannya. Apalagi juniornya , mereka semua dilarang mencuri perhatiannya Dirgan.

"Kalian semua dilarang untuk mendekatinya . Kalau ada yang berani , kalian akan tahu akibatnya. Ingat , he's mine." ucapnya.

"Heh , kok elo pede banget sih." celetuk salah seorang murid. "Dirgan itu udah ada pemiliknya , namanya Alexandra. Mereka juga satu kelas."

"What ?" Cantikapun kaget mendengarnya. "No ! Dia harus jadi milik gue." Tegasnya lagi.

"Udah , singkirin aja tu anak. Lagian dia juga masih junior." kata Lilly temannya Cantika.

"Ok ! Kalian cari tu yang namanya Alexandra. Dan bawa kehadapan gue." ucap Cantika sambil pergi menuju lapang basket.

"Hehee , si Cantika gak tahu kali. Kalau saingannya kali ini bukan saingan dia."

"Biarin aja , biar kapok dia. Si Alexandra kan anak pemilik sekolah ini , malahan dia jago twaekondo. Pasti bisa lawan si Cantika."

Begitu pertandingan selesai , Cantika memang menghampiri Dirgan yang masih berada dipinggir lapangan. Ia memberanikan diri untuk mengajak kenalan.

"Hai !" sapanya.

Dirgan hanya meliriknya saja tanpa berkata apa-apa dan tidak balik menyapa Cantika.

"Boleh kenalan gak ?" tanyanya centil. Sambil mengulurkan tangan ia menyebut namanya sendiri. "Gue Cantika. Elo Dirgan kan ?"

Dirgan masih bungkam dan tidak peduli padanya. Ia amat sangat cuek terhadap Cantika. Kecantikannyapun tak berpengaruh untuknya. Ikhsan yang melihat Cantika dicuekin begitu saja oleh Dirgan , tiba-tiba meraih tangan Cantika dan berkata "Hai ! Gue Ikhsan." Isengnya.

Cantikapun mengibaskan tangan Ikhsan. "Ih , apaan sih ? Najis gue kenalan sama lo ?"

"Wih , woles dong mbak ." ucap Ikhsan jail.

"Heh ! Elo gak tahu apa ? Gue senior lo . Jadi elo jangan macam-macam deh." kata Cantika tegas.

"Berarti gue gak salah dong panggil elo mbak."

Cantika merasa kesal dengan perkataan Ikhsan , ditambah lagi ia dicuekin berat oleh Dirgan.

Dirgan yang merasa terganggu , segera pergi meninggalkan lapangan. Namun tangannya ditarik oleh Cantika.

"Heh Dirgan !" ucapnya dengan suara yang keras. "Elo gak tahu , siapa gue ?"

Dirgan melihat ke sekeliling lapangan basket. Banyak orang yang memperhatikannya. Termasuk Lexa and the geng. Namun Lexa hanya tersenyum sinis melihat Dirgan dikecengin para kaum wanita. Dirganpun hanya melirik ke arah Cantika , dan mengerutkan dahinya sambil menoleh tanggannya yang dipegang oleh Cantika . Cantikapun segera melepaskannya.

"Hahaa... Baru beberapa minggu sekolah disini udah bikin patah hati semua murid satu sekolah." ujar Jessica.

"Memangnya cewek itu siapa ?" tanya Lexa.

"Dia kan Cantika Aurellia. Senior tercantik pada masanya. Anak XI.MIPA 1. Leader dari geng Red Devils. Semua murid takut padanya dan gak ada yang berani melawan dia , sejak dia dinobatkan menjadi Queen dalam pagelaran mojang jajaka disekolah." jawaban yang sangat akurat dari Jessica.

"Oh ." singkat Lexa sembari memperhatikan ke lapangan , apa yang bakal dilakuin oleh Cantika terhadap Dirgan.

Sementara itu dilapangan Dirgan masih enggan bicara terhadap Cantika.

"Gue itu senior lo , kalo gue ngomong itu jawab. Bukan dicuekin , apalagi sampai ditinggal pergi. Elo berani lawan gue ?" lanjut Cantika.

Kekesalanpun semakin menjadi jadi , Cantika marah besar. Ia merasa malu , karena sebelumnya tidak pernah ada pria yang tidak peduli padanya. Ini baru pertama kalinya ia mendapati perlakuan yang kurang enak dari seorang pria apalagi dia adik kelasnya sendiri.

Semua murid yang menyaksikannya bersorak sorak , melihat tingkah lakunya yang keganjenan terhadap semua murid pria tampan disekolahnya.

"Rasain lu ! Sok cantik sih." teriak salah satu murid perempuan.

Cantikapun bergegas pergi meninggalkan lapangan. Iapun menyuruh kedua temannya untuk segera menemukan Alexandra dan membawanya ke kelas kosong dilantai 3. Sedangkan murid yang lain masih menonton pertandingan kelasnya masing masing.

Lilly dan Dhea menuruti yang diperintahkan Cantika. Mereka segera menuju kelas X.MIPA 1. Tanpa basa basi Lilly menggebrak pintu kelas , dan berteriak menyebut nama Alexandra.

"Alexandra !" panggilnya. Semua murid dikelas itu kaget bukan kepalang , merekapun tak ada yang berani menjawabnya. "Mana yang namanya Alexandra , berdiri sekarang juga !" teriaknya lagi.

"Ngapain senior itu nyari si Lexa ?" bisik salah seorang murid dikelas itu.

"Dia gak ada dikelas kak." Ucap Ripan.

"Kalian kasih tahu gue , dimana dia sekarang ?" tanyanya lagi.

Murid muridpun hanya diam. Seolah mereka tak mau mempedulikannya. Sebab , mereka lebih takut terhadap Alexa. Meskipun Lexa tak pernah berbuat jahat kepada teman sekelasnya. Karna mereka tahu , siapa Alexa .

"Kalian berani juga mengacuhkan pertanyaan gue. Kalian gak tahu , siapa gue ?"

Tiba tiba , terdengar teriakan seseorang dari luar kelas.

"Gue Alexa !" ucapnya lantang sambil melipat tangannya.

"Lho , bukannya mereka itu yang tadi bareng sama simenor ya ?" tanya Bella. "Ih ngapain mereka cari Lexa kita ?"

"Ssstttt..." jawab Jessica. "Udah deh lo diam aja dulu."

"Oh ! Jadi elo yang namanya Alexa ?"

"Kakak kakak senior yang terhormat. Kalian ada masalah apa sama Lexa ?" Tanya Jessica.

"Gue gak nanya sama lo ." Tukas Lilly sambil mendorong Jessica sampai terjatuh. Lexa tak terima temannya diperlakukan seperti itu. Ia membalas dorongannya Lilly.

"Heh ! Berani banget lo dorong dorong teman gue." ucap Lexa.

"Kenapa ? Gak terima ? Gue senior lo , lo jangan macam macam ." tegas Lilly.

Lexa geram terhadap Lilly yang sok berkuasa disekolah. Iapun mencekik leher Lilly dan mendorongnya sampai agak kebanting ke tembok.

"Gue gak peduli , dan gak akan pernah peduli elo siapa." ujar Lexa. "Ingat ! Siapapun yang berani nyakitin teman teman gue , kalian berurusan sama gue." Lexapun segera melepaskan tangannya dari leher Lilly.

"Ly , are you ok ?" tanya Dhea sambil membangunkan Lilly yang terjatuh. "Mending kita cabut aja yuk ?"

Merekapun keluar dan pergi meninggalkan kelas Lexa. Semua murid bertepuk tangan memberi pujian terhadap tindakan Lexa.

"Lex , emang nya elo gak tahu mereka siapa ?" tanya Tina teman sekelasnya.

"I dont care." jawabnya singkat.

"Iya Lex , mereka berbahaya tahu. Katanya mereka juga sering ngebully anak anak yang gak selevel sama dia."

"Kalian dengar deh , gue bukan maksud menyombongkan diri. Gue memang anak pemilik sekolah ini , tetapi bukan berarti gue penguasa . Hanya saja , gue gak mau kalau sekolah ini nama baiknya tercoreng gara gara anak semacam mereka. Jujur , gue disini juga bukan murid baik baik , gue sering bolos mungkin gue sering melanggar peraturan sekolah. Tetapi tak ada dalam kamus gue , kalau gue harus nindas teman yang lemah." Jelas Lexa didepan kelas.

Semua muridpun kembali bersorak dan bertepuk tangan untuk Lexa. Mereka merasa salut dan bangga kepada Lexa yang merendah. Namun mereka bertanya tanya soal Lilly dan Dhea yang mencari Lexa secara tiba tiba.

"Lex , emangnya elo ada masalah apa sama mereka ?"

"I don't know." ucap Lexa seraya duduk dimejanya. "Gue juga baru pertama kalinya lihat mereka."

"Jangan jangan , gegara elo Dir." Pikir Jessica.

"Gue ?" Dirgan mengernyitkan alisnya.

"Iya , elo tadikan abis nyuekin si Cantika dilapangan. Mungkin dia marah." jelas Jessica.

"Hubungannya apa sama gue woi ?" tanya Jessica.

"Ya , mungkin aja karna elo dekat sama Dirgan." ujarnya lagi.

Salah seorang teman sekelasnya Lexa, Nadin tak sengaja melihat postingan Cantika yang beredar di sosmed mengatakan bahwa Dirgan itu miliknya dan harus jadi miliknya.

"Woi , coba kalian buka facebook deh. Si Cantika memposting fotonya Dirgan lho."

Dirganpun menghampiri Nadin dan merebut hapenya . Setelah melihat postingan tersebut , ia merasa kesal karna privasinya diunggah oleh orang yang sama sekali tak dikenalnya. Iapun berniat untuk mencari Cantika.

Disisi lain , Lilly dan Dhea segera melaporkan kepada Cantika apa yang dilakukan Lexa kepadanya. Cantika benar benar merasa kesal , dan akan turun tangan langsung untuk melabrak Lexa.

"Berani sekali dia." ucapnya kesal.

"Kasih pelajaran aja , biar dia tahu siapa kita." Dheapun mengompori Cantika.

Suasana semakin memanas. Cantika adalah orang yang tak kenal kalah. Apapun yang dia inginkan harus slalu didapatkan. Red Devilspun segera beraksi. Mereka bertiga telah bersiap melabrak Lexa and the geng.

"Gawat !" kata Benny si culun yang menghampiri kelas dengan nada takut.

"Gawat kenapa Ben ?" tanya Ikhsan.

"Itu.. itu.." Benny gemetaran dan tak bisa bicara dengan jelas karna nafas yang ngos ngosan.

"Itu apa bego ? Ngomong tuh yang jelas ." Timpah Jessica penasaran.

"Red...Red devils mau balas dendam." jelasnya Benny.

Lexa kembali melipat tangannya dan hanya mengerutkan dahinya. Ia terlihat sangat santai dan tak menanggapi perkataan Benny.

"Lex , kok elo nyantui gitu sih ? suasana lagi genting juga , lo malah asyik nge game." ujar Jessica. Lexa hanya tersenyum kecil dan melanjutkan kembali aktivitasnya.

Baru kelar Jessica bicara , Red Devils muncul dihadapan kelas Lexa. Cantika berteriak memanggil nama Lexa.

"Alexa ! Keluar lo !"

"Tuh kan Lex , mereka udah didepan kelas kita." Jessica merasa cemas. "Gimana dong ?"

"Kok elo hewir gitu sih Jess . Nyantai aja kali. Gue juga gak bakalan berkelahi." ucap Lexa tenang dan beranjak berdiri menghampiri Red Devils. Ketika sampai dipintu kelas , cantikapun langsung bertindak dengan menarik kerah baju Lexa.

"Jadi elo yang namanya Alexa ?"

"Widih , woles bro . Gak usah buru-buru." Ujar Lexa seraya melepaskan tangan Cantika yang menarik bajunya.

Semua murid merasa teralihkan pandangannya , mereka merasa punya tontonan baru dihadapannya selain menyaksikan pertandingan. Mereka berkerumun melihat apa yang terjadi didepan kelas X.MIPA 1.

"Kakak kakak yang cantik , kalian punya masalah apa sampai nyariin gue ? Eh bukan kalian deh , tapi elo !" Lanjut Lexa sambil nunjuk Cantika.

"Lo tuh masih anak bawang , harusnya lo hormat sama yang lebih gede." Jelas Cantika.

"Hormat ?" ucap Lexa sok polos. "Hormat itu sama pimpinan , bukan sama kakak senior.

"Elo berani lawan gue ? Gak ada takut takutnya elo sama gue ."

"Takut ? Kenapa mesti takut ? Emangnya lo siapa ?" tanya Lexa sambil mendekatkan bibirnya ke telinga Cantika. "Tuhan ?" bisiknya.

Cantikapun semakin kesal. Jantungnya berdegup sangat kencang. Hatinya serasa terbakar . Wajahnya kian memerah menahan amarah. Seketika itu ia mengangkat tangannya ke atas bersiap untuk menampar namun dihadang oleh Lexa.

"Harusnya gue yang ngomong seperti itu sama lo ." kata Lexa seraya mengibaskan tangan cantika. "Elo berani lawan gue ? Emangnya , elo gak tahu siapa gue ?"

"Berani banget lo ngomong gitu sama gue . Gue gak akan biarin elo lolos dari hukuman gue karna udah berani sama gue." Cantika mulai mengancam. "Elo akan tanggung akibatnya , gue bakalan nyingkirin lo dari sekolahan ini."

Lexa hanya tersenyum sinis , dengan santai Lexapun berkata , "Gue yang bakalan duluan nyingkirin lo sebelum lo dinyatakan lulus dari sekolah ini. Dan gue pastiin , elo gak bakalan diterima disekolah manapun. So , gue punya dua pilihan buat lo. Pilihan pertama , gak usah ganggu gue dan elo aman. Kedua , lo keluar sendiri dari sekolah ini atau elo dikeluarkan dengan seribu penyesalan. Elo tinggal pilih aja , simple kan ."

"Elo ngancam gue ?" tanya Cantika.

"Gue gak ngancem lo , gue cuma ngasih elo pilihan aja."

Cantika gak terima dengan apa yang diucapkan Lexa. Ia kembali mengangkat tangannya , lalu mengayunkannya dan... (Plaakkk)

Telapak tangan Cantika mendarat dipipi dengan sempurna . Namun sayang , ia salah sasaran. Yang ia tampar bukan Lexa melainkan Dirgan. Kaget bukan kepalang , Cantika sangat terkejut. Kenapa tiba tiba Dirgan muncul ? Ia tak habis pikir , kalau ia bakalan salah nampar orang. Tamparannyapun lumayan cukup keras . Sampai pipi Dirgan yang putihpun memerah.

Cantika menyesal dengan apa yang tlah dilakukannya terhadap pria yang disukainya. Ia seperti ingin menjerit namun apa daya , karna itu hanya akan membuat dirinya malu. Semua orang tak menyangka kalau Cantika bakal lakuin hal sekejam itu.

Dirgan yang nampak amat sangat geram , hanya bisa menahan amarahnya. Tanganpun sudah ia kepalkan , namun ia urungkan niatnya. Karna bagaimanapun , Cantika tetap perempuan. Cantika merasa takut ketika melihat wajah Dirgan yang terlihat seperti sedang mengumpulkan tenaga untuk membalas perbuatannya. Akan tetapi , faktanya Dirgan masih berada dalam keadaan waras.

"Aduh , gimana ini ? Ah bego , kenapa juga lo nampar siDirgan ?" Pikirnya dalam hati.

"Berani juga lo nampar si Dirgan ." Ketus Jessica. "Kalau emaknya tahu , bisa-bisa elo masuk penjara."

"Heh kupret ! Diam lo !" celetuk Lilly.

"Apa lo ? Dasar babu ." ucapan Jessica menyinggung Lilly yang dikatain babu. Lillypun merasa kesal.

"Mana hape lo ?" tanya Dirgan tiba tiba.

"Hape ? Maksud lo apa ?" Cantika tak mengerti.

"Mana hape lo ?" bentak Dirgan.

"I.. iya ini." Cantika yang awalnya begitu sangar mendadak gugup dan kelihatan banget takut sama Dirgan. Ia berpikir , bahwa Dirgan akan mencatat nomor hapenya dikontak hape dirinya.

Padahal Dirgan hanya ingin menghapus foto dirinya diakun sosmednya Cantika. Kemudian mengembalikan hape tersebut kepada pemiliknya.

"Gue gak suka , kalau ada orang yang memposting foto gue tanpa seijin pemiliknya." ujar Dirgan. "Kalau lo berani mempostingnya lagi , gue pastiin akun lo kena hack."

Kemudian Dirgan pergi sambil menarik tangan Lexa meninggalkan kerumunan orang orang yang melihat kejadian tak enak dipandang dengan diikuti oleh Jessica Bella dan Ikhsan.

Red Devilspun ikutan pergi meninggalkan kelas X.MIPA 1 dan kembali ke kelasnya. Memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya terhadap Lexa. Ia akan membalaskan dendamnya setelah libur panjang usai.

Seiring berjalannya waktu , Porsenipun telah usai dilaksanakan . Dan kelas Lexapun unggul meraih 8 juara dari 10 perlombaan. 3 lomba mendapat juara 1, 2 lomba mendapat juara 2 , dan sisanya juara 3. Kini tiba saatnya pembagian nilai hasil ujian kemaren.

Dan ternyata memang benar , Lexa mendapat peringkat pertama dan menjadi juara umum tahun ini. Dirganpun berhasil merebut posisi kedua dari Ripan Arsenio sang ketua kelas.

Libur sekolahpun telah dimulai. Lexa berencana untuk liburan diBandung sembari mencari kembali keberadaan sang adik yaitu Lexy.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen