App herunterladen
75.86% Caffe Latte With Jae / Chapter 22: Getting Closer

Kapitel 22: Getting Closer

Kulihat Jae menyenderkan tubuhnya di sofa, aku ikutan duduk di samping nya sambil mamandangi lampu jalan di bawah sana.

"huaaa disini nyaman banget" kataku, aku masih takjub dengan pemandangan dibawah sana

"tapii kalo sendiri, ga asik" balas Jae yang juga ikutan memandangi jalanan

Aku hanya diam tidak menjawab apapun

"tapi beruntungnya sekarang uda ada yang nemanin" aku bisa ngerasain kalau Jae saat ini sedang menatap ku.

Please aku tidak mau akward Jae, jangan tatap aku kayak gituuu.

"iya disini bakal ramen anti, ga cuma lo sama gue, tapi dia juga" kataku sambil mengelus perutku yang sudah membesar ini

"hhmm makasih ya ca" katanya

Aku akhirnya menatap Jae balik, aku bisa melihat ketulusan dari sorot matanya, aku bisa merasakan bahwa dia merasa beruntung saat ini.

"gue harap lo ga akan pernah pergi dari tempat ini ca, karena ini yang akan menjadi rumah dan tempat lo berpulang" katanya

"I wish Jae, lo juga ya semoga lo tetap stay disini" balasku

"iya caa, mari sama-sama menyusun rumah yang menjadi impian kita selama ini"

"meskupin pada akhirnya dengan orang berbeda dari ekspektasi kita, tapi mari tetap saling berusa menjadi rumah untuk satu sama lain, mari buat rumah impian kita ca"

Jae menggenggam tangan ku kali ini. Aku hanya bisa mengangguk dan senyum sebagai jawaban.

Aku berharap aku bisa menerima Jae kedepan nya dan begitupun sebaliknya, semoga dia bisa sabar dengan sikap ku nantinya, aku tahu aku belum cukup dewasa untuk hadir sebagai partner hidup seseorang, tapi aku akan berusaha.

***

Dandi dan Brian sedang menyusun barang-barangku ke kamar yang berada di depan studio Jae, iya aku memilih kamar ini karena sangat luas dan aku bisa melihat pemandangan indah dari sini, tadi saat aku pulang dari rumah sakit, mamah papah pulang diantar oleh Dandi.

"ihh caa ini musti di taro sini?" tanya Brian yang sedang sibuk merapikan buku novel ku

"iyaaa awas lecet" kataku memerintah dari tempat duduk ku

Iya aku hanya boleh duduk saja kata Jae, Dandi juga melarangku ikut beres-beres, jadilah aku mandor disini, mengamati dan mengatur mereka bertiga untuk menyusun barang-barangku dengan rapih tanpa kurang apapun. Aku bisa melihat mereka bertiga sangat sibuk hahaha, Dandi sedang menyusun baju-bajuku ke lemari, Jae menyusun sepatu dan peralatan ku yang lainnya sedangkan Brian bertugas menyusun skincare dan novel-novelku.

"ett dah caa skincare lu banyak benar" Brian gerutu

"emang bang, tiap hari beli skincare" Dandi sarkas

Aku bisa melihat Jae tertawa diujung sana

"bang Jae lo siap-siap aja duit habis buat skincare ka ica doang" kata Dandi yang sedang menysun rapih baju kerja ku

"tenang ndi Jae uang nya banyak" kata Brian

"gausa ngadi-ngadi lu Bri" aku melempar tisu yang ada di tangan ku

"caa jangan jalan-jalan ih" omel Jae yang melihatku bangkit dari kursi ku

"tauuu, uda duduk aje ratuu" ledek Brian

"ihh kan gue mau bikin minum buat kalian" kataku

"uda caa gausaa, gaboleh capee, nanti delivery aja" sahut Jae yang sedang menyusun sepatu ketsku

"bang Jae gue mau mekdi" Dandi kegirangan kali ini

"gue juga jee" aku tak kalah girang nya

"gausa aneh-aneh caa, gabole makan junkfood" omel Brian

"yahhh jee" aku merekngek mengadu ke Jae

"iyaa caa jangan dulu ya" kata Jae sabar.

"yauda eskrim aja deh" kataku

"yauda iyaa" kali ini Jae ngalah

****

Akhirnya semua barang-barangku tersusun rapih, tadi Jae memasang lampu tumblr di kamarku yang mempercantik kamarku, wahh nyaman banget spertinya kamar ini nanti. Ada hiasan bunga mati di sudut kamarku, meja rias yang indah serta lemari yang terlihat sangat mewah. Terdapat meja dan rak buku yang menghisai kamarku kali ini. Meja ku penuh dengan peralatan kerjaku, ada laptop dan juga lampu belajar disana.

Lampu tidur berada di samping ranjangku yang dimana tepat berada di bawah jendela. Wahh pokoknya aku akan sangat nyaman banget deh tidur disini.

"huaahh akhirnya kelar juga" Brian merebahkan badan nya di sofa, disusul Dandi disampingnya

"kasiannn ihh kecapean" kataku

Aku memang kasihan tapi mau gimana lagi keadaanku sepertiini, jadi mau gak mau aku hanya bisa menonton mereka bertiga

Jae datang dengan tentengan ditangan nya, tadi dia mengambil pesanan nya.

Mendengar bunyi plastik, Brian dan Dandi langsung bangun dengan semangat. Jae meletakannya diatas meja lalu merebahkan badan nya di samping ku. Sepertinya Jae juga capek banget kali ini, aku jadi tidak tega

"horeeee ayammm" sorak Dandi yang sudah mengeluarkan isi dari plastic MCD tersebut

"burger gue mana?" Brian tidak kalah heboh

"Jae mau ayam atau burger" tanyaku ke Jae yang masih terlihat kecapean

"burger ada deh ca" jawabnya lalu kembali bersandar lelah kesofa

Aku mengambil burger dan membukanya, memberikan saos diatasnya

"nihh makan" kataku

"hhmm makasih" dia bangkit dan duduk dengan benar

"cie-ciee ada yang lagi pacaran" ledek Brian

"apasii gila lo ya" aku sewot ke Brian

Jae hanya tertawa sambil memakan burgernya

"sering-sering dong kek gini" sahut Dandi

"gausa ngadi-ngadi, itu krn Jae lagi cape banget, iya kan Je?" aku melihatnya

Dan dia hanya mengangguk sambil tertawa kecil.

Aku bisa melihat Brian dan Dandi sedang lihat-lihatan, aku tahu mereka sedang meledeki ku. Tapi bodo amat aku ingin menikmati Mcflurry oreo ku kali ini, aku membuka plastiknya dan ternyata ada 5. Hahh?? Buat siapa eskrim sebanyak ini? Brian dan Dandi tidak terlalu suka eskrim, aku tau mereka lebih suka ice coffe mekdi.

"Jae ini eskrim nya banyak banget"

"iya gapapa buat nangti siapa tau ngidam lagi" dia senyum ga jelas

"ihh apasii" aku malu lalu mencubit perut Jae untuk pertama kalinya hahaha

"adu aduuu yang lagi pacaran" ledek Brian lagi

Hmm aku sudah malas memarahi Brian jadi aku hanya memasang senyum tepaksaku ke Brian, yap semua akhirnya tertawa melihatku menyerah dengan ledekan Brian. Aku dapat merasa kebahagiaan disini, ada Dandi adik tecintaku dan juga Brian sahabat tersayangku ndi tempat ini.

Kami menikmati makanan kami, lalu mengobrol dan sesekali aku mencubit Brian kalau dia mulai meledeku lagi. Ruang tamu ini sangat hangat ditambah tawa canda kami, aku tidak tahu bahwa ternyata kami akan sebahagia sekarang. Kenapa dari dulu aku tidak melakukan ini? maksudku tinggal bersama Jae? Aku baru sadar ternyata akan senyaman ini menjadi bagian dari hidup nya, aku bisa melihat senyum bahagianya kali ini. Begitu pun Dandi yang terlihat bahagia, aku tahu dia akan selalu bahagia melihat ku tersenyum seperti sekarang ini.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C22
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen