App herunterladen
79.31% Caffe Latte With Jae / Chapter 23: Day 1 with Him

Kapitel 23: Day 1 with Him

Setelah Dandi dan Brian berpamitan, tinggalah aku dan Jae di rumah baruku ini hahaha, Jae sudah tepar di sofa dia spertinya kecapean habis beres-beres tadi jadi hanya aku yang mengantar Brian dan Dandi kedepan lift.

"Jaee mandi dulu sana baru tidur" kataku membangunkan nya

"huaa jam berapa ini?" tanya nya sambil mengusap mukanya yang terlihat sangat kecapean

"jam 9, mandi sana" kataku sambil membereskan sisa makanan mekdi tadi

"ihh uda ca gue aja, lu tidur aja sana" katanya sambil mengambil kantong plastik yang ku pegang

"gapapa Je, kasian lu kecapean" kataku

"uda duduk ajaa, atau ga tidur caa"

"inget kata dokter harus istirahat gaboleh cape" lanjutnya sambil membereskan meja

"umm Jae gue boleh makan eskrim lagi ga?" aku bertanya sangat pelan, takut diomeli hehe

Dia melihatku sebentar lalu senyum

"yaampun caa ada-ada aja, gaboleh makan es ini uda malam, jangan ya" dia jongkok di depan ku

"yahh tapi mau makan je" aku memohon

"caa denger, nanti masuk angin ca, mending gue bikini susu aja ya" katanya sambil memegang kedua pudak ku lalu menatap ku lurus

Hhh hampir saja jantung ku meledak, aku tuh gakuat kalau Jae begini, berada tepat didepanku, memegang kedua pundak ku dengan kedua tangan nya lalu menatapku lekat. Aku takut jantung ku akan meledak jadi bunga-bunga. Mata Jae itu kayak ada jimat nya jadi begitu mata kami bertemu, aku pasti deg-degan setangah mati.

"hmm yauda dehh" aku mempoutkan bibirku sebagai tanda kesedihanku karena tidak boleh makan eskrim huhuhu

"caa bukan nya ga boleh, tapi ini uda malam" dia masih menatapku tapi aku melihat kearah lain karena takut degup jantung ku semakin kencang

"caa liat gue" katanya akhirnya karena dari tadi aku hanya memainkan jariku

"iya iya engga" kataku lalu menatap nya balik

Tuhhkan jantungku mulai tidak sehattt

"caa sabar ya, nanti kalau dia sudah lahir, ica boleh makan apa aja" katatanya sambil mengusap pucuk kepalaku

God! Jae please don't do this right now, please aku ngeliat kamu senyum aja rasanya udah mau kabur aja biar kamu gata kalau jantungku gak sehat apalagi kamu begini

"iya iyaa" kataku akhirnya lalu membalas senyum nya

Jae duduk disebelahku akhirnya

"caa gue baru sadar kayanya lo gendutan ya"

"Awwhh" Jae kesakitan karena seteah mengatakan hal tadi aku langsung menyubit perut nya hahaha

"rese yaa, gue ga gendutann" ku ubah suaraku seperti suara orang ngambek hahaha

Aku juga tidak tahu aku jadi suka bercanda seperti ini dengan Jae, aku suka nyubit perut dia alu melihat mukanya menahan sakit, eh tapi aku tau Jae hanya pura-pura kesakitan karena aku juga nyubitnya pake hati

"ihh gendutan tau caa, liat ni mukanya jd chubby" katanya sambil mencubit pelan pipiku

"awas aja" aku menatapnya tajam

"iya caa engga, ampun ampunn" katanya yang melihat aku mengambil bantal sofa hahaha

Aku sudah bersiap memukul Jae tapi ternyata gagal karena dia sudah menahan tangan ku dengan tanganya. Kemudian dia melepaskan bantal tersebut dari tangan ku lalu menautkan jarinya dengan jariku. Dia menggenggam tanganku lalu senyum kearahku

Please Jae kamu ga akan aneh-aneh kan?? Aku takut jantungku meledak benerann, please jangan tatap aku seperti ini.

Kemudian dia mengelus tanganku dengan jempolnya, masih dengan senyuman nya dia mentapaku teduh, sangat nyaman dan tenang.

"caa ayo kita mulai hidup baru ini sama-sama" katanya

"hmm I'll try Jae" kataku sambil senyum

Dia memajukan sedikit badan nya, dengan senyum dan matanya yang mengunci mataku kali ini. Aku tidak bisa bergerak. Dia semakin dekat, wajahku dan wajah nya hampir tidak ada jarak kali ini, matanya masih mengunci pandanganku dan tentu saja dengan senyum di sudut bibirnya yang tidak ia lepas sedari tadi. Aku bahkan sudah bisa mencium aroma coklat mint dari tubuh Jae

Deggg

"tuhh kan kan ica gendutan" katanya mencubit pipiku pelan

Hampirrr sajaa hhhh aku akhirnya tertawa melihat muka Jae yang sepertinya sangat gemas dengan pipi ku ini

"caa kok muka lo merah" katanya

"iyalah lo cubit" kataku bohong, muka ku merah pasti karena deg-degan tadi

"ahh sebelum gue cubit juga uda merah" ledek nya lalu bangkit dari tempat duduk na dan membereskan meja kembali

"ihh rese" aku bangkit dari duduk ku

"uda duduk ajaa, jangan bandel" katanya dan akhirnya aku menurut saja

Jae pergi kedapur membuang sampah tadi

"caa susunya nanti ya, mau mandi dulu" katanya

"oke"

Aku bisa melihat punggung Jae dari sini, dia menuju kamarnya. Iya di kamar Jae ada kamar mandi dam dikamarku juga ada kok. Membayangkan kejadian barusan, aku jadi malu sendiri. Aku penasaran semerah apa tadi mukaku hahahah. Jae emang paling bisa membuatku tak berkutik, harus ku akui saat pertama kali melihatnya dulu dikantor, aku langsung akui bahwa dia memang ganteng. Ia Jae menurutku cakep, tapi bukan berarti aku suka padanya waktu itu, aku masih dengan Rey pada saat itu dan dia juga bersama Alice.

***

Aku merasa bersyukur untuk semua kejadian hari ini, aku dan Jae akhirnya bisa sedekat tadi. Kami bahkan bercanda didepan Dandi dan Brian, dan kejadian tadi. Aku harus akui kejadian tadi menandakan bahwa sebenarnya Jae sudah menerimaku dari awal makanya dia tidak canggung lagi, aku nya saja yang kadang canggung hahaha. Aku pasti akan terbiasa dengan sikap Jae, karena aku akan melihat dan menunggunya dirumah ini. aku akan menerima sikap jahilnya mungkin setiap hari, karena Jae itu jahil banget melebihi Brian, tadi saja dia meledekku kan hahaha.

"caa mau rasa apa" katanya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk

Kali ini ia hanya mengenakan celana rumahan dan kaos yang kegedean hahaha, tetap dia masih cakep apalagi dengan rambut basahnya

"vanilla aja" kataku mengikuti dia ke dapur

"hmm oke okee"

Kulihat Jae menyendokan susunya ke gelas, what?? Kok dia bikin 5 sendok?? Apa gak kebanyakan? Hmm

"Jae kok banyak banget" aku protes dari kursi ku

"emang harusnya berapa ca?" tanya nya

"3 aja cukup" kataku

"yauda bentar" dia membuang susu yang ia takarin tadi

"ihh kok dibuang??" aku ngomel

"iyaa biar ditakarin lagi" katanya tanpa dosa

"ihh harusnya ga dibuang, balikin aja tadinya 2 sendok" protesku

"iya ca uda iya maap" katanya bersalah

"baru sehari loh ca bareng, ngomelnya uda berapa kali tuh" dia meledek ku dengan senyum ga jelas

"ihh apasih" aku malu karena dari nada Jae itu seperti seorang istri mengomeli suaminya hahaha

"gapapa gue suka kok diomeli sama wifie" katanya menggodaku

"ihh apasihh, cepetan mana susunya? Mau tidur" kataku

Aku yakin banget muka ku kali ini sudah merah seperti udang rebus. Aku juga gak tau kenapa aku nyaman banget berada di dekat Jae kali ini. aku suka semua bercandaan dia, dan aku sennag saat dia menatapku. Apakah ini kemauan si baby? Hmm

Tidak biasanya aku mau mengobrol atau bercanda lama-lama dengan Jae, bahkan aku kadang menghindar suapaya kami tidak ada di obrolan yang serius.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C23
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen