"..."
Ekspresi lembut Huo Yunting sedikit demi sedikit mulai retak, dan dengan ekspresi yang tidak tertawa dia menatap Lu Zhaoyang untuk waktu yang lama. Dia lalu mencium bibir Lu Zhaoyang secara tiba-tiba, dia langsung menekannya hingga Lu Zhaoyang berada di bawah, menanggalkan pakaiannya dengan cepat sampai tubuh Lu Zhaoyang yang sempurna, yang tertutup oleh rok ketat, telanjang.
Lu Zhaoyang yang mabuk lebih patuh dan antusias daripada sebelumnya.
Lu Zhaoyang malah yang berinisiatif untuk mengaitkan lengannya ke leher Huo Yunting, tubuhnya yang penuh pesona, walau dia merasa sakit dan tidak nyaman karena masih mabuk, Luo Zhaoyang tetap menggerakkan tubuhnya dengan liar, merangsang pria itu agar lebih heboh.
Beberapa saat sebelum Huo Yunting siap untuk memulai 'permainannya', Lu Zhaoyang tiba-tiba bangun dan muntah di samping tempat tidur.
"Hoekkk——"
Wajah Huo Yunting langsung berubah, dia melihat Lu Zhaoyang meludah, lalu berbaring di ranjang dan tidur! Tertidur! Iya, dia tertidur!
Huo Yunting menunduk ke bawah ke arah 'temannya' yang bernafsu, lalu dia melihat pada wanita yang sedang tidur nyenyak. Dia berharap bisa mencekiknya sampai mati!
Tiba-tiba dipaksa berhenti rasanya tidak begitu menyenangkan.
Huo Yunting menatap wajah Lu Zhaoyang yang tertidur dengan wajah gelapnya, dan mengangkat area pandangannya. Dia tidak bangun dengan linglung. Huo Yunting lalu berdiri dan mandi air dingin, akhirnya dia bisa mematikan nafsunya yang membara.
Kembali ke kamar tidurnya, Huo Yunting menelepon dan memerintahkan orang untuk membersihkan kamar tidurnya, kemudian dia sendiri menggendong Lu Zhaoyang ke kamar tamu.
Lu Zhaoyang bersandar di pelukannya Huo Yunting, alis matanya lebih damai dari sebelumnya dan mulutnya masih menyimpan senyumannya yang ringan, sama sekali berbeda dari wajah tidurnya yang berkerut sebelumnya.
Huo Yunting membantu Lu Zhaoyang merapikan rambutnya ke belakang telinganya, dan pandangan yang kompleks terlihat di matanya.
Tiba-tiba, Lu Zhaoyang tidak tahu apa yang dia mimpikan; napasnya berubah pendek, ekspresinya ketakutan, dan mulutnya bergumam seperti mimpi.
"Tidak, jangan bunuh dia! Aku ... Takut ..."
Huo Yunting tertegun, dia melihat Lu Zhaoyang bercucuran keringat, dan seluruh wajahnya berkerut. Kulitnya sesaat berubah menjadi pucat.
Huo Yunting mengeluarkan ponselnya dan menekan nomor dua kali. Huo Yunting tidak tahu kenapa, Huo Yunting menelepon ke Huo Li seolah-olah Huo Yunting sedang kesakitan.
"Apakah orangnya mati?"
Suara Huo Li terdengar bersemangat tapi terdengar dicampur dengan beberapa suara aneh, seperti jeritan lemah seorang pria yang memohon pengampunan.
"Belum mati kak, masih ada napasnya."
"Biarkan dia pergi."
"Apa? Tidak salah ngomong?"
Huo Li menduga bahwa kakak Ting sedang demam dan merasa sangat tidak enak badan dan mengatakan, "Aku barusan saja mendapatkan sebuah mainan dengan susah payah. Baru aku mainkan dia sebentar tapi kakak sudah tidak memberikanku waktu untuk bermain dengannya lagi. Kak, kamu memang sangat kejam. Tapi siapa suruh Anda adalah pahlawanku yang bijaksana dan banyak akal …. Bos apakah kamu tertidur?"
Pang.
Huo Yunting langsung mematikan teleponnya.
Huo Yunting mematikan lampu, tidak melihat ke arah Lu Zhaoyang, lalu menggunakan ujung jarinya yang sejuk menghapus air mata yang di ujung mata Lu Zhaoyang secara akurat.
...
Keesokan harinya, Lu Zhaoyang membuka matanya dan melihat kulitnyayang putih. Dia terheran tanpa sadar sesaat, lalu dengan sadar mengelus-elus kulitnya sebentar. Detik berikutnya, suara yang familiar datang dari kepalanya.
"Pagi-pagi sekali, kamu sudah begitu antusias."
Punggung Lu Zhaoyang segera merinding, dan dia perlahan bergerak ke samping tempat tidur. Ketika Lu Zhaoyang belum sempat bergerak jauh, Huo Yunting merentangkan lengan panjangnya dan merangkul seluruh tubuh Lu Zhaoyang dalam pelukannya. Napas hangat berhembus ke telinga Lu Zhaoyang, iramanya begitu seksi yang dapat membuat hati orang gatal.
"Kamu begitu inisiatif dan antusias tadi malam."
"..."
Lu Zhaoyang melihat pandangan Huo Yunting yang tertawa, lalu dalam benaknya terlintas gambar-gambar dari ingatan yang memalukan.
Lu Zhaoyang sedikit malu dan sedikit marah, jadi dia mengambil napas dalam-dalam dan bertanya sambil tersenyum, "Aku memang begitu inisiatif dan antusias, tapi mengapa kamu tidak ada reaksinya sama sekali? Apakah kamu sudah tidak mampu?"