Di grup Lei Ting ini, terdapat dua belas sekretaris yang bekerja dalam Kantor Sekretaris. Melihat sosok Lu Zhaoyang meninggalkan ruangan tersebut, beberapa di antara mereka ada yang tidak sabar untuk tidak bergosip, " Hei, hei perhatikan sosok Sekretaris Lu. Badannya begitu seksi namun dia tidak bisa menjaga penampilannya, dia terlihat seperti perawan tua."
Sekretaris cantik lainnya langsung teringat dengan bentuk tubuh Lu Zhaoyang yang bahenol, dia lalu mengeluh dengan nada yang masam, "Masih perawan? Orang lain mungkin tidak tahu, tapi masa kamu belum menyadarinya? Bagaimana mungkin Lu Zhaoyang bisa menjadi asisten khusus presiden? Bukankah karena Lu Zhaoyang tidur dengan presiden?"
"Ssttt, jangan sembarangan bicara, Sekretaris Lu adalah senior.... "
"Coba kita tarik mundur lebih jauh lagi, lain kali kamu bisa perhatikan sendiri. Waktu Lu Zhaoyang pergi ke ruangan presiden setiap beberapa hari sekali, pasti ada sehari di mana Lu Zhaoyang tidak keluar. Bukankah sudah jelas apa yang mereka lakukan?"
"Lihat kecemburuan yang kamu tunjukan sekarang, bahkan kalau memang kenyataannya begitu, aku pikir kamu hanya cemburu pada fakta Sekretaris Lu ada hubungan dengan presiden."
Huo Yunting adalah pria lajang paling populer di daftar orang terkaya sedunia tahun ini. Dia kaya dan tampan; barisan wanita yang mengaguminya bahkan dapat mengelilingi dunia beberapa kali.
Karena dia telah pergi duluan, Lu Zhaoyang sendiri tidak tahu bahwa dirinya menjadi topik pembicaraan orang. Lu Zhaoyang sibuk bekerja seharian, setelah membereskan semuanya, dia pun absen pulang. Tanpa terasa, waktu sudah menunjukan jam setengah sebelas malam; kebanyakan karyawan perusahaan ini sudah pulang. Lu Zhaoyang berdiri sendirian di tengah cuaca dingin sambil membungkus erat-erat dirinya dengan jaket. Ketika dia berjalan sampai ke pinggir jalan untuk memanggil taksi, sebuah mobil Rolls Royce berwarna hitam berhenti di depannya.
Tak lama kemudian, jendela mobil perlahan terbuka, memperlihatkan secara jelas setengah sisi dari sebuah wajah seorang pria; dengan sikap yang kekanak-kanakan dan malas, dia nampak sedang mengemut sebutir permen mint.
"Naik mobil"
Lu Zhaoyang dengan tenang menurunkan pandangannya, lalu menolak ajakan Huo Yunting dengan suara rendah, " Saya bisa kembali sendiri dengan kendaraan lain."
Jika terlihat oleh orang lain, Lu Zhaoyang tidak tahu bagaimana dirinya dapat menjelaskannya.
Huo Yunting mengerutkan keningnya dengan tidak sabar, dan dengan nada suaranya yang dibumbui sedikit nada perintah dia lalu mengatakan, " Jangan membuatku mengulanginya lagi untuk kedua kalinya."
Lu Zhaoyang dengan sedih menyadari bahwa penolakannya ini sepertinya tidak akan begitu berguna apabila berhadapan dengan Huo Yunting. Lu Zhaoyang lalu menarik napas dalam-dalam, membuka pintu mobil tersebut lalu duduk di belakang.
Setengah jam kemudian, mobil telah melaju hingga ke area villa paling mewah di Kota Jing dan berhenti di depan sebuah villa yang bernuansa eropa.
Lu Zhaoyang lalu keluar dari mobil, sama seperti dirinya apabila saat bekerja, berdiri di samping mobil dengan posisi tegak sambil menunggu dengan hormat Huo Yunting keluar dari mobil. Namun, Huo Yunting belum mematikan mobilnya, malah dia membungkuk untuk mengambil sesuatu, dan melemparkannya ke luar jendela.
"Cari tempat untuk menyimpan ini."
Lu Zhaoyang dengan refleks menangkapnya. Ketika dia melihat tiga kata besar berwarna emas yang bertuliskan " akte pernikahan" di atas sampul merah, Lu Zhaoyang tiba-tiba langsung sesak napas, beberapa saat kemudian dengan suara serak dia mengatakan, " Aku sudah tahu."
Buku kecil ini adalah alat pengingat bagi Lu Zhaoyang setiap saat, mengingatkan bahwa dia dan Huo Yunting sudah menikah.
Lu Zhaoyang tidak hanya bawahannya Huo Yunting di tempat kerja, dia juga istri sahnya dalam hukum, dan terlebih lagi dia....
Hubungan mereka sangat rumit sehingga sulit dikatakan.
Siku Huo Yunting bersandar di sisi jendela mobil, dengan dagunya yang bersandar di tangannya, dia menatap mukanya Lu Zhaoyang yang pucat sekaligus pandangan matanya yang tanpa sadar mulai menjadi gelap. Huo Yunting malah tersenyum aneh, lalu mencoba menggoda istrinya itu, "Apa yang kamu sedang kamu pikirkan? Apakah kamu sedang mengingat-ingat kembali momen kebahagian ketika kita mendapatkan akte pernikahan itu?"
"..."
Bahagia ?
Aku telah dipaksa menikahimu, memangnya mimpi buruk semacam ini layak untuk diingat?
Tanpa menunggu jawaban dari Lu Zhaoyang, Huo Yunting langsung melanjutkan omongannya yang penuh dengan minat,"Jika kamu belum puas, kita bisa bercerai lalu menikah lagi. Aku berjanji, tidak peduli aku menikah berapa kali, pengantin perempuanku setiap kalinya adalah kamu Lu Zhaoyang. Sayangku, apakah kamu sangat terharu?"
Setelah Lu Zhaoyang mendengar kata-kata Huo Yunting ini, dia menjadi marah. Melihat senyuman nakal pria ini, Lu Zhaoyang berharap dalam hati bahwa dia sangat ingin merobek topengnya yang munafik itu.