App herunterladen
32.69% Black White Side / Chapter 17: Sisi Lain

Kapitel 17: Sisi Lain

" Apa si yang kalian katakan. Aku ingin naik bus.... Aku capek berjalan kaki"

" Biar aku gendong saja" Kata Jeclyn

" Aku tak mau di gendong dengan wanita. Weks..... pokok nya naik bus" Sambil mengeluarkan lidah mengejek Jeclyn sedang kan si Albert malah tertawa melihat Jeclyn di ejek adik nya yang berusia 7 tahun itu.Sungguh menyebal kan adik ku ini , mengejek ku di depan nya dan sekarang aku di tertawakan.

"Ya sudah aku dukung saja. Kalau di gendong akan Nampak seperti anak kecil. Kalau didukung kau terlihat lebih dewasa"

Albert memutar tas nya kedepan dan menundukan badan agar Declyn gampang untuk menaiki tubuh nya. Jeclyn benar-benar melihat dengan saksama si Albert melakukan hal itu. Ternyata dia sayang dengan anak kecil . raut wajah nya pun berubah sedikit lebih lembut,tapi apa aura dingin nya tak membuat dedek ku ini merinding disko ya? Aku yang jarak nya agak jauh saja bisa merasakan nya

" Apa yang kaulihat? Kau tak mau jalan? Kenapa masih diam di sana?" " Ah...,iya"

" Declyn..., apa kakak mu itu memang selalu aneh? " Berbisik dengan Declyn " Hm...kayak nya si begitu"

" Biar aku bawakan tas mu Albert"

Aku berjalan mendekati nya dan berhenti tepat di depan nya benar-benar di depan nya tapi tetap saja aku bisa meerasakan dingin nya yang lebih menusuk sangat menusuk dengan cepat aku mengambil tas nya dan menjauh. Karena penasaran aku berniat berbisik dengan Declyn

" Declyn, apa kau tak merasakan dingin dari badan nya" Berbisik di telingga Declyn

" Hangat kok , coba saja kau sentuh"

Deg deg jantung ini berbunyi dengan kuat ingin sekali aku memengang bahu nya tangan ku sendiri sudah mendekat di bahu nya dan aku masih bisa merasakan dingin nya aura yang terancarkan. Tangan ku semakin mendekat. Glek.., aku menelan air ludah ku. Tiba-tiba saja Albert menghadap beleakang segera aku menarik tangan ku yang hampir menyentuh bahu nya.

" Ah..., ayo kita makan eskrim di sekitar sini ada toko yang eskrim nya enak"

" Asyik..., makan eskrim."

" Tapi kau harus diam-diam jangan beritahu mama" Sambil mengedip kan sebelah mata nya ke arah Declyn dan Albert melihat langsung kearah Jeclyn yang mengedip kan mata dan tersenyum lebar

"Aduh.. duh..mata ku kelilipan. Apa yang kau senyumkan?" Jeclyn salah tingkah begitu di lihat Albert, berpura-pura kelilipan

" Kau manis setelah makin lama aku melihat mu. Terutama waktu kau mengedip kan mata"

Tunggu dia memuji ku? muka ku panas sekali dengan cepat aku berjalan menuju toko dan dari taman aku dengar pembicaraan beberapa orang

" coba lihat pasangan yang menggunakan seragam sekolah itu romantic sekali. Apa mereka sudah menikah? Lihat yang cowok mengendong anak dan yang wanita memengang tas nya. Benar-benar romantic. Apa mereka MBA? "

Tunggu dulu dari mana kalian romantisnya. Sama sekali bukan romantic aku ini tawanan nya ,untung saja ada adik ku kalau tidak pasti gawat aku entah di apakan nya, apa- apaan MBA. Menyentuh nya saja tak bisa

" Kenapa muka mu merah?"

" Karena di luar panas sekali , ayo cepat masuk. Aku ingin memakan eskrim, melumerkan panas dengan eskrim"

Aku mencari meja yang kosong dan menduduki bangku kosong dan langsung membuka menu. Aku sudah tak sabar memakan nya , si Albert duduk di samping Declyn yang duduk tepat didepan ku.

Dengan perlahan aku memasukan sedok pertama dan menikmati lumeran nya di dalam mulut sambil memperhatikan Albert yang memakan nya dengan cepat. Dasar tak bisa menikmati eskrim, tapikan dia saja sudah dingin pantas saja dia tak bisa menikmati dingin nya eskrim. Tanpa aku sadari aku sudah tersenyum-senyum sendiri

" Apa MBA itu? Tadi aku mendengar nya di taman yang kita lewati"

Langsung dengan cepat nya eskrim yang di mulut ku keluar sangking kaget nya,berarti mereka berdua juga mendengar apa yang di katakan ditaman? Ya...,ampun aku benar-benar tidak menduga mereka mendengar juga. Bukan itu yang penting tapi bagaimana menjelaskan kepada adik ku ini

" Mandi bagai ayam. Ya..., itu singkatan mandi bagai ayam"

Terdengar suara tawa yang di tahan dari arah Albert dan aku langsung memandang nya dia asyik menahan tawa dan memakan eskrim nya pura-pura tak tahu. Bukan nya membantu bagaimana pun kan aku tak bisa menjelas kan nya dengan baik.

Apa Cuma itu yang ada di otak mu jesica? Bodoh sekali mana ada singkatan sejelek itu mandi bagai ayam. Membuat ku ingin tertawa saja, cari ide yang bagus dikit napa? Sudah SMA tapi singkatan yang di karang kayak anak SD saja

" Menikah gara-gara mandi bagai ayam? Apa gak nyambung? Bingung ?"

" Cepat makan es mu atau kau mau membayar sendiri karena banyak bertanya begitu?" tiba-tiba saja aku teringat akan perjalanan kami menuju rumah , apa bisaberbohong kalau ada Declyn. Kenapa dia pakai acara ikut si..., ya.., hari ini harus nya memang jadi tawanan nya. Ah..., aku dapat ide.

" Terimakasih sudah mengantar. Sudah sampai rumah ku" sambil menutup mulut Declyn dan memeluknya kembali dengan kuat

"Owh...,ini rumah mu, jangan lupa lagi jalan rumah mu "

" Dan satu lagi hari ini kau beruntung sekali tapi ingat besok datang lah cepat ke sekolah jika terlambat aku akan menjemput mu" Berbisik si telinga Jeclyn dan Jeclyn Cuma bisa diam dan membisu ditempat

Pagi dengan cepat menjelang, ketukan kamar sudah terdengar , dan tarikan selimut sudah terasa di tempat tidur ku. Terdengar suara bibi membangun kan ku, aku masih ingin tidur, ku tarik selimut ku kali ini lebih tinggi sehingga menutupi semua muka ku, dan terjadi lah tarik menarik selimut dengan bibi

"Nona sudah pagi, cepat lah bangun. Nona kan harus berjalan kaki nanti terlambat"

Tunggu dulu terlambat , kayak nya ada kenangan dengan kata-kata ini deh... bodoh ah!!!! Mau tidur lagi sebentar saja 10 menit lagi. Tiba-tiba Jeclyn teringat kata-kata Albert "jika terlambat aku akan menjemput mu" dengan cepat Jeclyn langsung berdiri di atas ranjang membuat bibi terkejut.

" Jam berapa sekarang bi?" "Hampir jam 7.00"

" Gawat.., apa aku mimpi atau nyata?"Segera mengambil baju dan mandi dengan

segera

Dalam waktu beberapa menit saja Jeclyn sudah keluar kamar mandi, mungkin hanya mandi ayam. Ia berlari mencari adik nya sambil merapikan kera dan memasang kaus kaki di kaki kiri nya dengan tergesa-gesa membuat kaus kaki nya tak terpasang sempurna ada yang pedek sebelah dan ada yang panjang sebelah, bahkan tali sepatu nya pun tak terikat

" Declyn..., Declyn...."

Dengan cemas aku memanggil Declyn berharap cerita tentang si devil dengan aku itu mimpi, dalam mimpi aku menjemput Declyn.., kalau mimpi adikku pasti tidak tau mimpi ku. Cuma adik ku yang bisa buktikan kalau itu semua mimpi

" Ada apa pagi-pagi sudah berisik? Adik mu masih tidur di kamar " Tanya mama ke Jeclyn

" Ada hal penting yang ingin ku tanyakan" Sambil mencomot sepotong roti dan berlari

" Ada apa sebenar nya, dia tampak berantakan kaus kaki yang tak rapi , dasi yang miring, berlari dengan rambut yang tak di sisir sambil membawa tas dan jas.mengigit roti begitu..., kenapa anak ku tak ada yang benar si"

" Bangun Declyn..., cepat bangun.." Sambil memukul pantat Declyn dan menarik selimut nya

"Aku ingin tidur bentar lagi"

" Cepat bangun, aku tak punya waktu banyak lagi" Menarik tangan Declyn hingga membuat declyn terduduk

"Ada apa si?"Dengan wajah polos nya

"Dengar kemarin apa ada seorang laki-laki yang mengantar kita? Dengan tinggi sekitar 180 cm? dengan rambut berantakan , dan wajah yang menyeramkan?"

" Owh...,maksud mu teman mu yang kemarin?"

" Benaran dia mengantar kita ?"

" iya" langsung jatuh di kasur dan tidur kembali mirip vampire

"Kalau Declyn bilang kemarin .....,berarti kejadian kemarin bukan mimpi dan sekarang... huwaaaaaaaaaa!!!!!!"

Setelah asyik bergumam sendiri aku langsung bangkit dari tempat duduk ku, dan langsung berlari cepat sekali keluar rumah dan segera berlari menuju sekolah, aku tidak lagi melihat cermin entah tampang ku berantakan atau tidak, aku pun tidak peduli lagi sambil sekali-kali aku membenarkan tali tas di pundak ku yang sering terjatuh saat berlari.

Sebenar nya kenapa aku di suruh datang ke sini pagi-pagi sekali.., sarapan ku belum benar-benar turun ke perut aku saja sudah berlari –lari begini. Tiupan angin meghembus kearah ku, kuat sekali sambil menahan rok ku dengan ke dua tangan agar tidak tertiup angin , angin ini menerbangkan pasir, debu dan daun kering yang menghalangi pandangan ku.

Padahal aku sudah mendekati gerbang sekolah ku, angin belum juga berhenti bertiup kencang. Aku tetap melanjut kan lari ku , begitu kabut dan tak jelas

" Apa-apaan ini? Aku sedang terburu-buru kenapa alam tidak mendukung ku?hm... siapa itu yang di depan gerbang?" sambil mengosok mata ku untuk membersih kan nya dari pasir dan debu yang masuk

Sosok tak di kenal berdiri di depan gerbang mengenakan seragam sekolah , dengan tangan terlipat di depan dada , angin berhembus mengibarkan jas sekolah yang di gunakan nya. Di tutup kabut putih sosok laki-laki itu berdiri di depan gerbang.

"A...lbert.., si devil!!!!"

"Sedang apa kau? Cepat ke sini , aku sudah bilang jangan terlambat" Teriak albert "Tapi kan aku tidak terlambat?"

Aneh sekali kenapa tiba-tiba kabut dan angin berhenti saat dia berteriak? Bingung sekali ,tadi nya aku kira akan ada badai atau hujan lebat. Sambil mengaruk kepala dan memeringkan kepala ku untuk berpikir bentar

"Apa lagi yang kau lakukan? Ikut aku sekarang" " Kenapa si tidak bisa lihat orang senang sedikit"

"Apa yang kau katakan?"

" aku bilang iya,iya..., aku ikut"

Albert berjalan menuju sebuah ruangan yang aku sendiri tidak pernah melihat nya, tempat itu di tutupi rumput dan dedaunan tapi pintu nya masih terlihat kuat. Sejak kapan ada ruangan ini di sekolah ? letak nya saja jauh dari gedung utama, seperti nya sangat rahasia.

Kenapa dia bisa tau tempat seperti ini? Dia selalu bisa masuk ketempat-tempat yang tidak dapat di masuki oleh orang lain. Tempat ini sangat mencurigakan , apa ini tempat penyiksaan? Tempat para tawanan nya di siksa tanpa di ketahui oleh siapa pun. Dan banyak tulang-tulang korban di simpan di sini, tempat ini kan strategis sekali untuk penyiksaan.

Berpikir begitu membuat ku ingin menanggis , diam-diam mata ku sudah mulai berkaca-kaca. Aku menundukan kepala manyembunyikan mata ku yang berkaca-kaca ini. Aku juga entah kenapa tidak bisa berlari dari tempat ini, apa yang ku pikir kan? Tidak ada cerita seperti itu. Sama sekali tidak ada!!! Tapi walau tidak ada pembunuhan,bagaimana pun aku ini wanita dan dia itu laki-laki di dalam ruangan hanya berdua di ruangan yang tidak di kenal dan tersembunyi. Apa yang bisa di perbuat nya coba? Aku pingin pulang....

" Kenapa kau masih diam begitu? Cepat masuk!!!" Jeclyn masih diam tidak merespon Albert mencoba memanggil kembali

" Hei ...., jesica!!! Kenapa masih berdiri di situ . cepat masuk !!!"

Kali ini Jeclyn merespon dengan mengeleng kan kepala , geram melihat nya langsung saja Albert mendatangi nya dan menarik tangan nya, tapi tarikan nya tak berhasil mengerakan tubuh nya, sekali lagi mencoba menarik nya lebih kuat tetap saja tubuh nya tak bergerak bagai patung yang tertancap di tanah. Anak ini...., kenapa aneh sekali

" Hei...jesica!!! Kau kenapa? Kau tidak membaca mantra kan? " Sambil melambaikan tangan tepat di muka nya

Tidak bereaksi lagi, cukup kesabaran Albert sudah sampai batas nya.dengan cepat Albert mengendong nya di bahunya. Kali ini dia bereaksi , berteriak-teriak dan memukul sekali-kali

" Lepaskan aku !!! apa yang kau lakukan? Tolong-tolong!!!!!" " Berisik tau!!! Jangan teriak dan memukul ku"

" Kalau begitu lepaskan aku.,kalau tidak aku akan berteriak biar orang-orang tau" " Sudah sampai!!!!" Albert menutup pintu ini dengan kaki

"A...apa maumu!!!!"

Jeclyn berbicara sambil berjalan mundur menjauhi nya , tiba-tiba saja jiwa nakal nya muncul. Albert mendekati Jeclyn perlahan, seperti dugaan nya dia pun mundur dengan ketakutan. Albert mengarah kan jalan mundur Jeclyn ke arah dinding terdekat. Youp..., kena!!! Sekarang kau tak bisa lari dari ku lagi pikir nya,diam-diam Albert ingin tertawa melihat muka Jeclyn yang cemas terperangkap antara dinding dan Albert.

Kita lihat apa yang bakal Jeclyn lakuin , Albert mendekat kan muka nya dan meletak kan kedua tangan nya di dinding. Jeclyn memalingkan muka tak berani menatap nya,tubuh Jeclyn bergetar sedikit dan mata nya mulai berkaca-kaca. Albert tidak bermaksud membuat Jeclyn menangis ,dia hanya main-main saja,

" A...apa yang ingin kau lakukan ?"

Hm... siapa yang mengira kalau Jeclyn bakal bertanya begitu saat dia ketakutan bukan main, Albert bermain sebentar dan akan melepas kan wanita aneh ini. Dia hanya ingin lihat apa yang ingin Jeclyn lakukan saja

" Hm..., menurut mu apa yang ingin aku lakukaan padamu? Apa kita perlu bermain dulu"

" Tolong.... Jangan memperkosa aku!!!!"

Gubrak...., seperti di sambar petir di siang bolong. Sangking kaget nya tangan kanan Albert yang tadi nya di dinding langsung terlepas dari pengangan,dan tangan kiri nya menompang badan nya. A....a...apa yang di katakan tadi oleh wanita ini? Pe...per.... Albert bahkan tidak memikir kan itu sedikit pun

"Apa yang kau katakan tadi?pe....pe...pe....rkosa? apa kau gila?"

" Jadi.... Apa mau mu? Membawa ku di tempat gelap dan tempat nya tersembunyi begini kalau bukan untuk itu?"

" Apa tampang ku , tampang mesum ? aku bukan maniak. Dan lagi lihat diri mu!!! Kau sama sekali tidak punya daya tarik. Wanita aneh"

" Tampang mu memang tidak mesum tapi siapa yang tau , kau kan suka melakukan tidakan yang berbahaya. Dan lagi tarik kata-kata mu siapa bilang aku tak punya daya tarik"

"Sudah lah cepat kau bersihkan tempat ini!!!" sambil aku melepar kan sapu ke samping nya

" Aku tidak mau!!!"

" Apa kau bilang? Kau mau melawan ku?"

" Aku tidak mau ,tidak mau. Aku mau ke kelas sekarang"

Wanita ini benar-benar membuat diri nya naik darah dan diri nya benar-benar tak tahu harus menghukum dia apa? Kalau laki-laki mungkin diri nya sudah memukulinya. Mana mungkin memukul nya dia kan wanita.harus nya dari awal diri nya memikir kan hukuman yang cocok.

Ia berdiri dan mengambil tas nya berjalan menuju pintu. Tiba-tiba terdengar suara braaaaak besar sekali. Albert langsung melihat arah suara itu, Jeclyn terjatuh di lantai karena lemparan bola basket yang kuat kearah perut nya. Bola itu berasal dari suara tadi

"Aeychan!!!apa yang kaulakukan di sini?" Tanya Albert yang cukup kaget

"Tentu saja mau ketemu kakak, tumben sekali mainan mu wanita. Itu hukuman nya kalau kau tak menuruti kata kak Albert, dia tidak memukul wanita tapi aku memukul wanita dan pria"

Sakit sekali perut ku , wanita ini sadis sekali. Mereka memang pasagan yang serasi

,lihat saja penampilan wanita itu baju yang tidak rapi , rambut nya model apa itu? Bertindik lebih dari satu di telingga, dia juga bertindih di hidung. Cocok sekali dengan devil , sama- sama suka menindas orang lain , ku rasa hanya wanita ini yang bisa berdekatan dengan si no enam. Aura yang sangat dingin menusuk ke ubun-ubun hanya wanita ini yang bisa mendekati nya

Dia saja dapat merangkul tangan nya dengan Nyaman dan tertawa ,mereka asyik di sana tidak menghiraukan ku. Padahal perut ku sakit sekali, fisik ku dari dulu memang sudah lemah

"Hei...., kenapa masih di situ? Kenapa masih duduk di situ? Cepat bersih kan ruangan ini" kata albert yang berjalan menuju ring basket

"Apa kau tidak dengar apa yang di katakan kak Albert?"

Mata ku tiba-tiba tertuju pada Albert yang sedang bermain basket , tiap gerakan nya , saat dia melempar bola, saat dia melompat terlihat begitu keren..., keringat nya yang terjatuh di wajah nya. Apa yang aku lakukan sekarang ? jangan melihat lagi tapi mata ini tiba-tiba melirik kearah nya terus

ӣ+


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C17
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen