Tanpa sadar aku mengangguk kecil, dia memang galak... untung Maurer tak segalak diri nya. Mereka benar-benar memiliki karakter yang berbeda. Maurer orang yang ramah dan lagi dia bersekolah di sini karena aku. Diam-diam wajah ku menunjukan rona merah yang panas di pipi ku
"Dan kau masih seperti dulu terhadap perempuan" Sidir Albert kepada Maurer
"Kau tau Jeclyn , Albert ini sangat pintar dia juga sangat pintar berkelahi. Dia sangat pintar" Menepuk pundak Albert
"Kau juga sangat baik dan banyak perempuan yang mengejar mu"
Tunggu ada aura apa ini, tiba-tiba merasa di balik kata-kata pujian mereka berdua terdapat persaingang ketat. Bagaikan ada aliran listrik di antara kedua mata mereka , saling menghantam satu sama lain
"Aku dan Albert sudah satu sekolah dari kecil dan lagi papa nya yang punya....." belum sempat Maurer menyelesaikan kata-kata Albert membungkam mulut Maurer dengan roti. Terlihat ekspresi kaget dari Albert saat Maurer mengucap kata yang tak terselesaikan Mereka masih saling menatap seolah lagi berbicara lewat mata
"Jangan kau katakan. Awas saja kalau kau katakan" Kata Albert lewat ekspresi mata, bola mata nya memutar kearah kanan sambil sedikit mengerakan kepala ke kanan
"Kenapa aku tidak boleh mengatakan nya? " Membalas kata-kata mata Albert dengan mengerakan mata ke kiri dan ke kanan
"Apa yang kau mau? Biar kan ini menjadi rahasia kita berdua. Kau mengerti kata-kata ku" Membalas kata-kata Maurer..
"Bagaimana kalau aku tidak mau?" Menantang Albert sambil memain kan bola mata ke atas dan mengerakan kepala nya ke atas sebanyak dua kali
Albert menatap Maurer dengan tajam, mengerut kan alis dan menyipit kan mata. Sesekali gigi nya mengerentak. Mereka berdua menatap dalam-dalam , bukan tatapan jatuh cinta tapi tatapan geram
"Kalian sedang apa? Kenapa saling menatap begitu lama?" Tanya ku bingung dan penasaran apa yang mereka lakukan? Hanya menatap tanpa berbicara
"Kau pasti lapar" Kata Albert pada Maurer
"Papa Albert kenapa?" Tanya Jeclyn mengingat kan kepada mereka
"Sudah waktu nya Jeclyn" Albert menarik tangan Jeclyn
Eh..., waktu nya apa? Kenapa menarik tangan ku. Ku lihat arah jalan kami , seperti nya aku kenal arah jalan ini. Ini mau ke gudang, ini kah waktu nya ke gudang dan membersih kan gudang kembali
"Bersih kan semua dan cuci baju-baju ku yang di bekalakang" Ckrek ...
Sebuah suara terdengar dari arah pintu, Albert mengunci pintu gudang. Jeclyn yang mendengar suara itu langsung terkejut dan melihat ke arah pintu dan Albert terlihat panic
"Ka...Kau... kau... kau...mengunci pintu nya? " Tanya ku makin panic. Ruangan ini jauh dari gedung utama sekolah, dan jarang ada yang melewati jalan ke gudang karena harus melewati semak-semak dan rerumput yang tidak pernah di rapi kan. Ini dunia lain dari sekolah
"Ya..., kau tidak perlu panic begitu. Kalau tidak mengunci nya Maurer dan Aeychan akan datang dan menganggu ku. Kau bereskan saja tugas mu"
Tentu saja aku panic ,kau mengunci nya tiba-tiba. Jeclyn masih mengepel dan membersih kan debu-debu yang melekat pada pengangan tangga. Apa-apaan kata nya itu menyebal kan. Berjalan menuju tempat cucian baju.
Duk.. duk... suara bola basket yang di pantul kan di lantai begitu berirama, sedang kan Jeclyn masih membersih kan dan mencuci baju Albert. Sesekali Jeclyn mencuri melihat ekspresi Albert sekaligus istirahat sejenak dari kegiatan nya. Tiba-tiba suara bola berhenti
"Kau sudah menyelesaiakan tugas mu?" Berhenti memain bola basket dan melihat kearah Jeclyn sambil memengang bola basket nya
"Tinggal sedikit lagi"
"Kesini lah...., kau bisa bermain basket?" sambil mengerakan 3 jari nya memanggil Jeclyn
"Tidak, aku tidak bisa "
"Olahraga apa yang bisa kau main kan?"
"Hm....." apa ya? Basket aku tidak bisa, sepak bola aku selalu diam di tempat, tennis aku selalu tidak bisa memukul nya, badminton juga aku yang selalu tidak dapat memukul. 5 menit berlalu setelah pertanyaan di luntarkan Albert
"Ah..., sudahlah..., kau temani aku main saja. Basket tinggal di lempar ke ring saja" "Owh...." Mengangguk kan kepala dan mencoba melepar dan berkali-kali gagal
"Seperti nya badan mu ini kaku sekali atau otak mu yang lambat" Kesal di buat Jeclyn yang selalu gagal berkali-kali
"Kau selalu bilang otak ku yang lambat. Menyebal kan!!!" aku melempar kan bola basket itu ke lantai dengan kuat dan bola itu memantul kuat
"Auewwwwwww..." Teriak ku dan sial nya bola itu juga memantul kuat dan menghantam muka ku. Bahkan bola juga tidak berpihak kepada ku
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Albert
"Seperti nya hidung ku berdarah.., sakit sekali"
"Kau saja yang bodoh, memantul kan kearah muka sendiri" Memberi kan sapu tangan yang di keluarkan dari kantong , sapu tangan bewarna coklat
"Terimakasih... tapi apa ini bekas?"
"Tidak jadi" Menarik sapu tangan yang di berikan
"Ah..., aku kan Cuma bertanya" Menarik sapu tangan di tangan Albert dan mengelap darah segar yang keluar dari hidung nya
"Perhatikan baik-baik"
Albert berdiri tenggap memenggang bola dan memperangakan sikap tubuh yang benar kepada Jeclyn, saat melempar terletak pada otot kaki dan kekuatan lengan juga teknik melempar. Perpaduan antara teknik kaki dan tangan yang di kombinasi secara bersama agar lemparan menjadi maksimal
"Begini?" Tanya ku sambil memperagakan gerakan nya tadi walau aku juga masih kurang yakin apakah aku menirukan nya dengan benar. Soal olahraga aku tidak begitu pintar
"Bukan begitu" Albert memengang tangan Jeclyn meluruskan nya ke atas dan menekuk kan nya 30 derajat di bagian siku setelah puas memperbaiki sikap tangan Jeclyn ,Albert menendang pelan ke kaki Jeclyn memperbaiki sikap kaki. Albert berdiri tepat di belakang Jeclyn sambil memengang kedua tangan nya ,melocat dan melempar bola ke ring
"Ah..., kau sungguh bodoh!!!! Badan mu begitu kaku , kau harus sering latihan. Bahkan saat melompat tubuh mu kayak vampire yang meloncat kaku"
"Ya , tubuh ku kaku kenapa kau tidak memanggil Aeycahan untuk menamani mu bermain" Kesal ku meledak, dia sudah tau aku tidak pandai bermain kenapa masih mengatai ku bodoh. Sedang kan dia bisa memanggil kekasih nya untuk menamani nya bermain
Albert melempar kan bola basket yang dari tadi dia pengang, dengan santai dia meloncat dan melemparkan bola ke ring dengan jarak yang jauh, tetesan keringat terjatuh saat dia melompat. Bola berputar di ring,menyentuh ring berputar cukup lama dan baru terjatuh ke dalam ring. Jeclyn menatap begitu lama dengan tatapan terkejut sekaligus terpesona dengan kemampuan Albert
Tidak mungkin.., three point. Walau aku tidak begitu tau basket tapi aku tau ini di sebut three point, dia begitu berbeda saat bermain basket begitu keren ....,begitu serius dan keringat yang menetes di wajah nya menembah kan nilai plus untuk diri nya.., apa yang ku pikir kan? Lamunan ku di pecah kan saat suara Albert memanggil ku
"Sekarang giliran mu" Sambil melempar bola kea rah Jeclyn dan berdiri di samping Jeclyn
"Kau ada di dalam kak?"
Aku yang masih memengang bola dan tiba-tiba saja mendengar suara yang berasal dari luar. Albert juga melihat kea rah pintu di mana suara berasal. Tok... tok.. suara ketukan pintu terdengar di sertai dengan suara ganggang pintu yang di putar. Aku mengambil inisiatif untuk memecah kan suasana dengan mengajak bicara Albert
"Kau bilang aku bodoh tapi masih..."
"Ssst..." sambil menutup mulut Jeclyn
Belum selesai aku bicara Albert menutup mulut ku dengan tangan nya yang besar , mungkin dengan satu satu tangan nya bisa meremuk kan kepala ku. Aku masih memperhatikan tangan besar nya yang menempel di wajah ku. Sambil sesekali aku menelan ludah
"Kak buka pintu nya, kau di dalam?" Tanya Aeychan. Coba siapa lagi yang akan memanggil Albert dengan kakak
"Ternyata kau bersebunyi di sini?"
Suara laki-laki ini ..... , Maurer.. suara Maurer. Telapak tangan ku berkeringat karena terlalu lama memengang bola basket di tangan.
Duk.... Duk... Duk....Gawat..., bola basket di tangan ku terlepas karena licin.
Dengan cepat aku melihat kea rah Albert dengan mata sambil sedikit melotot
"Tetap diam"
Albert berbisik di telingga Jeclyn , Jeclyn yang sedikit merasa risih berada dekat dengan Albert berjalan mundur,belum sempat Jeclyn melangkah terlalu jauh tiba-tiba Albert menahan tubuh Jeclyn dengan tangan nya Albert memengang pinggang Jeclyn dari belakang dan mendorong maju ke tubuh nya dengan mulut yang masih di bungkam dengan Albert
Mata ku seketika melotot terkejut dengan apa yang di lakukan Albert. Deg ... deg... deg... suara jantung ini berdetak , muka ku panas.ini terlalau dekat....terlalu dekat ,membuat ku jadi begitu sesak. Ku berani kan diri melihat wajah Albert yang masih mengamati pintu , wajah nya yang begitu dekat dengan ku , aku melihat kearah bibir nya dan turun ke tenggorokan nya. Melihat jakun nya ..., ternyata dia laki-laki...,. Tunggu dulu apa maksud kata-kata ku tadi? Dia laki-laki? Tentu saja dia laki-laki. Ini membuat ku gila
"Seperti nya mereka sudah pergi" Kata Albert sambil melihat ke wajah Jeclyn , Jeclyn menetes kan beberapa keringat. Beberapa saat Albert diam sambil menatap Jeclyn , seketika itu juga mata mereka beradu pandang cukup lama
"Kenapa kau memandangku begitu" Sambil melepas kan tangan nya dari Jeclyn dengan sedikit gugup
"Se... se.. sebaik nya aku ke kelas dulu " Aku berlari meninggalkan Albert , aku berdiri di balik pintu sambil mengatur nafas ku yang tak beraturan dan memengang dada ku yang tadi berdetak kencang