App herunterladen
25% Biarlah Aku Pergi / Chapter 8: Pergi

Kapitel 8: Pergi

Malam setelah pesta membuatku sangat lelah, sejak kedatanganku di Chicago dan menginjakkan lagi di rumah ini rasanya emosiku banyak terkuras habis.

Penolakan orang tuaku hingga kedatangan Chris yang sama sekali tak aku duga sama sekali membuatku harus lelah menghadapi mereka dan kini aku harus menghadapi kenyataan kalau aku akan sering bertemu dengan Chris yang kini berstatus sebagai adik iparku dan dia kini menjerat hidupku dengan bayang - bayang masa lalu.

Hingga sebuah ketukan suara di pintu kamarku terdengar malam itu.

"Natalie, apakah kau sudah tidur? Mom ingin bicara padamu." Suara Mom terdengar dari balik pintu.

Maka setelah aku menghela nafas dalam - dalam, akupun berjalan dan membuka pintu kamar yang kukunci itu.

"Ya, ada apa Mom?" Tanyaku menatap penuh tanya wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik dan anggun diusianya itu.

"Kita harus bicara, Natalie." Ucapnya

serius padaku.

Aku yang cukup terkejut dengan keadaan sempat terdiam beberapa saat, karena ini untuk pertama kalinya Mom mau mengobrol denganku setelah sekian tahun.

"Apakah ada yang penting?" Tanyaku ingin tahu.

"Tentu saja, ini mengenai adikmu, Lindsay" sahut Mom cepat.

Deg!

Seperti yang aku duga sebelumnya, ternyata orang tuaku tak berubah sama sekali.

Mereka selalu mengutamakan Lindsay sejak dulu, bahkan mereka sama sekali tak pernah memahami perasaanku yang juga memiliki hak yang sama.

Jika bukan karena hal tentang Lindsay, mana mungkin Mom dan Dad mau berbicara padaku selama ini?

"Baiklah." Jawabku singkat tanpa ekspresi seraya membuka jalan agar Mom bisa masuk ke dalam kamarku.

Kini Mom duduk di tepi ranjang, ia menatapku dalam - dalam.

"Kau tak banyak berubah selama 6 tahun, Natalie. Kau pun terlihat baik - baik saja sejak kepergianmu dari rumah ini." Ucapnya memulai.

Aku yang duduk tak jauh di sampingnya hanya diam tak bereaksi.

"Seperti yang kau tahu, kami semua sangat kecewa dengan keputusanmu meninggalkan keluargamu sendiri dan memilih hidup sendiri di kota lain." Tambah Mom kembali.

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan Mom?" Tanyaku tak sabar, firasat buruk mulai melingkupi perasaanku saat itu juga.

"Kau, Natalie. Kami harap kau bisa menjaga nama baik Mckent untuk kedua kalinya, karena rasa malu 6 tahun yang kau tinggalkan masih membekas di hati kami semua.

Mom harap, kau bisa menjaga dirimu baik - baik dan tak mengganggu hidup adikmu Lindsay." Ucap Mom yang bagiku tampak sebuah ancaman itu.

"Apa maksud Mom??" Tanyaku dengan dada yang mulai bergemuruh.

"Kami tak suka jika kau mendekati Chris Raven, suami adikmu. Malam ini banyak yang berasumsi buruk karena melihat kedekatan kalian saat acara dansa tadi, dan itu tentu saja tidak baik untuk hubungan Lindsay dan Chris.

Kau tahu kan maksud Mom?

Jadi Mom minta, kau bisa menjaga batasanmu sebagai seorang kakak bagi Lindsay. Karena Chris adalah menantu terbaik yang pernah kami miliki dan dia adalah sumber kebahagiaan adikmu sendiri"

Aku bangkit dari tempat dudukku saat itu juga, semua kata - kata yang Mom katakan bagai tusukan pisau yang menembus jantungku. Sungguh tidak adil!

"Aku tidak seperti itu! Kenapa kalian selalu menyudutkanku dengan segala hal yang tak pernah aku lakukan?!" Protesku kesal.

"Kepercayaan Lindsay padamu selama ini telah memberikanmu banyak ruang dalam keluarga ini dan kami harap kau tak lagi menyalah gunakan kepercayaan yang Lindsay berikan untukmu."

Sungguh aku tak percaya, wanita yang aku sebut sebagai Mom bisa berpikiran seburuk itu pada putrinya sendiri!

"Kalian keterlaluan!! Sampai kapan kalian memperlakukan aku seperti layaknya pengemis di rumah ini? Aku mencintai dan menyayangi Lindsay sebagai adikku dengan tulus tapi kalian tak pernah sedikitpun tulus menyayangiku!" Aku berseru marah dengan mata berkaca - kaca.

"Jaga bicaramu, Natalie!! Kau harus tahu batasanmu! Seharusnya kau bersyukur karena kami masih mau menerimamu di rumah ini setelah apa yang kau lakukan pada keluarga Mckent 6 tahun yang lalu!" Sahut Mom keras seraya bangkit dari tempat duduknya.

"Kalau kalian minta aku pergi dari rumah ini, aku akan pergi sekarang juga. Itu kan yang kalian inginkan? Dan Mom, harus tahu seburuk apapun aku dimata kalian semua keluarga Mckent, aku tak pernah sedikitpun berpikiran merebut suami adikku sendiri!!" Seruku lepas kendali.

"Sekarang, aku minta Mom pergilah dari kamar ini! Akan kupastikan besok kalian tak melihatku lagi di rumah ini" Ucapku serius dengan kedua mataku yang sepenuhnya berkabut.

"Kau seharusnya banyak belajar dari adikmu, Lindsay. Karena sikap keras dan aroganmu itu lah yang membuat kau selalu terlihat buruk di keluarga Mckent!" Ucap Mom sebelum ia berlalu beranjak pergi dari kamarku.

Maka detik itupula setelah aku menutup pintu kamar keras, aku hempaskan diriku di tepi ranjang dengan perasaan hancur dan sakit hati.

Aku menangis sejadi jadinya karena merasa lelah dengan ketidak adilan yang aku alami selama ini dalam hidupku sebagai keluarga Mckent.

Apa artinya aku di mata mereka? Sama sekali tak ada! Sungguh tidak adil, tapi aku bersyukur semua ini telah jelas membuka mata dan hatiku kalau aku memang tak pernah ada sebagai keluarga Mckent.

Keputusanku meninggalkan rumah ini 6 tahun silam sepertinya adalah keputusan yang benar. Karena aku memang lebih baik pergi dan tak ada di mata mereka.

Ya, keputusanku sudah bulat aku akan pergi untuk kedua kalinya dari rumah ini dan dari keluarga Mckent. Lagipula itulah niatku sejak awal, namun aku tak menyangka mereka akan berpikiran buruk mengenaiku dengan menuduhku berniat merebut suami adikku sendiri. Sungguh kejam!

©️©️©️©️©️

Sementara itu di sebuah mansion mewah.

Seorang pria tampan dengan tubuh atletisnya yang mengagumkan dan wajah tampannya yang memikat keluar dari kamar mandi mewah miliknya. Tubuhnya yang terlihat segar karena kena air kini hanya tertutupi handuk sebatas pinggang.

Dengan senyumnya yang memikat, pria itu menghampiri wanita cantik berambut pirang panjang yang hanya mengenakan lingerie warna merah yang menggoda hasrat siapapun yang melihatnya.

"Kau terlihat cantik sayang." Ucap pria itu mencium pipi sang wanita dengan gerakan sensual dan wanita itu hanya tersenyum malu seraya bergelayut manja di dada bidang sang pria.

"Terima kasih Chris, kau pun begitu mengagumkan hingga membuat mataku tak bisa berkedip saat melihatmu." Tutur sang wanita malu.

Ya, ini adalah malam pertama dan malam pengantin pasangan yang baru saja menikah itu, Chris Raven dan Lindsay Mckent yang mulai hari ini telah resmi berganti nama belakang menjadi Raven dan sah sebagai istri Chris Raven.

Lindsay kini tampak bergelayut manja di dada bidang sang suami yang begitu ia cintai itu, dan Chris mengelus lembut rambut sang istri dengan penuh sayang.

"Apa kau tidak lelah, honey?" Tanya Chris perhatian.

"Lumayan, apa kau lelah Chris?" Lindsay balik bertanya seraya menatap lembut sang suami.

"Hmm, hari ini memang melelahkan bagi kita tapi jika kau berada di sampingku rasa lelah itu akan hilang begitu saja, sayang." Sahut Chris dusta.

Ucapan itu tentu saja membuat Lindsay terkekeh senang, dengan berani ia pun mencium bibir sang suami dan mengelus pipinya dengan penuh sayang.

"Kau sangat pintar menggoda Chris Raven!" Ujarnya senang.

"Hmmm, benarkah itu?" Chris bertanya menggoda.

Namun kemesraan itu terhenti saat suara ponsel membuat keduanya terkejut. Ponsel milik Chris dan dengan sigap ia meraihnya, yang tergeletak di meja nakas di samping ranjang.

Sejenak ia melihat siapa penelepon itu di layar ponselnya, dan kedua matanya menyempit saat itu juga. Segera saja ia beranjak dan berdiri dari ranjang, respon itu pun cukup mengejutkan Lindsay.

"Ada apa Chris? Siapa yang menelepon?" Tanya Lindsay ingin tahu.

"Dari Robert asistenku. Aku rasa ada hal penting yang ingin ia sampaikan padaku, sayang. Aku akan mengangkat telepon diluar sebentar ya." Jelasnya pada sang istri dan Lindsay hanya mengangguk tanda mengerti.

Setelah Chris keluar dari kamar dan dirasa cukup aman, ia pun segera mengangkat telepon itu yang sejak tadi tidak berhenti bergetar dengan ekspresi wajah serius.

"Ya, hallo Robert apa ada hal yang penting?"

"Bos, kabar buruk! Nona Natalie sepertinya ingin pergi dari rumah keluarga Mckent! Ia sudah bersiap - siap dan kini ia masih dalam perjalanan, saya masih belum tahu kemana tujuan nona Natalie sekarang." Lapor sebuah suara di sebrang sana dengan nada cukup panik.

"Apa?!! Bagaimana bisa?!

Kau ikuti kemana dia pergi Robert dan setelah itu segera laporkan padaku lokasinya aku akan menyusulmu sekarang juga!" Perintah Chris sebelum mematikan sambungan teleponnya dan kemudian bersiap - siap untuk pergi keluar.

***


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen