"Jadi, lo dateng sebelum gue?" terka Waslam ketika ingat saat dirinya di rumah Wega. Dimana kursi yang ia duduki terasa hangat, dan pertanyaan papanya Wega yang merujuk ada orang sebelum dirinya.
"Iya. Kenapa, lo ir---eh! Lo dateng juga?" tanya Azwan dengan mata yang terbuka lebar, antara kaget dan tak percaya.
"Iya." Waslam mengangguk.
Galaksi yang menjadi pendengar lebih memilih untuk mendengarkan sembari mengetik tugasnya. Setidaknya saat kedua sahabatnya sibuk, ia bisa berleha-leha dan memanasi sahabatnya karena dirinya sudah selesai.
"Hm ... apa yang lo dapet di sana?" kepo Azwan.
"Nggak ada, cuma ngobrol aja. Eh, disuguhi kue lapis sama teh. Lumayan buat ganjel perut," jawab si mata sipit dengan sedikit rawanya di ujung kalimat.
Alis Azwan terangkat sebelah. "Lo nggak dapet kata-kata pedes dari calon mertua gue?" tanyanya sembari mengunyah kue kacang.