App herunterladen
80% Berawal dari SMA / Chapter 28: Risol

Kapitel 28: Risol

Rania sedang tidur bermalas-malasan di kamarnya. Ia masih mengotak-ngatik ponselnya yang tak kunjung berdering. Sejak tadi siang, ia berusaha untuk menghubungi Ali, namun handphone nya tak aktif, dan sampai sekarang Ali masih belum menghubunginya.

Sejak kejadian tawuran tadi siang, Rania belum melihat batang hidung Ali sedikit pun. Dan hal itu pun tentu membuat Rania khawatir, sedangkan orang yang dikhawatirkan malah tak kunjung menghubungi atau sekedar memberi kabar padanya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Rania membuka matanya walaupun sebenarnya ia tidak tertidur. Ia pun segera beranjak dari posisi ternyamannya untuk membuka pintu. Namun sebelum sampai, Renzy sudah membuka pintunya yang selalu dengan tawa cerianya.

"ngapain lo de?" tanya Rania

"di suruh makan sama Bunda" jawab Renzy

Saat Renzy berniat akan kembali, tiba-tiba pikirannya terlintas akan satu hal. Ia pun segera membalikan badan dan menghampiri Rania dengan riangnya.

"Kak, pacar lo kapan ke sini lagi? " tanya Renzy sambil mengangkat-angkat kedua alisnya.

"gak tahu. Lagian ngapain sih lo nanyain dia mulu"

"gue kan udah bilang pengen nanya soal motor"

"gak ada. Gue gak tahu" jawab Rania ketus

"sensi amat sih. Kalau gitu gue minta nomornya dong" pinta Renzy

"gak. Udah sana pergi"

Rania menarik tangan Renzy keluar kemudian menutup pintu kamarnya setelah itu ia langsung bergegas menuju meja makan.

Saat sampai di meja makan pun, Rania masing memasang wajah kusutnya. Randy, ayah, dan bundanya pun terlihat bingung dengan sikap anak perempuan satu-satunya ini. Dan tak lama kemudian, Renzy pun datang menyusul dan duduk di sebelah Rania.

"dek, Rania kenapa? Lo jailin lagi ya? " tanya Rendy

"yey, enggaklah. Dia nya aja yang sensian" jawab Renzy kemudian membawa roti dan mengoleskan selai ke atasnya.

Ayah, Ibu, dan Rendy pun hanya menggelengkan kepala dengan kelakuan Rania dan Renzy yang seperti kucing dan anjing.

Tringg

Suara ponsel Rania berbunyi. Ia pun segera mengeluarkannya di dalam saku celananya.

"Rania, bahkan saat sedang makan seperti ini, kamu membawa handphone? " tanya Natta yang heran dengan anak-anak jaman sekarang.

"maaf Yah. Kalau gitu Rania balik lagi ke kamar ya" ucap Rania lalu beranjak

"lohh.. Emangnya kamu udah makannya?" tanya Ibu

"udah kok bu. Udah kenyang" jawab Rania tanpa menghentikan derap langkahnya.

Saat sampai di kamar, ia pun segera membuka pesan yang belum sempat ia baca tadi. Dan ia pun langsung tersenyum ketika yang memberinya pesan adalah Ali.

-💖💖-

Gue baik-baik aja kok

-Rania-

Kok lo baru bales sih?

Abis dari mana emang?

(send)

-💖💖-

Gue lagi ada urusan tadi

Sorry ya lupa ngabarin

-Rania-

Tp lo gpp kn?

(send)

-💖💖-

Gpp

-Rania-

Syukur deh klw gtu

(send)

-💖💖-

Lo lagi ngapain?

-Rania-

Lagi mikirin lo. Lgian lo jg sih, gw telp gk di angkat. Gw sms gk d bls. Kasih kbar apa susahnya sih?? Gw khawatir tau gkk

(send)

-💖💖-

Iya sorry, gw kn udh minta maaf.

Lo lgi belajar?

-Rania-

Gk

(send)

-💖💖-

Tumben?

Biasanya juga lo rajin

-Rania-

Gue lagi males nih

(send)

-💖💖-

Oh

-Rania-

Oh doang?

(send)

-💖💖-

Ya terus?

-Rania-

Ya apake, masa ohh doang

Kyk gk niat bgt sms an sma gw

Sebel dehhhhh

(send)

-💖💖-

Ya udah sorry.

Terus lo lgi ngapain skrg?

-Rania-

Kok nanya itu lgi sih, kan tadi udah

(send)

-💖💖-

Terus gw harus nanya apa Raniaaaaaaaa

-Rania-

Ya apake terserah lo

Masa harus gw jg yg mikir

(send)

-💖💖-

Ohh oke

-Rania-

Tuhh kan lo nyebelin dehhh

(send)

-💖💖-

Apa lg sih sayangggg

Kali ini Rania mulai tersenyum. Namun ia tetap ingin menjahili kekasihnya itu.

-Rania-

Tau ahhh

(send)

-💖💖-

Apa sih?

Perasaan gw salah mulu

-Rania-

Terserah lo

(send)

Rania masih mencoba menjahili Ali. Padahal sebenarnya ia sudah tidak kesal.

-💖💖-

Ya udh gini deh. Gw punya sesuatu buat lo

-Rania-

Apa?

(send)

Rania hanya menjawab singkat, walaupun jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat penasaran.

-💖💖-

Gw ada di halte dket rumah lo

Lo ke sni aja

-Rania-

Knp gk dteng aja sih ke rumh?

Mls ah gw ke sn

(send)

-💖💖-

Gw lg beli sesuatu nih buat lo

Mau gk?

-Rania-

Sesuatu apa?

(send)

-💖💖-

Ya udh. Mknya cepetan ke sini

Rania melihat jam dinding sekilas.

"masih jam delapan. Gak papa kali ya, sebentar doang kok" ucap Rania dalam hati.

-Rania-

Oke deh:):):)

(send)

Rania segera turun ke bawah. Ia tak mengganti pakaian. Jarak dari rumah ke halte memang cukup dekat sekita sepuluh meteran sehingga Rania tak perlu mengganti pakaian, hanya memakai jaket saja.

Di ruang makan, keluarganya baru saja selesai makan. Dan sang bunda sedang membereskan piring di meja makan yang dibantu oleh kakaknya. Saat Rania berjalan melewati mereka, Dewi sempat bertanya dan Rania hanya menjawab 'ingin keluar sebentar'. Dewi dan Randy sempat bingung dan saling tatap sejenak pasalnya raut wajah Rania terlihat sangat bahagia berbeda dengan saat ia makan sebelumnya. Rania cukup bersyukur karena ayahnya tidak ada di sana, sehingga ia bisa lebih mudah keluar tanpa banyak yang bertanya.

Beberapa menit kemudian, Rania pun telah sampai di tempat tujuan. Rania pun melambaikan tangan pada seseorang yang tengah duduk di atas motor hitamnya. Lelaki bertopi dengan topi hitam itu pun langsung membalas senyuman Rania kemudian turun dari motornya.

"lama banget sih" canda Ali

"lo nya aja yang gak sabaran"

Rania kemudian membuka tangan kanannya lebar sambil tersenyum bermaksud menagih janji Ali padanya.

"apa?" tanya Ali

"gak usah pura-pura deh. Cepet" jawab Rania

Ali menarik napasnya kasar

"giliran gue kasih hadiah aja lo langsung semangat" ucap Ali kemudian memberikan sebungkus risol pedas kesukaannya.

Rania memang selalu menceritakan rasa cintanya pada makanan bernama 'risol'pada Ali. Bahkan beberapa kali, Rania selalu meminta Ali membelikannya, dan hari ini Ali bisa mewujudkan keinginan pacar tersayangnya itu.

Rania menerima risol itu kemudian duduk dengan wajah yang sangat gembira. Ia memakan risol itu dengan sangat lahap dan tak menawari Ali yang membelikannya.

"lo tadi sama siapa pulang?" tanya Ali

Suapan Rania langsung terhenti seketika. Kini ia bingung apakah harus jujur atau tidak.

Saat Rania sedang sibuk dengan lamunannya, Ali mengagetkannya karena Rania tak menjawab pertanyaannya.

"lo kok malah bengong sih" ucap Ali lagi

"hah? Enggak kok. Tadi nanya apa? " tanya Rania gugup

"pulang sama siapa tadi? " Ali mengulangi pertanyaannya lagi

"Rafly. Maaf ya. Tadi gue pulang jam 6. Karena angkot lama gue nebeng deh sama Rafly. Jangan marah yah.. Maaff banget" jawab Rania mencoba untuk jujur

Ali menghembuskan nafas kasar. Raut wajahnya terlihat seperti menahan emosi. Rania pun memohon dengan sangat agar Ali dapat memaklumi kesalahannya.

"gapapa" ucap Ali kemudian

Mata Rania langsung melebar seketika. Ia mengira Ali bakalan emoasi seperti biasanya tetapi kali ini Tuhan memberikannya keajaiban.

"serius?" tanya Rania memastikan

Ali menganggukan kepala sebagai jawabannya.

"beneran?" tanya Rania

"iya" jawab Ali malas

"senyum dong"

"apa sih. Enggak ah. Ngapain" tolak Ali

"ayo dong. Katanya gak marah" bujuk Rania

Ali pun tersenyum walau terpaksa.

"nah.. Gitu dong"

"apa sih"

Rania pun tertawa karena senyuman paksaan dari Ali yang menurutnya sangat lucu dan aneh. Karena melihat tawa Rania yang renyah Ali pun ikut tersenyum lebar.

"tadi lo kemana? " tanya Rania dengyang mulai serius

"ada"

"ya kemana?"

"ada kok"

"lo ikutan yah? " tanya Rania penuh curiga

"enggak"

"boong"

"enggak Rania"

Lima belas menit kemudian setelah Rania menghabiskan risol kesukaannya, ia harus segera pulang karena takut ayahnya akan curiga dan marah. Ali memang merasa kecewa, namun malam yang semakin gelap juga menjadi salah satu alasan mengapa mereka harus berpisah sekarang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

👉Bahagia  itu sederhana.

Jangan lupa kritik dan sarannya agar cerita ini menjadi lebih baik lagi dan supaya saya bisa lebih semangat dalam melanjutkan ceritanya!!!

makasih buat teman-teman yang udah ngeluangin waktunya buat membaca cerita ini!!


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C28
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen