App herunterladen
1.74% BELIEVE IN LOVE / Chapter 5: KEINGINAN BAGAS

Kapitel 5: KEINGINAN BAGAS

Setelah selesai meeting dengan terburu-buru Leo langsung ke luar dari ruangan. Sejak pagi setelah dia menelepon kekasihnya Evelyn, hatinya merasa gelisah. Mungkin rasa rindu penyebabnya karena sudah beberapa hari ini tidak bertemu dengan Evelyn.

"Monika!" panggil Leo.

"Iya Pak," jawab Monika.

Monika yang berjalan di belakang Leo langsung mensejajarkan dirinya dengan Leo.

"Aku ada urusan di luar mungkin tidak kembali lagi ke kantor, kamu urus semuanya. Hasil meeting tadi simpan saja dimeja," perintahnya.

"Baik Pak," jawab Monika sopan.

Setelah mendengar jawaban sekretarisnya, Leo langsung pergi begitu saja. Berjalan dengan tenangnya melewati para karyawan. Tujuannya hanya satu, melepas rindu bertemu kekasihnya.

"Evelyn, tunggu aku," ucapnya di dalam hati.

....

Lamunan Leo yang teringat kejadian 4 tahun yang lalu terhenti ketika mendengar suara pintu diketuk dari luar.

"Pak, ada beberapa berkas yang harus ditandatangan," kata Monika, setelah dipersilakan masuk oleh Leo.

"Simpan saja dimeja nanti aku tandatangan."

Monika meletakkan semua berkas di atas meja lalu kembali ke luar.

Leo sendiri kembali tenggelam dengan banyak dokumen yang harus diperiksa ulang. Masa lalu yang banyak menggoreskan luka dihatinya, dia lupakan dengan pekerjaan.

.....

Di lain tempat di lingkungan Sekolah, dua orang siswi sedang asyik becanda sambil menikmati es krim.

"Kiara, kekasih kamu ke mana? Tumben dari tadi tidak kelihatan batang hidungnya?"

"Diculik kucing!" jawab Kiara sambil menjilati es krim yang hampir mencair.

"Apa?! Kucingnya kuat sampai bisa culik kekasihmu!"

"Ha-ha-ha," Kiara tertawa terbahak.

"Tapi, aku tadi melihat si Bagas ada di belakang perpustakaan dengan geng motornya," lanjut Silvi.

"Aku dari pagi belum lihat Bagas," potong Kiara.

"O ya? Biasanya kalian ini tidak terpisahkan. Masa belum bertemu dari pagi?" tanya Silvi tidak percaya.

"Untuk apa aku bohong?" jawab Kiara.

Tanpa mereka sadari, di belakang mereka sudah berdiri seseorang dengan muka merengut mendengarkan apa yang sedang mereka perbincangkan.

"Hm... Hm..." deham Bagas.

Dua orang yang sedang asyik makan es krim secara bersamaan langsung menoleh ke belakang.

"Bagas!" kata pertama yang ke luar dari bibir mungil merah Kiara setelah tahu siapa yang ada dibelakangnya. "Sejak kapan kamu di belakang?!"

"Sejak diculik kucing!" jawabnya dengan muka cemberut.

"Cuma becanda, jangan di ambil hati.

Ke mana saja kamu?!" tanya Kiara.

Tanpa diminta Bagas langsung duduk di sebelah Kiara. "Tidak kemana-mana. Aku dengar dari teman sekelasmu, kamu kesiangan?" tanyanya.

"Iya, aku harus mengantarkan pesanan kue Ibu ke Pasar. Jika tidak begitu darimana aku bisa Sekolah," jawab Kiara.

"Dimataku, kamu dan Ibumu adalah wanita hebat. Aku bangga punya kamu," Bagas merangkul bahu Kiara yang duduk disebelahnya tanpa mereka sadari dari tadi ada wajah yang cemberut.

"Jadi ceritanya aku jadi obat nyamuk di sini?!" celetuk Silvi dengan bibir yang sudah cemberut. "Aku lebih baik pergi daripada melihat kalian pacaran."

"Jangan pergi Silvi! Temani aku di sini," pinta Kiara.

"Ih Males!! Aku melihat orang yang pacaran!" jawab Silvi ketus langsung pergi dengan kesal.

Kiara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya, sementara Bagas hanya terdiam.

"Kiara, lulus Sekolah mau melanjutkan ke mana?" tanya Bagas.

"Entahlah, aku tidak tahu," jawabnya datar kemudian terdiam menatap kosong ke depan. "Aku tidak berani bermimpi."

"Bukankah kamu ingin menjadi desainer?" tanya Bagas.

"Mimpiku ingin membuat baju-baju cantik agar para perempuan terlihat lebih cantik lagi," kata Kiara.

"Kiara," panggil Bagas pelan meraih jemari lentik Kiara. "Aku ingin kita bersama selamanya. Menghabiskan sisa hidup bersamamu dan anak-anak kita."

"Tentu saja Bagas, itu juga keinginanku," balas Kiara menatap Bagas dengan penuh kasih.

"Berjanjilah padaku, kamu tidak akan meninggalkan aku. Kita akan selalu bersama selamanya," pinta Bagas.

Kiara dan Bagas saling menatap, menyelami hati masing-masing dengan beribu pertanyaan tentang Cinta yang mereka punya, akankah mampu dipertahankan?

Harapan tinggal harapan, jalan hidup manusia penuh dengan misteri. Takdir hidup tidak bisa terjadi sesuai dengan keinginan manusia, semuanya sudah digariskan oleh sang Pencipta.

...

Ditempat lain sang CEO muda, Leonardo Albert Winston pemilik perusahaan besar yang bergerak di segala bidang "Smith Albert Winston" kembali teringat dengan kejadian 4 tahun lalu, disaat dunianya yang penuh kebahagiaan bersama orang terkasih harus hancur dalam sekejap. Cintanya dikhianati di depan matanya sendiri.

Hari itu awal kehancuran dalam hidupnya. Cinta yang dia agungkan justru membuat hidupnya seperti dalam neraka. Pengkhianatan yang mengubah dirinya menjadi seorang pria yang tidak memiliki hati.

Diawali setelah selesai meeting, Leo langsung menemui kekasihnya yang berada Apartemen miliknya. Senyum kebahagiaan tidak pernah lepas dari bibirnya. Melewati Toko bunga, Leo berhenti sebentar untuk membeli setangkai bunga Mawar lalu melanjutkan kembali perjalanannya.

Tak ... tuk ... tak ... tuk ...

Langkah suara sepatu memecah kesunyian gedung sebuah Apartemen. Dengan senyum yang terus tersungging dibibir, Leo dengan mantap melangkahkan kakinya.

Detik demi detik berlalu terasa sangat lambat untuk Leo. Lift yang membawa Leo perlahan naik ke lantai atas. Di dalam lift, Leo merasa ini berjalan sangat lama sekali.

"Evelyn." Hanya nama itu saja yang terus terucap dari bibirnya.

Ke luar dari lift, Leo langsung menuju ke Apartemennya dan tanpa menunggu lama berada di depan pintu, Leo langsung menekan nomor sandi untuk membuka pintu.

Perlahan-lahan Leo masuk tanpa suara untuk memberi kejutan, dilihatnya sekeliling ruangan tidak nampak terlihat kekasihnya.

Leo melihat ruangan yang kotor, banyak makanan sisa berserakan di sofa, lantai dan ada beberapa botol minuman yang sudah kosong berada di atas meja.

"Evelyn, ada apa ini?" tanyanya dalam hati. "Apa dia semalam baru saja mengadakan pesta dengan teman-temannya?!"

Setelah melihat keadaan sekeliling ruangan yang berantakan, Leo melanjutkan langkahnya menuju ke arah kamar utama karena di sana kamarnya Evelyn.

Dengan sedikit menarik napas dan membuangnya perlahan, Leo pelan-pelan membuka pintu kamar dengan tangan kirinya karena tangan kanannya memegang erat buket bunga mawar yang akan diberikan ke Evelyn sebagai kejutan.

Begitu pintu kamar terbuka lebar, harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Nampak di depan mata kepalanya sendiri, wanita yang dia cintai dengan tulus sedang terlelap tidur di atas bahu pria yang sedang bertelanjang dada.

"Evelyn!!!" Teriak Leo dengan wajah yang merah padam menahan amarah.

Bunga yang dari tadi dipegangnya untuk kejutan langsung Leo hempaskan ke lantai. Tanpa menunggu lama, Leo melangkah maju ke sisi tempat tidur dan langsung menarik selimut yang menutupi tubuh Evelyn dan Nathan.

Sreeeet!! Selimut langsung jatuh ke lantai sehingga tubuh keduanya terlihat nyata.

"Wanita jalang!!!" Teriak Leo dengan penuh emosi setelah melihat kondisi tubuh mereka yang tanpa mengenakan pakaian.

Sontak saja Evelyn langsung tersadar dan bangun dari tidurnya, betapa terkejutnya dia melihat kekasihnya berdiri tegak dihadapannya dengan wajah yang penuh amarah.

"Leo," gumamnya terkejut. "Sejak kapan kamu ada disini?" lanjutnya bertanya dengan ekspresi yang mulai ketakutan, apalagi setelah melihat kondisinya yang tanpa memakai pakaian.

"Ada apa, Sayang?" tanya Nathan dengan suara serak ikut terbangun.

"Nathan bangun, Leo ada disini!!" Teriak Evelyn dengan suara panik dan takut.

Begitu mendengar apa yang Evelyn ucapkan, Nathan membuka matanya dan langsung tersadar sepenuhnya setelah melihat Leo berdiri tegak di hadapan mereka dengan kedua tangan yang melipat di dada.

"L-leo, k-kenapa a-ada d-di sini?" tanyanya dengan terbata- bata.

Nathan langsung meraih bantal yang ada disebelahnya untuk menutupi tubuhnya yang tanpa pakaian, hal yang sama pun dilakukan oleh Evelyn.


AUTORENGEDANKEN
lyns_marlyn lyns_marlyn

Jangan lupa tinggalkan komen atau vote disetiap chapter

next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C5
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen