Kapitel 220: HARGA DIRI

Bayu tertawa sinis. "Si Adam pikir dirinya lebih pintar dari kita."

"Habisi saja dia! Berani sekali dia mengusik macan yang sedang tidur. Aku cukup sabar menghadapinya setelah kematian istrinya, karena aku merasa kasihan," kata Leo.

"Tidak semudah itu menghabisi si Adam, tidak sama seperti dulu. Namanya sekarang sudah dikenal banyak orang. Kalau tiba-tiba dia menghilang, semua orang akan curiga. Pasti orang akan langsung menaruh curiga pada kita karena kita satu satunya rival perusahaan dia."

"Bermain cantik, seperti biasa. Kamu itu pandai dalam hal menghilangkan jejak," kata Leo.

"Tunggu waktu yang tepat. Saat ini sasaranku si Evelyn, akan aku buat mereka terpisah. Berani sekali wanita itu menjadikan dirinya musuh kita dan bermaksud untuk menghancurkan kita, padahal dia tidak punya kekuatan apa-apa."

"Wanita itu bermuka dua. Jangan terkecoh dengan wajahnya," kata Leo.

Bayu tersenyum. "Aku tidak terkecoh dengan wajahnya. Bukankah kamu yang terkecoh?"