"Tentu tentu. Kamu jangan khawatir. Calista akan mamah antarkan pulang dengan supir mamah."
"Syukurlah kalau begitu. Sayang, aku pergi dulu."
"Apakah semua baik-baik saja, Darren?" Pria bermata hijau itu berhenti melangkah tepat setelah mendengar pertanyaan sang istri. Calista tidak boleh tahu apa yang terjadi karena Darren tidak ingin pikiran wanita yang sangat dicintainya itu menjadi terbebani. Namun tidak dapat dipungkiri kalau naluri seorang ibu tidak akan bisa disangkal.
"Semua baik-baik saja, sayang. Aku akan menelpon kamu secepatnya." Darren membalik arah kembali menuju Calista dan mencium kening wanita yang masih dilanda rasa penasaran yang teramat sangat. Sebelum diberondong pertanyaan lainnya. Darren bergegas mempercepat langkahnya menuju pintu keluar.