"KALIAN TIDAK TAHU APA-APA! KALIAN HANYA ORANG KAYA YANG TIDAK PERNAH MENDERITA. KALIAN HANYA TAHUNYA MENINDAS ORANG LEMAH SEPERTI AKU!" Hera berteriak sambil menumpahkan rasa sedihnya dengan menangis kencang.
"Menjadi seorang pelakor itu juga keputusan yang kamu buat, bukan desakan dari orang lain. Jadi, kamu nikmati saja hasilnya sekarang. Jangan membuat orang lain menanggung kesalahan yang kamu ciptakan sejak awal." Kali ini Lewis yang menjawab Hera.
Hera menggemeretakkan giginya mendengar jawaban datar dari Lewis. Bahkan sampai detik akhir pun, tidak ada yang memihak dirinya. Kral yang sudah dipegang oleh ayahnya, Darren, membuat Hera tidak punya lagi kartu AS untuk lari dari tempat ini. Namun, tiba-tiba matanya terbelalak senang. Hera bergegas lari menuju kearah kanan dan menarik tangan seorang anak kecil perempuan yang sedang bersembunyi diantara kerumunan orang-orang.
"Aaaaaa,"