"Jenny, hai apa kabar?" Carol dan Jenny pun saling mencium pipi kiri dan kanan. Kedua dokter wanita yang ahli di bidangnya masing-masing itu, awalnya adalah teman satu kampus dan satu alumni. Namun mereka memilih jalur spesialis masing-masing sehingga mulai disibukkan dengan kegiatan yang membuat mereka terpisah cukup lama dan baru bertemu kembali hari ini.
"Aku baik-baik saja. Dimana baby mu? Duh, maaf ya aku belum sempat jenguk. Kamu tahu sendirilah bagaimana kalau sudah ramai pasien." Jenny menatap lirih teman semasa kosannya dulu itu.
"Hahaha, iya iya, aku maklum kok. Oh iya, Kamu masih ingat kan anak kecil yang kesini bareng anakku, Gendhis. Ayah dari anak itu dirawat di ruang khusus karena menderita …"
"Oh itu. Sini, aku tunjukkan kamarnya." Jenny berjalan didepan Carol dan melewati lorong kedua lalu tibalah mereka di sebuah ruangan isolasi yang hanya dihuni oleh satu pasien, yaitu pria yang dianggap ayah oleh Boy.
Jenny dan Carol hanya bisa melihat dari balik kaca kamar.