"Besok pagi kita pulang. Aku sudah menyiapkan semuanya. Sekarang, istirahat dulu." Dave pergi meninggalkan kamar dengan pintu ditutup kasar. Semua orang yang mendengar hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
Dian menangis sesenggukan meratapi nasibnya yang nahas. Ingin rasanya dia menerima semua kenyataan ini dengan berlapang dada, namun di lubuk hatinya yang paling dalam, dia selalu menolak dan ingin menjauhinya. Karena terlalu lama menangis, akhirnya Dian pun tidur kelelahan.
Aroma karbol khas rumah sakit tercium semerbak menyeruak ke indera penciuman wanita yang baru saja mengalami operasi pembersihan rahim karena proses keguguran atau kuret.
"Nyonya, kita pulang sekarang. Dokter sudah mengijinkan nyonya untuk pulang." Samar-samar terdengar suara perempuan yang membuat Dian membuka matanya perlahan.
"Feni …"
"Iya nyonya …"