Donni masih didalam mobil. Menghela napasnya, bersiap-siap untuk memberi penjelasan sebaik mungkin agar tidak melukai wanita yang pernah melahirkan anak untuknya. Pria berambut tebal itu keluar dari mobil dan berjalan mendekati Agnes yang menyatukan kedua tangannya di belakang tubuhnya. Terkadang jari tangannya menyibak rambut yang jatuh di pipinya. Menyadari kehadiran Donni disampingnya, wanita itu memalingkan wajah ke sisi sebelahnya.
Donni melipat kedua tangannya didepan dada.
"Ehem, suasana disini cukup tenang dan nyaman ya." Sesekali Donni melirik ke wajah disebelahnya, demi untuk melihat raut wajah wanitanya yang cemberut ditekuk.
"Huh!" Agnes malas untuk menjawab atau berkata apapun.
"Harus mulai darimana ya aku bercerita. Intinya, dia adalah mantan istri siriku. Aku tidak ingin mengungkit masa lalu. Dia adalah kesalahanku ketika aku tidak bisa mengendalikan nafsu kelelakianku. Maafkan aku …" Donni menunduk memandang pasir yang bertebaran di sepatu pantofelnya.