Malam hari pun tiba.
Warga desa banyak berpesta ria, minum arak bersama-sama dan berdansa untuk meluapkan kegembiraan mereka. Evan sudah menanggalkan zirah besi dan pedang miliknya untuk ditinggal di penginapan tempatnya beristirahat.
Di lehernya, terkalungkan untaian bunga khas yang hanya tumbuh di desa itu saja. Tetua desa yang memberikannya kepada Evan sebagai kenang-kenangan jika pemuda tersebut pernah mengunjungi desa ini.
Bagi Evan, itu hanyalah hal kecil yang tidak akan teringat dalam kenangannya. Tugasnya untuk membasmi seluruh manusia di wilayah iblis merupakan hal yang lebih penting dibandingkan perayaan kecil oleh warga desa ini.
Mereka berkumpul di alun-alun desa, Evan duduk di atas terpal yang disediakan warga desa dengan jamuan makanan khas desa yang terlihat lezat. Mayoritas dari masakan yang tersaji terbuat dari bahan utama hewani, seperti daging dan telur.