App herunterladen
16.66% BALADA SI ANAK KAMPUNG / Chapter 2: BAB 2

Kapitel 2: BAB 2

Paginya  aku bangun agak siang dari biasanya kupikir ini  hari minggu ternyata baru hari rabu

Ayah belum dapat pinjaman.

Jadi aku nggak sekolah hari ini.aku tak boleh masuk  sebelum tunggakan ku lunas.  Jumlah semuanya seratus lima puluh ribu, 

Sekolah di smp  swasta memang cukup menguras kantong ayah,

Aku mencuci muka dan mulai sarapan.ada bubur jagung diatas meja.dan segelas teh tawar.

Ayah sudah pergi dari tadi.

Selesai sarapan. Aku termenung.

Apa yang harus kulakukan ya untuk menghasilkan uang.

Aku harus melakukan sesuatu. Tiba tiba aku teringat kata ayah ,sawo dikebun belakang

udah banyak yang matang.

Aku akan memetiknya.lalu aku jual sama mbak sami ,pedagang buah .

Aku  pun pergi kebelakang rumah.tak lupa ku bawa parang dan karung plastik untuk menampung buah sawo.

Jarak pohon sawo tak begitu jauh dari rumahku hanya  sekitar dua ratus meter.

Hanya ada sebatang pohon sawo di sana.jadi aku dengan mudah menemukannya.

Ku pandang pohon sawo itu dari akar sampai keatas, buahnya sangat lebat.aku  yakin bisa memenuhi karung plastik itu dengan sawo.

Tak mudah memang untuk memetiknya , pohonnya cukup tinggi.belum lagi semut semut api  yang menjadikan pohon itu sebagai sarang mereka.aku pasti akan diserang habis habisan karena telah berani mengusik mereka.

Aku membakar daun kering yang masih ada rantingnya lalu kugosokan kebatang  tempat semut itu lalu lalang.semut semut itu pun bertumbangan jatuh ketanah.

Sekarang mudah bagiku memanjatnya. Terasa enteng bagiku untuk memanjat pohon sawo.  Aku mulai memetik dari cabang yang lebih rendah.

Buah sawo itu besar dan ranum warnanya coklat terang,sawo terbaik dari kampung ini.

sesekali semut itu menyusup ke bajuku dan mengigit punggungku.rasanya perih dan gatal, namun kutahan.

Ada juga yang menggigit leher dan mukaku.

Aku hanya fokus memetik sawo.tanpa mempedulikan gigitan semut ,keringatku mengucur deras,bajuku basah di buatnya.

Menjelang siang aku sudah selesai.

Aku turun dari pohon  lalu kupunguti buah sawo yang berserakan ditanah,sebagian sawo itu tepat masuk kekarung.tapi yang lainnya kubiarkan jatuh dengan rantingnya.

aku  telah menebasnya dengan  parang dimana ranting yang penuh kumpulan buah sawo.

Setelah selesai memungut sawo

Aku istirahat sejenak.

Karung itu penuh beratnya pasti lebih tigapuluh kilo.

Badanku terasa letih,tanganku pegal sekali.aku kehabisan tenaga.

Ku makan beberapa sawo untuk menghilangkan haus dan menambah tenaga.

Ku coba duduk bersandar dipohon .napasku masih tersengal.

Kutarik napas lebih dalam dan mengeluarkannya pelan pelan.terus kulakukan sampai napasku teratur kembali.

Lalu entah kenapa rasa kantuk menyerang dan aku ketiduran,terkulai dibawah pohon sawo.

Ayah  pulang.ia medapati aku tak ada dirumah.

Lalu ia berkeliling sambil memanggil namaku."Bayu kamu dimana."

Ia mendapati aku terkulai di bawah pohon sawo.

"Bayu kamu napa nak"ayah mengguncang tubuhku.

  Ia cemas melihat keadaanku.

Ia terus menyebut namaku.

"Bayu bangun nak kamu knapa"

Aku membuka mata.setelah tubuhku diguncang guncang. "ayah!.' Kataku keheranan.

"Kamu kok tidur disini kamu sakit yu""

Aku menggeleng."aku ndak pa pa yah.aku hanya capek abis panjat pohon lalu aku ketiduran."

"napa ndak tunggu ayah"

"Aku bisa kok sendiri'

"Aku  udah petik semua  ,nih udah sekarung yah.

Sawo ini bisa kita jual ya."

Ayah memelukku.

"Ayah sudah dapat uangnya yu.besok skolah ya.?"

"Ayah pinjam  lagi dari pak darwo.ya"tanyaku curiga.

Darwo adalah seorang rentenir bengis dan serakah.dua tahun lalu ayah harus merelakan sepetak tanahnya untuk melunasi hutang hutangnya,padahal tanah itu adalah warisan orang tuanya.

"Ndak yu ayah pinjam dari pak danang.ayahnya toni temanmu itu.

Dia malah memberi panjar hasil panen kita nanti."

Ayah memperhatikan wajah dan leher ku yang bentol bentol.

"Mukamu napa yu"

"Ndak pa apa. paling digigitin

semut.semutnya banyak yah"jawabku santai.

Ayah mengelus wajahku.ia nampak kuatir.

"Dah aku baik aja jangan cemas gitu".

"Kamu dah makan.?"

aku menggeleng.

" ayah beli ayam goreng nih.kita masuk yok"

Aku mengangguk.perut ku memang terasa lapar.

"Ayah bawa sawo ini dulu  kedapur,abis itu ayah akan gendong kamu".

Ayah mengangkat karung sawo tadi kedalam rumah ,jarak pohon sawo cukup jauh dari rumah kira kira duaratus meter.cukup melelahkan mengangkat karung seberat itu.

Tapi bagi ayah karung seberat  itu seperti mengangkat kapas saja

Lengan nya begitu kekar dan kuat.

"Ayo ,biar ayah gendong"kata ayah setelah balik lagi ketempatku.

Aku kelelahan.

Aku nurut aja digendong.aku merangkul leher ayah.wajahku berhadapan dengan wajah ayah.

Ku pandangi wajah ayah. Ia lelaki ganteng.pipinya di penuhi dengan jambang tipis.kumisnya tebal dan menawan hati setiap orang yang melihatnya.ia seperti aktor yang sering memerankan film laga.

Kulitnya kecoklatan karena sering terbakar sinar matahari.

"Panen nanti  ayah punya banyak uang yu harga gabah sedang bagus,.Kamu mau minta apa yu."tanya ayah sambil jalan .

"Aku ndak minta apa apa yah."

"Kalau mau hape ayah bisa belikan.'

"Nanti aja deh dipikirin.kan belum panen."

Kami sampai dibelakang rumah.

Aku turun dari gendongan ayah lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah mengganti  baju. Aku duduk di meja makan.ayah duluan makan.

"Makan yu .tuh ada ayam goreng."ayah menguyah sepotong tempe.

Ayam goreng adalah kemewahan yang jarang kami dapatkan.

Aku membelah  ayam tadi dan meletakan sebagian dipiring ayah.

Ayah mengangkat tangan."udah abiskan aja ndiri."

Lalu ia letakan kembali ke piringku

"Aku ndak mau ayam ini kalau ayah

juga ndak mau".

"Iya..lah.. ayah makan , memang susah debat  ama kamu". ayah  pun tersenyum.

Aku makan dengan lahap dan nambah sepiring lagi,  ayamnya benar benar enak.

"Hari minggu kita ke kota yu"kata ayah sambil menyalakan sebatang rokok ia,sudah selesai makan.

"Ke kota?  uang  dari mana yah."

"Ada ni"  mengibaskan lima  lembar uang seratus ribuan."

Aku memandang ayah heran.

"Pak danang ngasih panjar hasil panen kita, sisanya selesai panen nanti."

"Ayah mau kesawah lagi yu."ujar ayah setelah merasa cukup istirahat.

Ayah berjalan ke pintu depan.tapi mendadak ia berbalik kearahku.

"Oh iya .sawonya kan harus dibawa

Ke mbok sami kok ayah sampai lupa."ayah terkekeh sendiri

"Mau ikut yu"

"Ndak yah badanku pegal semua.capek!

Aku tidur  aja ya."

"Ya udah "ayah mendekatiku dan mencium keningku."ayah pergi yu"

Aku mengangguk.

Ku rebahkan badanku di atas dipan kayu  yang terletak  ruang tengah .

Hanya ada kasur lusuh diatasnya.

Dan sekejap saja aku sudah terbang ke alam mimpi.

  Sorenya tidurku terganggu lagi.ada sesorang yang memanggilku dan sekarang duduk manis diatas dipanku.

Toni mulanya memanggil ku didepan pintu tapi tak ada jawaban,berkali kali ia ketuk pintu sambil memanggil namaku tapi tetap sunyi.

Pintu kayu  itu terbuka sedikt.jadi ia mencoba masuk dan mendapati diriku masih lelap.ia sudah sering kerumahku.jadi ia tak canggung lagi ada disini.

Sekitar  setengah jam Toni baru membangunkanku.

Aku kaget mendapati toni duduk disisiku."'toni "seruku senang.

aku dan  toni sudah bersahabat sejak kelas 3 SD

"kamu napa yu.?"tanya toni.

Aku menggeleng dan tersenyum.

"Aku ndak liat kamu tadi disekolah,

Kamu sakit ya."

Aku menggeleng lagi.

"Ndak aku ndak enapa napa kok."

Aku tak ingin toni terlibat dengan masalahku.toni  anak orang terkaya dikampungku,kalau aku ngomong dia pasti membantu ,tapi aku tak mau memanfaatkanya,lagian ayah udah dapat uang kok.

" aku bangun kesiangan tadi jadi malas aja bawaanya"

Aku melihat toni bawa sesuatu.

"Bawa apaan tuh." Tanyaku kucoba alihkan perhatiannya.

"Aku kemarin  beli novel bagus," toni  memperlihatkan beberapa novel padaku.

Aku dan toni sama sama senang membaca.

"Wah novelnya pasti asyik"kataku senang."aku boleh pinjam nih."

"Aku memang bawa buat kamu."

Ada tiga novel yang dibawa toni semuanya berbau petualangan.

Aku mengambil sebuah  yang berjudul harry porter terbaru.

Novel itu tebal sekali, mungkin perlu waktu dua minggu untuk menamatkannya.

Toni juga membawa tablet pc, ia memainkan tablet itu sementara aku asyik membaca.

Lagi asyik membaca aku mendengar suara aneh,toni mengeraskan suara tabletnya, untuk memancing minatku.

Aku memandang toni "nonton apaan ton".

Toni memperlihatkan tabletnya padaku.

Aku kaget melihat film yang sedang diputar toni."kok bisa ya".kataku lugu   ada empat lelaki   telanjang saling menghisap penis lalu ada lelaki yang lain sedang memasukkan penisnya  ke lubang pantat lelaki pasangannya.

Aku nggak heran  toni bisa memdapatkan bokep itu.ia anak yang cerdas.ia bisa mendapatkanya dari warnet atau dari laptopnya sendiri.

Aku terperangah.jantungku berdetak lebih kencang,darahku mengalir lebih cepat,sebagian berkumpul masuk  ke penis dan membuat  penisku yang tadinya tidur mengecil,mendadak bangun dan membesar , kini sebesar ketimun ukuran sedang. adegan demi adegan kutonton tanpa melepaskan pandanganku dari layar tablet.

Setahuku hubungan sex hanya dilakukan antara lelaki dan perempuan,antara jantan dan betina aku sering memegoki kucing dan anjing kawin  .

Tapi ini antara lelaki dan lelaki. Sama sama punya penis.

Aku baru tahu kalau lubang pembuangan bisa dipakai buat ngesex.

"Kamu... ton..."kataku jengah."film apaan... nih".

Toni cuma cengengesan,ia tersenyum mesum.

"Bokepnya banyak tuh. Yang anak anak juga ada"kata toni santai.

Aku  memilah satu  satu mana yang paling menarik.ada satu gambar seorang anak lelaki berpelukan dengan bapaknya .keduanya telanjang.

Aku memutarnya dan terkesima melihat adegan seorang bocah lelaki sedang menghisap penis bapaknya yang besar.aku membayangkan aku dan ayahku yang ada di film itu.

Kurasakan tangan toni merayap dicelanaku ia memainkan  gundukan celanaku.

Aku tak mengubrisnya.  toni semakin berani menyusup, ia sudah menyentuh burungku,ketika kudengar suara deheman.

Aku melepas tanganya lalu memperbaiki posisi duduk.

Kuberikan tablet pc itu pada toni,ia lalu mematikannya.

Ayah  sudah berdiri di depan pintu.ia mendekati kami.

"Eh, ada toni" sapa ayah pada toni.

"Iyya.. oom"toni tergagap .ia hanya menunduk tanpa berani  memandang ayah.

hatinya diliputi rasa bersalah.

Toni merasa takut  dimarahi,ia merasa ayah pasti melihat apa yang ia perbuat terhadapku.

"Apa kabar ton".kata ayah santai seolah tak terjadi apa apa.

"Baa ... baik ..om."jawab toni masih gugup.

Ayah memegang bahu toni  untuk meredakan kegugupan.

"Santai aja ton"kata ayah

Lalu ia beralih padaku.

"Sawonya udah laku yu" ini uangnya buat kamu."

Ayah mengeluarkan selembar uang pecahan limapuluh ribu dari kantong baju kemejanya.

"Simpan aja yah."

"Ini hasil kerjamu yu.ambil aja."

Aku mengambilnya lalu ku peluk ayah."makasih yah."

Uang itu akan kupakai untuk beli kamus lengkap tapi yang bekas.tiga hari yang lalu aku melihat kamus itu

Di lapak buku bekas langgananku.

Aku sangat menginginkannya.

tak berani aku memintanya pada ayah.

Besok pulang sekolah aku akan membelinya.

"Ayah mau mandi yu"

Ayah berpaling pada toni.,"om tinggal dulu ton,dimeja ada buah sawo tuh silahkan dimakan."

"Makasih om"

toni sudah mulai tenang.

Aku memandang toni setelah ayah pergi.

"Maaf ya yu" wajah toni terlihat memelas.

Aku hanya tersenyum."kamu sering

ya nonton beginian.

Toni mengangguk.

Aku mulai curiga toni sudah lama menyukaiku,bukan sebagai sahabat tapi sebagai orang punya hasrat seksual padaku.sebenarnya tadi aku menikmati sentuhan toni diselangkanganku.

"Boleh ndak pinjam ini."

Toni tersenyum, ia menyerahkan tablet pc itu ketanganku ditambah power bank dengan kapasitas yang cukup besar,"ini power bank buat ngecas ,kalo baterai abis tinggal pasang kemari."

Rasa ingin tahuku cukup besar,diusia seperti ini nafsu sexualku mulai bangkit.

aku menyuruh toni mendekat lalu berbisik ditelinganya." besok sore kita coba ya"

Toni tersenyum nakal.  ia mencium pipiku  dan  berdiri.

Tiba tiba ponsel toni berbunyi.ia berbicara sebentar dan lalu mematikannya."aku disuruh pulang yu."

Aku mengantar toni kedepan.

Toni berjalan  ke halaman tempat motornya diparkir.  Motornya berwarna putih dengan kombinasi hitam di beberapa bagian ,motor jenis matic keluaran terbaru.

Ia menstaternya dan tancap gas setelah melambaiPaginya aku berangkat sekolah seperti biasa

Aku melangkah dengan mantap dan santai ,uang tunggakan spp sudah siap dikantongku,uang itu akan aku setorkan nanti.

Aku berdiri di tepi jalan menunggu mobil angkutan yang  lewat,bisa bus akap yang kebetulan lewat.atau mobil pembawa sayur.juga ada .

angkot yang terkadang melintas,yang mana  saja aku   yang penting bisa membawaku lebih cepat kesekolah.

Tapi  aku  lebih suka   naik bus akap,meski agak lama tapi gratis dan lebih nyaman dari pada mobil pengankut sayur

Tak kulihat  motor toni d!ijalan, mungkin ia sudah pergi duluan,biasanya ia selalu menungguku dijalan.

"Tak apalah "pikirku. Mungkin ia  harus buru buru.lagian ia ga sekelas denganku ia kelas dua dan aku baru kelas satu jadi ga mungkin ia terusan mboncengin aku.

Aku juga ga mau terlalu bergantung padanya.

Jarak dari rumah kesekolahku  cukup jauh.aku harus  naik mobil selama hampir satu jam untuk sampai disekolah.

Akhirnya ada bus akap yang lewat,dan akiu harus bergegas naik.

Selain aku ada juga beberapa anak sma yang ikut naik.

Dan aku hampir telat sampai sekolah karna busnya sering berhenti menurunkan penumpang.

Aku bergegas masuk kelas.bel baru saja berbunyi,spara siswa yang tadinya diluar bergegas masuk kelas.

Jam Pelajaran pertama matematika, pelajaran yang selalu membuatku bete dan uring uringan, ditambah lagi dengan gurunya yang galak :aku harus pura pura serius menyimak apa yang disampaikan pak samsul,guru matematika itu.agar tak memancing kemarahannya,.

Pernah sekali aku dipermalukannya ,waktu itu aku asyik ngobrol dengan teman sebangku igo tiba saja sepotong kapur mendarat di keningku

Pak samsul menunjuk aku untuk  maju kedepan .

"Coba kamu selesaikan soal dipapan tulis ,"kata pak samsul dengan wajah marah.

."sudah bodoh,tak ada perhatian lagi."

Aku gemetar.beberapa orang teman berusaha menutup mulut menahan tawa mereka.

Aku melangkah menuju papan tulis.

Kuperhatikan soal yang ada.rumus persamaan lingkaran.aku cuma bengong. Tak tau harus menulis apa.

,"makanya kalau bapak menerangkan diperhatikan"

Aku masih mikir.otakku  kosong.semester ganjil kemarin aku dapat nilai merah ,angka 5.satu satunya nilai jelek  yang kudapat.

Pak samsul  masih mempelototi.

Aku belum menulis apapun.

Pak samsul berperawakan pendek agak gemuk , perutnya buncit,rambutnya sudah banyak yang putih.

"Gimana bayu bisa nggak."

Aku menggeleng .

"Bapak akan tambah 4 soal lagi"

Aku merasa syok."gila bapak ni satu aja udah bikin pusing apalagi tambah 4 soal lagi bisa pingsan aku."umpatku dalam hati.

"Kamu harus kerjakan soal ini: sampai jam pelajaran berakhir."kata pak samsul serius."kalau tak bisa juga ini jadi pr kamu minggu depan kamu saya uji lagi.

Aku harus berdiri terus selama kurang dari setengah jam sebelum pelajaran itu usai.

Ketika pak samsul pergi.

Kelas jadi riuh.teman teman pada tertawa mengejeku.

Dan toni juga tertawa terpingkal pingkal ketika kuceritakan kejadian itu sore harinya.

Aku mendelik sewot padanya.

Ia berusaha menghentikan tawanya 

" Bayu...bayu..masak itu aja ndak bisa,kata toni.

Pak samsul juga mengajar matematika di kelas  dua, toni murid kesanyangan pak samsul karna ia pintar,semester kemarin ia dapat nulai 9.

"Udah pokoknya aku akan ajari kamu biar kamu  ndak disetrap lagi.

Sekarang aku tak perlu lagi cemas bila ditunjuk pak samsul.

Aku merasa lega ketika bel berbunyi.

Pelajaran kedua bahasa inggrs,pelajaran favoritku

Pak joni guru bahasa inggris juga guru favoritku disekolah ini.jadi nggak heran diraporku bertengger angka sembilan.

Ia masih muda sekitar dua limaan.wajahnya ganteng dengan  dengan kumis tipis diatas bibirnya.

Gayanya santai dan ramah .teman temanku juga menjadikannya guru favorit.

Jantungku sering berdesir setiap bertatapan denganya.ada perasaan suka terhadapnya.

Ia juga sering menanyaiku dan aku selalu menjawab dengsn benar.

Hatiku senang ketika dia memujiku.

Kali ini pak joni memakai kemeja biru lengan panjang dengan celana abu.kayaknya baju karna aku belum melihat baju itu sebelumnya.

Dia menyapa kami dengan kalimat bahasa inggris sederhana. "Good morning class "katanya semangat.

Kamipun menjawab serempak.

Lalu ia pun berjalan kebelakang.

Tepat didepanku. Ia berhenti,"how are you,bayu".katanya.

"'I,m fine,sir" jawabku senang.

Ia  bertanya lagi sebelum berpalijg ke siswa yang lain.

Vocalbulary terus bertambah setiap harinya,aku sering menghapalnya.

Pak jhoni terus berpindah ke siswa yang lain.beberapa menjawab dengan lancar.tapi ada juga yang tak bisa mengucapkan dengan benarnya.

Pak jhoni hanya tertawa mendengarnya, kelas jadi riuh karna

Siswa yang lain juga tertawa.

Mataku terus mengawasi pak jhoni.tiba tiba terbayang olehku bokep yang kulihat tadi malam. salah satu pemainnya hampir mirip dengan pak jhoni.

Malam itu ayah pergi rapat kebalai desa.dan aku hanya sendiri dirumah.

Akupun memutar video  dari tablet pc milik toni.rasa ingin tahu sangat besar.tablet itu aku sandarkan diatas meja ditopang dengan gelas dibelakangnya.layarnya jernih dengan ukuran sepuluh inch,aku seperti menonton tv saja layaknya.

voume suaranya cukup keras dan jelas.aku tidak takut didengar orang lain.rumahku terpencil dari tetangga lain.

Aku duduk dikursi,video  itu terus bersambung,habis yang satu berlanjut dengan yang lainnya.

Aku sangat terangsang,sange berat.

Kukeluarkan penisku dan mengocoknya sambil terus menatap layar tablet itu.

Suara  erangan  lelaki yang sedang disodomi oleh lelaki pasanganya sangat menakjubkan buat ku dan membuat ku makin sange 

Kontolku terus tumbuh seperti juga badanku.sekarang ukurannya hampir sebesar mentimun ukuran sedang.panjang dan agak gemuk.

Aku terus mengocoknya ,sesekali sekali aku mengerang  keenakan.

Sebelum ayahku pulang. Aku sudah nembak dua kali.mani bertebaran dimana  mana di kursi dilantai dan di atas kasur,pantatku   harus meliuk untuk mengeluarkan nya,alhasil maniku bertebaran dimana mana.dikursi,muncrat kelantai dan sebagian di bantal guling karna aku juga menyodominya.

Baunya  anyir dan aneh. Aku tergoda  untuk mencicipinya,"rasanya hambar sedikit asin ,pikirku.kulihat pemainnya juga suka menjilat sperma pasangannya tanpa rasa jijik malah seperti menjilat es krim.

Aku membayangkan gimana kalau kontol ayah yang kujilat pasti enak.

Lamunanku terhenti ketika kudengar suara pak  jhoni menyebut namaku"bayu ."

Aku berjalan kedepan,mendekati pak jhoni.seorang siswa berdiri dekat pak jhoni."ada apa pak."

"Kamu disuruh menghadap wakil kepala sekolah."kata pak jhoni.

Siswa itu juga membenarkan.

"Iya pak"kataku.

Aku kembali kebangkuku,kurapikan bukuku lalu kusimapan dilaci meja.

Sebentar lagi bel istirahat berbunyi.

Aku pamit pada pak jhony,lalu berjalan keruang wakil kepala sekolah.

Aku sudah menduga untuk apa aku dipanggil.aku sudah meenyiapkan uangnya.

Aku mengetuk pintu yang terbuka untuk menandakan kedantanganku.

Pak wakasek mempersilahkan aku masuk.

Aku terkejut ketika seorang yang ku kenal menyebut namaku.

Aku menoleh dan mendapati rani adik ku sedang duduk diruang tamu diapit oleh ibu dan suaminya(aku tak pernah mengakui lelaki  itusebagai ayah tiriki).

Aku terperangah hampir dua tahun aku tidak bertemu dengan ibuku.

"Bayu.."katanya ibu terlihat lebih cantik dari yang kukenal.ia memakai gaun mahal dan bedak yang pas diwajahnya.sepintas ia agak mirip dengan soimah artis dangdut yang lagi naik daun.tapi ibu jauh lebih.

Ditangannya ada beberapa gelang emas dan dijarinya  ada 2  cincin berlian dijari tengah dan dijari manis.juga ada kalung emas dilehernya.liontinnya berbentuk hati dengan berlian kecil kecil.kemewahan seperti itu tak kan pernah ia dapat dari ayahku.

Aku hanya tertegun sebentar lalu berjalan kemeja wakasek.

Pak rasyid,nama wakasek itu menyambutku" silahkan duduk"katanya ramah.ia berumur lima puluahan. Wajahnya ramah dan penyayang. 

Aku duduk dikursi tengah ada kursi lain dikiri dan kananku.

Kukeluarkan uang seratus ribu lalu kuserah pada pak rasyid.

"Tapi pak rasyid menolak."simpan saja uang nak."

Aku memandang heran.

"Ibumu sudah membayar lunas semuanya bahkan untuk 3 bulan kedepan.

"Betul yu"kata ibu lalu ia duduk disampingku.

Aku memandang ibu dengan muka masam."ibu tak perlu memperhatikanku ayah masih sanggup membiayai sekolahku"kataku ketus.

"Nggak  perlu merhatiin gimana kamukan anak kandung ibu.'

"Ibu tau dari mana aku nunggak."

" dari Temanmu  yanto ia keponakan papamu itu."

Yanto teman sekelasku,anaknya pendiam dan berkaca mata.ia duduk dibangku paling depan bersamaa rio.

Aku tetap tak terima. 

"Kamu  tak perlu mikiran uang sekolah lagi.papa sudah lunasi semuanya."

Aku kaget. Tahu tahu lelaki itu sudah duduk disamping kananku.

Ia menepuk bahuku."papa sudah belikan motor baru buat kamu.kata suryo suami surti

Aku menggeleng."ayah masih sanggup membiayai sekolahku.

Suryo memang ingin bayu tinggal bersamanya.mulanya ia berharap surti bisa memberinya anak lelaki.tapi setelah dua tahun surti tak kunjung hamil.ia akhirnya sadar kalau dirinya mandul,dua isteri yang  telah diceraikannya juga tak memberinya keturunan.ia memang bisa memuaskan perempuan tapi ia tak bisa membuatnya hamil.

Kata dokter ada yang salah dengan 

Benihnya.

Ia menyukai bayu.watak bayu hampir mirip denganya.

Aku memandang pak rasyid."pak tolong terima uang ini pak"kataku

Memelas."ayah masih sanggup membiayai sekolahku.'

Pak rasyid hanya menggeleng."sabar ya nak.biar ibumu yang membantu kali ini.kamu kan anak kandungnya sudah sepantasnya begitu."

Pak rasyid memberikan lagi uangnya ketanganku."kembalikan pada ayahmu. Bisa  buat keperluan lain ya."

Aku terdiam.hati ku sedih sekali.

"Ibu kangen kamu yu" kata ibu mencoba memelukku.

Aku menepis  tangan ibu lalu menatapnya penuh amarah.

Mataku berkaca kaca.

Aku bangkit dan berjalan cepat keluar.ibu memanggilku tapi tak ku gubris.

Aku berlari keluar secepatnya.

Tapi langkah terhenti ku ketika kudengar suara rani mengejarku."abaaaaang...

Tunggu.kata rani dengan tinggi melengking .langkahnya tertatih mengejarku.ia pun terjatuh karna terburu buru.

Saat ia terjatuh.aku berhenti dan memeluknya.

"Abang pergi mana"kata rani sambil terisak. "Rani kangren abang.'

Hanya rani yang sangat kurindukan.ia memakai seragam sekolah ,tambah besar ia sekarang dan tambah cantik.

"Abang juga kangeen."kataku juga terisak.

Aku terus memeluknya.kulihat ibu dan suaminya berjalan mendekatiku.

"Abang jangan pergi ya."kata rani sambil berusaha menahan tangisnya.

Aku membelai rambutnya.

Dulu kami selalu bermain bersama ,aku sering membawa rani bermain di lkebun dekat rumah dan 

Membawakanya buah cerri kesukaannya.

"Abang sama ayah.rani kangen ndak sama ayah".

Rani mengaanguk.rani lebih dekat dengan ibu daripada ayahku.

Ayah jarang sekali menggendong rani.apalagi sejak kelahiran rani ibu mulai berubah dan suka marah marah.

"Bayuuu." Suara ibu mengagetkanku."maafkan ibu ,ayah mu tak bisa menjamin masa depanmu.

Aku mendelik dengan tatapan marah.

"Ia mungkin akan kawin lagi.dan kamu akan ditelantarkanya.jadi lebih baik kamu tinggal bersama ibu dan papa barumu.

"Ayah tidak seperti itu."kataku sambil berteriak beberapa siswa yang sudah keluar pada jam istirahat memandangku.

Kulihat toni juga memperhatikanku.

"Ibulah yang berubah."tangisku mulai pecah air mata  mengalir deras dipipiku."

Aku mengancungkan telunjuk.'asal ibu tau aku takkan pernah meninggalkanya".

Setelah mengucapkan  itu. Aku berlari ke gerbang sekolah.

Agak jauh dari ibu aku berteriak,"ibu tak perlu urusi aku."

Aku terus berlari meski ibu dan terus memanggilku.

Masih ada dua jam pelajaran lagi,tapi aku tak bersemangat lagi.

Pintu gerbang terbuka dan aku terus berlari sekencang kencangnya.

Tak hiraukan tatapan heran orang disekelilingku.

Setelah aku jauh aku berhenti ditrotoar.napasku ngos ngosan.

Aku duduk bersandar dibawah pohon dipinggir jalan .air mata masih mengalir dipipiku.

Orang orang yang lalu lalang mencoba mendekatku dan menanyakan keadaanku.tapi aku tak mengacuhkannya.seorang ibu setengah baya memegang bahuku.

"Anak kenapa "katanya penuh kasih sayang.

Aku menoleh padanya.ibu tampaknya baru pulang dari pasar.

Aku lalu menggeleng tanpa suara.

"Sakit nak"katanya.

Aku tetap menggeleng.

"Emak liat kamu nangis teruus,kamu sakit.."

Emak tadi lalu mengeluarkan sesuatu dari kotak ia junjung tadi.segelas teh dalam  gelas plastik.

"Minum dulu ya."

Aku tetap menggeleng 

Emak itu terus membujukku.

Akhirnya aku meminumnya ga tega menolak kebaikan emak itu.

Teh gelas itu ternyata mampu meredahkan amarah ku.dadaku lebih plong sekarang.

Aku memandang emak itu dengan penuh terimakasih.

"Kita kerumah  emak yuk dibelakang jalan ini.

Aku menggeleng."makasih mak."

Emak itu memberiku empat potong kue lapis,juga satu buah lagi  teh gelas."makan dulu kuenya ya".

Aku berusaha menolak,tapi jadi tak tega menolaknya.

Aku makan kuenya dengan lahap dari tadi aku belum sempat sarapan.

"Nama anak siapa"

"Bayu."kataku singkat.

Setelah makan kue beberapa potong

Pikiranku mulai jernih.

"Kamu istirahat dirumah emak aja ya."

Aku tetap menggeleng. 'Aku mau jalan  lagi ke terminal mak."kataku

Aku tahu emak itu berjualan juga di rumahnya.,dari barang yang bawa.

Aku menyerahkan uang lima ribu padanya.

Emak itu menolak, "udah simpan aja  mak iklas."katanya.

Aku terus membujuknya,uang itu malah ku letakkan dikeranjangnya. 

Tapi lagi lagi ia mengembalikannya padaku.

"Udah ga usah dibayar mak iklas ko nolong kamu."

Aku tak bisa berbuat apa lagi.

Aku pun pamit padanya.

"Kapan kapan main kerumah emak ya.dibelakang sini. Tanya aja warungnya mak ijah orang pasti tau.

Aku melanjutkan perjalanan ke terminal jaraknya setengah kilo dari sekolahku.disana juga ada pasar dan beberapa warnet,aku jarang kewarnet karna uang saku pas pasan.hanya bila diajak teman ajak kesana.

Aku terus berjalan.ketika teringat peristiwa itu hatiku sedih lagi.

Sebuah mobil sedan mengikutiku.ia menyapaku  dari balik  jendela mobilnya."mau kemana dek."katanya ramah. Pemilik sedan itu seorang lelaki muda berperawakan tegap.wajah ganteng 

Dengan rambut cepak.

Aku menggeleng.pandanganku mulai curiga.aku sering baca tentang kasus penculikan anak akhir akhir ini

Aku mempercepat langkahku dan berjalan diantara  kerumumunan orang.

Tak kulihat orang itu mengikutiku.

Agak dekat dari terminal ada gerobak cendol mangkal.

Cuaca yang panas membuat ku berhenti untuk mencoba nya segelas.aku duduk disebuah bangku panjang,dinaungi pohon besar yang rindang dan  menunggu abang tukang cendol itu mengantarkan pesananku.jarak pohon itu agak jaih dari gerobak cendol itu.

Aku sedang memandang kearah lain.ketika kudengar seorang memanggil namaku.

Alangkah kagetnya aku ketika lelaki 

Yang punya mobil tadi memberikan segelas cendol padaku.,"ini buat mu bayu."katanta ramah.

Aku tak heran ia tau namaku karna didada kanan terpampang label namaku Bayu Rismanto.

"Ayo ambil"katanya.

Aku masih bengong."atau kamu mau yang ini'katanya menyodorkan 

Gelas ditangan kirinya.

Aku masih curiga."jangan takut deh

Abang gak kan culik kamu.abang ini polisi lho.

Lelaki  itu mengeluarkan lencananya.."abang ini reserse"

Aku sudah menduga lelaki itu pasti polisi,dari penampilannya.

Aku menyendok cendol dan memasukkannya kemulutku.rasanya manis dan 

segar.

Lelaki  juga menyeruput cendolmya 

Ia terus bercerita tentang tugasnya.

Perlahan kecurigaanku berkurang.

Orangnya ramah dan kocak juga.

Mau tak mau aku tertawa juga mendengar banyolannya.

"Abang udah perhatikan kamu dari sekolah tadi.'katanya.juga ketika kamu ditolong emak tadi.

"Ada apa yu"

Aku menggeleng,tak ingin orang lain tau masalahku.

Lelaki itu memahamiku.

"Oh ya kita belum kenalan.."katanya mengalihkan pembicaraaan." Nama abang Antonio simanjuntak,panggil aja Bang Anton .

Aku menjabat tangan bang anton."bayu."jawabku singkat.

Aku sudah mengabiskan segelas cendol.

" mau nambah yu" kata bang anton

"Ndak bang udah cukup."

"Abang yang traktir lho."

"Makasih bang.aku punya uang kok."

Aku  memanggil abang tukang cendol lalu kuserahkan uang lima ribuan.

Tapi si abang cendol tadi malah menolak."udah dek udah dibayaarin lho."

Aku memandang bang anton."udah ga usahcdipikirian.'katanya.

"Kamu mau  kemana lagi yu."

"Aku mau ke pasar dulu mau beli buku."

"Abang antar ya'

"Maaf bang .bukanya aku nolak tapi aku ingin sendiri abang mungkin masih ada tugas

lain. "Ga kok abang lagi bebas"

Aku tetap berikukuh sendirian.

Bang anton akhirnya memahamiku.

Aku berjalan menuju pasar.anak sekolah  udah pada pulang mereka bergerombol menuju terminal.

Aku menuju lapak tempat penjual buku dan majalah bekas langgananku.

"Kamus kemaren masih ada pak!" kataku.

"Masih ada dek"kata sipenjual  buku .penjual buku seorang bapak berusia stengah tua bertubuh pendek dan kulitnya hitam.

"Bisa dikurangi lagi nggak harganya pak." 

Lelaki  itu berpikir sejenak "dua lima deh.katanya.

Aku mengangguk setuju.aku juga membeli dua tabloid bekas dan majalah ilmu pengetahuan serta sebuah majalah  time edisi beberapa bulan lalu.

Tak ketinggalan buku tts kegemaranku.semuanya berjumlah tigapuluh limaribu.

Aku menyerahkan uang lima puluh ribu.

Tapi lagi lagi ditolak. "Udah dibayar abangmu dek"

Aku terkejut lagi. Bang anton sudah berdiri disamping bapak penjual buku itu.

Ia tersenyum padaku.rupanya diam diam ia mengikutiku dari tadi.

Aku mendelik."abang ga usah bayarin lagi.kataku."kita kan baru kenal."

"Hobi kita sama rupanya.abang juga suka baca dirumah abang tuh banyak buku bagus kamu boleh ambil mana yang kamu mau.

"Makasih bang ,aku udah terlambat pulang nih ayahku udah nunggu."

"Abang antar yu.

Aku menolak keras.

Aku membujuk bapak tua .sudaah terima aja.ndak baik nolak rejeki"katanya.

"Boleh abang minta nomer hpmu."

" Aku nggak punya hp bang"

"Kalau ndak gini aja kamu simpan kartu nama abang.,ada nomer hpnya juga.kamu bisa telpon ya".

Lelaki itu menyerahkan kartu namanya padaku."abang ndak nguntit kamu lagi. Ada sms dari atasan."kata bang anton.lalu ia bergegas meninggalkanku.

Aku pergi  ke terminal untuk naik angkot jurusan kampungku.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen