App herunterladen
9.92% Awakening Of The Fallen Soul / Chapter 13: Penerus takhta

Kapitel 13: Penerus takhta

"Violet, aku butuh penjelasan darimu."

"hal apa yang harus ku jelaskan lebih dulu?"

"semuanya! maksudku, dari mana kau dapatkan bayi itu, mengapa kau sangat lama untuk menghadiri penobatan, lalu, kenapa kau berpikiran ingin mengangkat anak ini sebagai anakmu?" tanya Adam sambil melirik bayi yang tengah tertidur pulas di ranjang kamar Violet. ralat, kamar Adam dan Violet.

"jadi.. yang mana yang harus lebih dulu ku jawab?"

"ckk, ayolah Violet, kau tidak perlu bertanya padaku."

Violet menatap wajah Adam sekilas, kemudian beralih pada bayi tampan yang tengah menyusuri alam mimpi itu.

"kau... aku rasa kau tidak perlu tau, dari mana aku mendapatkan anak ini."

"perlu! sangat perlu bagi ku untuk mengetahuinya," tekan Adam.

"haruskah? tapi apa hubungannya denganmu?"

Adam mulai resah akan Meghan yang terus bicara berbelit padanya, "karena jika kau mengangkatnya sebagai anakmu, sudah pasti ia akan menjadi anakku juga, akan ada nama ku yang tersemat di belakang namanya, akan ada gelar bangsawan di dirinya, dan... tidak menutup kemungkinan bahwa anak ini akan menjadi penerus ku," jelas Adam dengan tampang yang menurut Violet sangat menyebalkan."

"kau berpikir terlalu jauh, Adam."

"itu memang harus di pikirkan Violet, karena anak ini akan menjadi putra sulung kita?"

Violet menatap Adam lama, ada yang ia pikirkan dari perkataan Adam, ia tidak yakin, tapi hal ini salah baginya.

"tidak, Adam."

"apa maksud mu tidak?"

"yang kumaksud adalah, bayi ini hanya akan memperoleh nama belakang ku, bukan kau.."

"apa? nama belakang mu? apa kau bermaksud menamai bayi ini dengan nama belakang 'charlotte' ?" tanya Adam dengan diakhiri suara tawa.

"tidak!"

"jadi? apa kau berniat memberi marga 'Middleton' ?"

Violet mengangguk singkat.

"kau tidak bercanda? apa kau tau tentang  hukum marga kerajaan?"

"ya, aku tau."

"lalu kenapa kau ingin bertindak bodoh?"

Adam menunggu reaksi dan jawaban dari Violet, tapi sepertinya isterinya itu tampak bergeming masih dengan mengelus puncak kepala si bayi.

"Violet, marga seorang pangeran hanya dapat di berikan oleh Raja nya, kau pikir kenapa kau tidak mendapatkan marga ayah mu? karena kau seorang anak perempuan, aku yakin kau sudah paham maksudku, hanya anak lelaki yang mendapatkan marga dari ayahnya, itu sudah cukup jelas bukan?"

"lalu?"

"jika bayi ini seorang anak perempuan, aku tidak akan mempermasalahkannya, tapi kenyataannya sekarang, bayi ini seorang anak laki-laki, kau tidak bisa menentang, ini sudah menjadi keputusan mutlak ku."

"aku tetap pada pilihanku," kata Violet.

"kau tetap bersikeras ingin memberikan marga ayahmu? sekarang aku tanya padamu," Adam mendudukkan dirinya di ujung ranjang sambil menatap Violet yang juga terduduk di kepala ranjang. "memangnya siapa bayi ini bagi kerajaan Etherria? apa dia seorang pangeran dari kerajaan Etherria? apa bayi ini ada hubungannya dengan ayahmu? negeri asal mu? kerajaan mu? tidak, 'kan? kau hanya akan di permalukan jika benar-benar melakukannya."

"ada, dia adalah anakku, yang sudah pasti akan berhubungan dengan Etherria."

"salah! kau salah besar, bayi ini bukanlah anak kandung mu, cucu dari Yang mula Markz dan ibu Ratu Arina, dia bahkan bukanlah keponakan dari adikmu yang sebentar lagi akan menjadi Raja Etherria, dan perlu kau ketahui, jika kau ingin memberi marga Middleton, kau tidak lagi akan berurusan dengan ayahmu, melainkan adikmu, dan ini akan sangat konyol, Violet. kau akan memohon pada adikmu untuk memberi marga Middleton kepada anak ini, seolah-olah anak ini adalah, anaknya Carlo."

Violet terdiam, merasa terpojok oleh penjelasan Adam, ia memilih untuk tidak menjawab dan mengalihkan perhatian dengan menatap wajah bayi yang bahkan belum ia namai.

"berhenti bersikap bahwa kau seperti tidak memilki hubungan dengan ku, Violet. kau tau, walau aku belum sepenuhnya menerima pernikahan ini, tapi aku tidak menyangkal kenyataan bahwa kau sekarang adalah isteri ku," lirih Adam dengan tatapan sendu, sejenak Violet dibuat terhenyak akan tatapan dan ucapan Adam, jika bukan karena lenguhan kecil dari bayi di dekatnya, mungkin ia akan semakin terhipnotis.

"kau tidak perlu merasa cemas."

"aku tidak cemas!" balas Adam cepat, mungkin sifat menyebalkannya sudah kembali.

"terserah."

"Violet," panggil Adam.

"hhm?"

"jangan gegabah, ini tentang masa depan bayi ini, jika kau mengangkatnya sebagai anakmu, maka ia adalah anakku juga," ujar Adam sembari mendirikan dirinya, setelahnya ia berpamitan dengan mengatakan bahwa ia akan pergi, entah akan kemana, yang pasti Raja dari kerajaan barat itu langsung pergi setelah mengecup singkat permukaan kepala bayi itu.

***

"Violet sayang, kemarilah.."

"sebentar ibu," balas Violet menyahuti panggilan Victoria.

hari yang cerah sudah berganti menjadi malam yang hening, tapi tidak dengan istana Barat, di dalamnya terdapat sebuah pesta 'sederhana' yang tengah diadakan untuk menyambut sang bayi sekaligus pemberian nama.

pesta ini diadakan mendadak setelah Adam mengumumkan bahwa ia akan mengadakan pesta untuk anaknya dan Violet, tidak ada yang berani untuk bertanya lebih, semua menurut dan mempersiapkan diri untuk ikut andil dan menikmati pesta yang akan berlangsung.

Adam sendiri memperkirakan jumlah tamu undangan yang sekiranya tidak akan banyak, karena dua jam setelah undangan tersebar, pesta akan segera berlangsung, namun tetap saja, demi ke formalitasan, Adam menyebar undangan hampir ke seluruh kerajaan, termasuk kerajaan Etherria dan, Theovelt.

"sayang, apa kau sudah pikirkan nama yang indah untuk cucu tampan ku??" tanya Victoria sambil menoel gemas hidung kecil bayi yang tengah berada dalam gendongannya.

"tentunya sudah, ibu," jawab Violet dengan senyum mengembang.

"ibu nya saja sangat cantik, bayi nya sudah pasti tidak kalah tampan, iya kan.. tampan ku sayang," ujar salah seorang wanita yang termasuk salah satu tamu kehormatan, ia adalah teman karib Victoria.

"kau tidak perlu berkata begitu, Maggie. kecantikan menantu ku tidak perlu di ragukan lagi."

"Victoria, harus ku akui, Adam putramu sangat amat beruntung, andai saja putraku dapat lebih dulu memperistri menantumu--"

"kau bicara apa, takdir sudah berkata jelas, Violet adalah milik Adam, bukan begitu.."

kedua wanita paruh baya itu terus berbincang dengan kekehan-kekehan kecil di akhir kalimat mereka, Violet yang merasa tidak enak terus berada disana, memutuskan untuk menjauh dan mencari tempat hening.

cukup sulit menemukan tempat yang menurutnya pas untuk bersantai di istana megah dengan sekumpulan manusia di setiap sudut ruangan, ia jadi merindukan taman belakang di kerajaan Etherria, Di mana jika ia ingin merenungkan sesuatu, tinggal mendatangi taman itu kemudian duduk di kursi kayu sambil menatap rembulan di atasnya.

sambil terus memikirkan tentang rasa rindunya terhadap taman belakang Etherria, Violet tetap melangkah selangkah demi selangkah menyusuri lantai di istana barat, pikirnya sekarang, mungkin ia sudah cukup jauh dari kerumunan orang-orang.

ia mengedarkan tatapan di sekeliling, tidak ada tamu undangan, prajurit kerajaan, atau pelayan. kini ia bisa bersantai, bersantai dalam artian, ia bisa menenangkan diri di kesunyian, dari pada harus berkumpul dengan sekumpulan orang yang tengah menikmati pesta. tapi ia sudah mengingatkan kepada diri sendiri, bahwa ia akan segera kembali saat pemberian nama akan dilangsungkan.

Grepp..

Violet meringis pelan saat merasakan seseorang memeluk tubuhnya erat dari belakang, dapat ia tebak bahwa seseorang itu adalah seorang pria yang bahkan lebih tinggi dari dirinya.

"A-adam, ada apa?" tanya Violet, ia menebak seseorang itu adalah Adam.

"Adam?"

"beraninya kau menyebut nama lelaki itu, saat bersamaku..."

***


AUTORENGEDANKEN
Ni_zza Ni_zza

sudah lama saya nggak update, semoga semua pembaca tetap berminat membaca cerita saya.

-salam hangat saya untuk semua silent reader.

next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C13
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen