App herunterladen
11.11% Atas Nama Cinta / Chapter 2: 2

Kapitel 2: 2

Maya berlari ke belakang kampus. Ia menumpahkan tangisnya disana. Baru saja ia mendapati tas nya tergantung di ring basket. Hal ini membuatnya menjadi bahan tertawaan seluruh mahasiswa yang kebetulan pada hari itu mengadakan lomba basket antar Fakultas. Tas usang nya terlempar kesana kemari ketika ia berusaha mengambilnya.

.

Vic memperhatikan Maya heran. Tiba tiba saja gadis itu muncul dan langsung menangis disebelahnya sambil mengumpat seseorang. Maya yang merasa diperhatikan , menoleh garang

"Ngapain liat liat .Apa ga pernah liat orang nangis?! " bentaknya judes. Lalu kembali menangis. Vic tak mengacuhkannya, dia berdiri dari duduknya. Merasa itu bukan urusannya, lalu berjalan menjauh dari posisi dimana Maya berada. Namun, langkah nya terhenti saat mendengar Maya kembali mengumpat

"Dasar orang kaya sialan !!!". Vic menoleh Gadis itu kembali tergugu.

..

"Makasih ..". ucap Maya tanpa menoleh. Ia menerima saputangan yang baru saja diulurkan seseorang padanya. Tak ada jawaban. Hening. Tempat itu kembali sepi sama seperti sebelumnya.

..

Beberapa menit kemudian ..

Dengan masih sesekali terisak, Maya mengeluarkan buku dari dalam tas nya. Ia baru menyadari tempat dimana dia berada ketika tas nya tercantol sebuah ranting kayu. Urung mengambil buku, Maya memperhatikan sekelilingnya. Tempat itu nampak tak asing. Ia sering melewati nya kalau menuju perpustakaan kampus. Namun aneh ..

Perlahan namun pasti, ia tiba tiba merasa frustasi. Ini tempat dimana Manusia es itu duduk. Tempat favorit Vic di kampus. Bagaimana dia bisa berada disana?

Lalu .. saputangan yang ada di tangannya itu, milik siapa? . Bukankah tadi ada seseorang yang di gertak? Jangan jangan .. Orang itu adalah Vic. Mendadak kepala nya terasa pening mengingat apa yang baru saja dia alami. Dia mengutuk dirinya sendiri.

...

Ragu ragu, Maya menghampiri Vic. Vic menoleh. Dia tak bergeming, namun matanya yang terlihat angkuh itu seakan bertanya dengan kejam "Mau apa kamu kesini?"

Maya meraba isi tas nya gugup, Berhadapan lebih lama dengan mahluk aneh itu tak bagus untuknya.

"Aku mau mengembalikan saputangan milikmu". Kata Maya sembari mengulurkan saputangan yang kemarin dia gunakan untuk mengelap air matanya. Vic tetap pada posisinya. Mulutnya tetap terkunci. Mata nya menatap saputangan itu dengan jijik. Bukankah kemarin Maya juga mengeluarkan ingusnya di kain itu? Bagaimana dia dengan mudahnya mengembalikan saputangan kepadanya? Tidakkah dia merasa itu terlalu kotor? Bukankah sebaiknya dia buang saja saputangan yang sudah dia gunakan? .

Maya membaca semua petunjuk itu. Keningnya berkerut. /Ayolah, aku sudah mencucinya dengan bersih. Aku hanya tak ingin menyimpan sesuatu yang bisa mendatangkan masalah untuknya kelak.

"Baiklah kalau kamu tak mau menerimanya. Anggap saja ini sudah kubuang. Terima kasih untuk kemarin." . Lalu Maya memasukkan kembali saputangan itu ke dalam tas nya. Dia melangkah mundur dengan pelan. /Orang kaya selalu saja begitu. Sombongnya tak bisa ditolerir lagi. Benar benar Manusia Es yang angkuh. Menyebalkan/

"Dibelakangmu ada rumput yang baru saja ditanam, hati hati. Jangan sampai menginjaknya". Maya tertegun. Langkahnya terhenti. Ia berbalik melihat ke arah belakang yang dimaksdu Vic. Benar saja, ada tanaman yang baru saja dibersihkan dan tampak beberapa rumput jenis tertentu yang terlihat baru saja dipindahkan ke tempat itu.

"Ah .. iya. Maaf". /Dia mengeluarkan suara nya hanya untuk melindungi rumput ? Sementara tadi aku bicara dengannya pun tak digubrisnya. Dasar orang aneh !/. Tak menunggu respon dari pria angkuh itu, Maya bergegas meninggalkan tempat itu dengan cepat. Dan tak menoleh lagi.

...


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen