App herunterladen
3.73% Arman Sang Penakluk / Chapter 15: Bab 15 - Bangsa Elf...

Kapitel 15: Bab 15 - Bangsa Elf...

Arman sangat senang ketika mendengar Harpic mengetahui dimana Desa Sepaku, dia tidak perlu lagi bertanya-tanya atau singgah disebuah desa terdekat untuk membeli peta. Arman belum memberitahu Ridho soal itu, dia masih melanjutkan memasak makanan untuk mereka bertiga.

Ridho sedang duduk didekat batu karang, dia sedang memeriksa satu persatu barang yang dia temukan di reruntuhan kuno. Ridho yang seorang blacksmith sangat tertarik akan senjata sihir dan barang-barang sihir lainnya, namun sangat disayangkan dia tidak sempat melanjutkan belajar tentang tehnik lain dalam menempa senjata.

Ridho tidak mengetahui jika Rasyid adalah seorang blacksmith, yang dia tahu Rasyid adalah sahabat dari guru Bahar, mereka sudah bersahabat lama semenjak menjadi seorang petualang. Guru Bahar serta Rasyid merupakan party terkuat yang pernah ada, namun party mereka bubar setelah Bahar diterima menjadi seorang Prajurit di istana, bahkan Guru Bahar menjadi seorang jendral hingga dia pensiun.

"kak ridho makanannya sudah jadi,!!!!" teriak Arman.

"baik man,!!! aku akan segera kesana,!!!" balas Ridho, dia lantas merapikan barang-barang yang telah dia periksa, dan berjalan menuju ke tempat Arman.

Setibanya ditempat Arman, Ridho melihat Harpic telah lahap menyantap daging panggang miliknya.

"ehh!!! kamu sudah duluan ternyata Harpic," tegur ridho dengan santai, namun dibalas oleh Harpic dengan tatapan sinis seakan menandakan jangan ganggu dan rebut makanan milikku.

"hahaha, santai Harpic, aku tidak merebut daging panggang milikmu,!!!! tapi boleh nyicip satu potong yah," goda Ridho.

"GURUUUU!!!!!!" geram Harpic seraya tangannya melindungi semua daging panggang miliknya.

"hahaha, aku bercanda saja Harpic, makanlah sepuasnya, kita akan melanjutkan perjalanan ke desa sepaku," ungkap Ridho sambil ikut duduk bersama Arman di atas rumput.

"oh iya kak, ternyata Harpic tau dimana desa sepaku, jadi kita tidak perlu lagi singgah di desa terdekat untuk bertanya atau membeli peta benua," ungkap Arman.

"oh benarkah!!!! baguslah kalau gitu, berarti setelah makan kita bisa langsung menuju kesana," usul Ridho ketika mendengar bahwa Harpic mengetahui dimana desa sepaku.

"benar kak, setelah makan kita bisa langsung kesana, berhubung masih pagi jadi kita bisa sampai sore hari di desa sepaku,"

"aku setuju kalau begitu,!!!! yah sudah kita berhenti berbicara dan menyantap masakan yang kamu buat," usul Ridho yang tidak bisa menahan lagi rasa laparnya.

"hehehe, iya kak, silahkan dimakan,"

Mereka bertiga lantas menyantap makanan yang dimasak oleh Arman.

-----

Hutan Elf berada di bagian selatan Kingdom Romessa, disana merupakan wilayah kekuasaan bagi para elf dan dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Raffles. Hutan itu hanya dihuni oleh bangsa Elf, tidak ada satupun manusia yang bisa memasuki wilayah itu tanpa seizin dari Raja Raffles.

Bangsa adalah sejenis peri yang menyerupai manusia dan mendiami tempat sesuai ras antara mereka, bangsa Elf yang mendiami Hutan Selatan adalah Bangsa Elf yang selamat dari peperangan yang terjadi di Hutan Terlarang, dimana yang dulunya menjadi tempat tinggal mereka.

Kejadian itu terjadi sekitar ratusan tahun silam, dimana mereka diserang oleh para prajurit yang berasal dari Kingdom Romessa, dimana pada saat itu Raja mereka ingin menguasai hutan terlarang sehingga mereka berencana untuk menyerang Bangsa Elf.

Banyak kerugian yang menimpa saat peperangan itu terjadi, baik di bangsa manusia maupun di bangsa Elf itu sendiri. Bangsa Elf dipukul mundur hingga keluar dari hutan terlarang, kini mereka mendiami Hutan Selatan dan memperketat penjagaan mereka meskipun kini manusia berusaha untuk bersahabat dengan mereka, namun kejadian ratusan tahun lalu tetap berbekas dihati mereka, dimana para leluhur mereka telah dibantai oleh bangsa manusia.

Didalam hutan Elf terdapat sebuah kuil yang merupakan tempat buat bangsa Elf berdoa, bangsa Elf yang tersisa adalah ras Elf yang menyembah Cahaya. Disebuah kuil tersebut terdapat seorang tetua yang diyakini dapat meramal akan masa depan yang terjadi, saat ini mereka sedang menyaksikan sang tetua tersebut meramal nasib bangsa Elf dikemudian hari. Raffles didampingi oleh para tetua lainnya menyaksikan ramalan yang terjadi dimasa depan.

"apa yang kamu tunggu tetua,!!!! cepat lakukan ramalan itu,!!!!" teriak Farrel tetua yang sedang bersama Raja Raffles.

"sabar Farrel,!!!!" balas Raffles.

"sampai kapan kita menunggu kedatangannya tuan,!!!! dulu dia telah mencoreng wajah bangsa kita dengan menjadi seorang petualang dan bersahabat dengan manusia," ungkap Farrel yang lelah menunggu.

"kamu sebaiknya berhati-hati dalam berkata, biar bagaimanapun dia itu adalah adikku,!!!! kamu paham!!!!" bentak Raffles.

"m----maaf tuan," gugup Farrel karena telah menyinggung raja.

Tak lama kemudian muncul seorang wanita yang dari tadi telah ditunggu-tunggu, rambutnya panjang berwarna perak, kulitnya putih, mata bulat lebar, serta bibirnya yang tipis masuk kedalam melalui pintu samping ruangan.

Banyak pria Elf yang diam-diam jatuh hati padanya, namun karena dia adalah adik sang raja maka tidak ada yang berani mendekati dirinya.

"selamat datang tuan putri," sapa sang peramal.

"terimakasih telah menunggu ku Riqal," jawabnya kepada sang peramal yang bernama Riqal.

"berhubung adikku sudah,!!!! apakah kamu bis memulai ramalannya tetua Riqal,?" tanya Raja Raffles.

"baik tuan, aku akan memulai ritualnya," jawab Riqal.

Tuan Putri menuju tempat yang telah disediakan, dia duduk disisi kakaknya yaitu Raja Raffles. Sontak semua tetua menyapa tuan putri kecuali Farrel, dia sangat benci dengan putri. Namun berhubung didepan Raja dia mesti menyembunyikan rasa bencinya terhadap tuan putri, dia hanya tersenyum ketika putri duduk di kursinya.

"apa kabar adikku Reva,?" sapa raja Raffles.

"aku baik aja kakak, maaf telah menunggu lama,!!! tadi aku habis melatih ponakan kakak si Indah,"

"oh!!!! benarkah,?"

"benar kak, indah kini berada tingkat Mero level 4, sebentar lagi dia akan menerobos ke level berikutnya," ungkap putri Reva.

"aku tidak menyangka dia bisa secepat itu, aku masih bisa merasakan kehangatannya saat mengendong dirinya, hahaha" canda Raja Raffles.

"kakak bisa saja,!!!! gimana dengan kakak sendiri, kenapa sampai sekarang belum juga mencari pendamping hidup, apakah kakak sampai saat ini masih belum bisa melupakan mendiang permaisuri,?" tanya Putri Reva.

"itu salah satunya Rev, aku belum bisa melupakan kakak ipar kamu, mungkin selamanya aku akan sendiri saja," ungkap Raja Raffles dengan mata yang berkaca-kaca seakan ingin meneteskan air mata ketika mengingat mendiang istrinya yang mati karena sakit.

"maaf kak telah membuat dirimu mengingat kembali kenangan bersama kakak ipar," ucap putri Reva sambil memegang tangan Raja Raffles.

"tidak apa-apa Reva, sekarang mari kita lihat ramalan apa yang akan diberikan oleh Raqil," ucap raja Raffles seraya menunjuk Raqil yang telah menyiapkan segala kebutuhan untuk ritual.

"baik kak, semoga saja ramalan yang terbaik buat bangsa kita," harap Putri Reva.

"semoga,!!!"

Mereka lantas berhenti berbicara dan fokus ke altar yang telah disiapkan oleh Raqil untuk ritual pembacaan ramalan masa depan.

Tak lama kemudian Raqil berdiri ditengah-tengah altar seraya mengucapkan mantra untuk memulai ritualnya,

"wahai cahaya yang agung, berikan kepada kami sebuah gambaran masa depan yang akan terjadi,"

Seberkas cahaya muncul di langit-langit kuil yang memunculkan berbagai siluet, terdapat 6 siluet yang sedang berdiri dan saling menggenggam. Diantara siluet itu terdapat 4 Ras Manusia, 1 bangsa Elf serta 1 ras malaikat dengan sayapnya yang terbentang.

Seluruh ruangan kaget melihat siluet tersebut, belum ada gambaran jelas apa yang terjadi dengan keenam orang tersebut.

"gambar apa itu, siapa keenam orang tersebut, terus siapa Elf itu,?" sebuah pertanyaan yang terlintas dalam benak semua yang hadir dalam kuil itu.

Tak lama kemudian siluet berubah menjadi peperangan besar yang terjadi di salah satu istana kerajaan, siluet itu menggambarkan kehancuran sebuah istana megah serta terbakarnya sebuah kota yang ada disekitar istana kerajaan tersebut.

Kembali muncul pertanyaan dalam benak semua yang hadir dalam kuil,

"istana apa,??? kota dimana,???"

Siluet berubah lagi, kini menggambarkan sebuah kerajaan yang damai dan penuh kebahagiaan, serta berbagai kota yang ramai dengan berbagai Ras termaksuk Bangsa Elf dan malaikat.

Raja penasaran dengan setiap siluet yang tergambarkan, diapun lantas bertanya kepada Raqil ketika tidak adalagi siluet yang muncul.

"apa maksud dari setiap siluet yang tergambarkan Raqil,?" tanya Raja Raffles.

"iya benar,!!!! apa maksud dari semua siluet itu,!!!" teriak yang lain.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C15
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen