App herunterladen
54.16% Api dan Rumah / Chapter 12: 12 - Peek-a-boo

Kapitel 12: 12 - Peek-a-boo

'This is so fucking wrong, it really is wrong.'

Deera tak berhenti-henti nya mengumpat di dalam hati sambil terus melanjutkan registrasi di aplikasi kencan lainnya, kali ini aplikasi itu bernama Boo. Desainnya sangat unik, dan maskotnya sangat menggemaskan. Itu adalah alasan utama Deera mendownload jenis aplikasi yang sudah lama tidak dia gunakan lagi.

Tidak

Itu hanyalah alibinya belaka. Dia lebih tau dari siapapun alasan kenapa dia kembali mengunduh aplikasi semacam itu. Bersamanya dia tidak menemukan ketenangan yang dicari; bersamanya tidak membuatnya berhenti mencari; bersamanya tidak memadamkan api yang sering meledak-ledak.

Mungkin terdengar seperti pembelaan diri, tapi Deera tahu betul dirinya. Kalau dia masih mencari orang lain, berarti orang yang sedang dekat dengannya saat ini bukan orang yang dia mau.

Sudah 2 bulan lebih lamanya dia memberikan kesempatan bagi dirinya untuk menyukai Tirta, tapi yang dia rasakan hanyalah perasaan sungkan dan bersalah. Deera tahu love language nya adalah sentuhan fisik, tapi naluri pertamanya saat bersama Tirta adalah defensif agar jangan sampai mereka bersentuhan. Deera tahu dia sangat suka dimanja, tapi perhatian Tirta membuatnya ingin berperilaku mandiri. Deera tahu dia paling suka mendapatkan kepastian, namun dia selalu takut dan berdoa agar Tirta tetap seperti ini, tidak pernah menyatakan cintanya.

Semua kontradiksi tersebut membulatkan tekad Deera untuk mengakhiri peperangan panjang ini, dia sudah lelah dan ingin memperjelas semua yang masih abu-abu. Tapi, dia tidak tahu bagaimana caranya. Dia tidak ingin mengatakannya secara gamblang karena takut akan terlalu menyakiti, tapi kalau tidak dikatakan secara gamblang, takut tidak dipahami dengan baik.

Di tengah kebingungannya itu, Tuhan memberikan bantuan kecil. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja Tirta berhenti menghubungi dan mencarinya. Dia mulai memposting untaian kata yang menunjukkan rasa lelahnya dan keinginannya untuk mengakhiri semuanya.

Satu kali

Dia kali

Tiga kali

.

.

.

Tujuh kali

'Wah, aku tahu aku memang agak jahat, tapi... bukankah ini agak keterlaluan? Atau aku memang sejahat yang dia gambarkan? Hmm, mungkin aku harus memberinya waktu untuk berduka?'

Hari kedua, peluru kata-kata galau masih diberondong kan melalui Instagram. Pada hari ketiga, serangan agak mereda. Kemudian, pada hari keempat tak ada apapun. Hari kelima, seperti kerasukan banteng yang melihat bendera merah, serangan gila secara bertubi-tubi dilayangkan.

'Oke, ini sudah keterlaluan.'

Like I said, I'm imperfect. So you are free to go, I will even hold the door for you.

'Sangat kekanak-kanakan tapi sudahlah...'

Keesokan harinya,

Tirta_ I'm not going anywhere, Ra. Aku masih di sini.

Dee_ Yeah? But, sorry mas I'm not. You are so easy to leave the house when you have a problem, aku gak tahu apa yang kamu alami or rasain, tapi pergi gitu aja bukan caranya. Imagine, kalo kita udah ada hubungan, aku bakal kelimpungan nyari and ngemis biar kamu gak pergi. Aku gak pengen ada di cerita dengan genre yang sama, mas. Sorry, aku rasa kamu emang bukan buat aku mas.

Tirta_ Sorry ya Ra, aku emang salah. Kalo kamu udah gak mau ngasih kesempatan ke aku lagi, gak papa. Thank you ya buat selama ini.

Dee_ Aku yang thank you mas, sama sorry gak bisa jadi seperti yang kamu pengenin.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C12
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen