Kapitel 230: MIMPI YANG MENJADI PERTANDA

Aneska kembali menarik selimut sampai menutupi dadanya dan tidak lama kemudian kembali terdengar dengkuran halus ke luar dari bibirnya.

...

Ditempat lain, jauh dari keramaian dan kebisingan ibukota. Di dalam sebuah rumah yang sangat sederhana tetapi sangat rapi dan bersih. Laras sedang menjemur bajunya di samping rumah ditemani ayam-ayam yang sedang mengais tanah mencari cacing.

"Laras!" Terdengar suara Ibunya memanggil dari dapur.

"Iya Bu," jawab Laras sambil menjemur baju.

"Kalau sudah selesai cepat ke sini!" Teriak Ibunya.

"Iya!" Jawab Laras. "Tunggu sebentar, tinggal sedikit lagi Bu baju yang akan dijemurnya."

Setelah selesai menjemur baju, Laras masuk ke dalam rumah lewat pintu samping dengan terlebih dahulu menyimpan ember.

"Laras, bantu Ibu membereskan ini," pintu Ibunya di depan lemari coklat yang terlihat sudah tua.

"Bantu apa Bu?" tanya Laras mendekati Ibunya yang sedang berdiri mau membuka pintu lemari.