Aku masih ingat kisah lalu yang pernah aku jalani, dimana ada seorang wanita cantik, manis, murah senyum yang membuat aku tergila cinta ingin memilikinya. Dan sampai saat ini aku selalu mengingat dia, masih merindukan dia. Dialah suatu kenangan yang terindah yang pernah aku kenal.
Awal pertemuan dulu di tempat kerja aku, banyak kenangan baik suka dan duka antara aku dan dia. Itu semua yang tak pernah aku lupa dari dia dan satu hal lagi yang selalu terbayang dalam benak pikiranku yaitu senyumannya, yang pernah membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, dan dia adalah Alda.
Setelah sekian lama terpisah dengan dia, sekarang aku berjumpa lagi dengan dia. Senyumku yang dulu dalam kerutan yang tak membasah karena kepergiannya, kini senyuman ini telah kembali membasah yang membuat lekukan senyuman indah karena kehadirannya. Sesosok wanita cantik yang selama ini aku tunggu, dan ku selalu menaruh, menyimpan perasaan ini untuknya.
Awalnya aku tak percaya bila semua ini akan terjadi, pertemuan antara aku dan dia. Bahkan pertemuan ini tejadi di tempat yang sama, seperti sedia kala pertama aku berjumpa dengan dia. Tempat yang begitu banyak mengisahkan kenangan dengan dia yaitu tempat kerja aku yang dulu.
Informasi yang aku dapat dari sahabat aku, kalau dia menjual lagi kue di warkop, tapi aku masih tidak percaya. Sahabat aku ini kesehariannya kerja, dia bekerja di salah satu perusahaan, bekerja dibagian lapangan. Mungkin sahabat aku benar karena mungkin juga sahabat aku sering ke warkop beristirahat ketika letih dengan perkerjaannya.
Setiap hari sabtu dan minggu sahabat aku datang di cosku karena libur kerja, dari situ dia memberitahu saya keberadaan Alda bahwa dia menjual lagi kue di warkop. Tapi tak semudah aku percaya sebelum mataku sendiri melihatnya dan aku tahu sahabat aku sukanya bercanda, apalagi expresi wajahnya ketika memberitahuku.
"Uchenk, ketemuka alda. Ternyata halus tangannya ya. Saya pengang - pengang tangannya. Itumo kau nikahi uchenk, apa adanya itu anak kalau saya liatki. Kalau tidak mauko sayamo.. Ungkap sahabat aku dengan nada bercandanya.
"Hahahaha owh tidak bisa dia milik saya, hmm tidak percaya dech kalau kau bertemu dia. Dimana be' kau ketemu sama Alda? Ku tertawa mendengar canda sahabatku dan expresinya.
"Di warkop, dia menjual kue lagi disana. Ungkap sahabat aku.
"Tidak percayaka, setahu saya Alda tidak bakalan kesana lagi. Karena dulu pernah bilang kalau dia tidak bisa bertahan bekerja kalau seperti begitu terus bos di warkop. Jelasku ke sahabat aku.
"Tapi seriuska Uchenk, ada betulki disana. Ungkapnya
"Pernah kesana kah, saya kira kerjako?tanyaku kepadanya.
"Pernah kemarin - kemarin. Jawabnya.
Antara percaya atau tidak sama sahabat aku kalau itu benar - benar alda, namun aku butuh kejelasan yang jelas. Aku berinisiatif untuk menyelidiki keberadaan Alda dengan cara melihatnya dari jauh, apakah benar ada Alda di Wakop menjual kue.
Tapi satu hal lagi informasi yang aku dapat sehingga aku percaya, informasi itu datang dari teman aku yaitu si penjual capucino cincow. Bagaimana aku percaya karena dia menjual es di warkop yang saya tempati kerja dulu, nah disanalah juga Alda menjual kue.
Melalui facebook, teman memberitahukanku keberadaan alda. Temanku ini orangnya baik, tapi terkadang dia marah ketika aku membuat dia jengkel dan mengerjain dia. Terbiasa juga aku berbohong, aku sangat berhutang budi karena dia memberitahukanku keberadaan Alda, tapi hanya aku balas dengan berbohong kepadanya. Maafin aku ya teman !.
"Echa Ondenk Jhie"
(Hy uchenk..)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(hy jga..)
"Echa Ondenk Jhie"
(Adaki lg d sn alda mnjual...)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
( :)..)
"Echa Ondenk Jhie"
(ko hnya trsenyum...)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(tdakji,,,gmna kbarnya alda? hahaha...)
"Echa Ondenk Jhie"
(Alhamdulilah baik2 jhie bro.)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(biasaki tlponn...)
"Echa Ondenk Jhie"
(Mnjual kigh lg kue d tmptx ibu...D mn ko ini nhaaa...)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(seriuski in kach..slam sja sma dy kl ad btulki..dkalimantanka.)
"Echa Ondenk Jhie"
(Iyee seriuskha..Ada kigh alda lg mnjual...)
(Apa qt bkin d klmtn...)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(kerjaka..)
(slam sama dia, siapa pcarnya skrng..?)
"Echa Ondenk Jhie"
(Ough krj d st to...)
(Msh yg dlh jhie pcrx yg anak pelayarankha...)
(Apa qt krj d st nhaaa...)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(owh, krjaka dskolah..)
Sampai itulah obrolanku bersama temanku di facebook, dia sangat peduli sama aku. Dia tahu kalau aku masih merindukan Alda dan dia benar - benar tahu isi hatiku. Tapi apa yang aku balaskan, aku berbohong tentang keberadaanku. Padahal dia bemaksud baik terhadapku, sekali lagi maafin aku ya teman.
Tak sabar rasanya aku ingin bertemu Alda, ingin melihatnya lagi dan senyumannya. Rindu sangat menggelitik sanubari jiwa ini, ke elokan indahnya selalu membayangi keseharianku. Seringku mencoba untuk hendak pergi bertemu, namun dengan cuaca yang tak mendukung. Hujan sangat lebat sehingga membuat air tergenang di setia lorong - lorong jalanan.
Hingga suatu saat seperti yang aku katakan, jika sahabat aku akan datang di cosku setiap hari Sabtu dan Minggu untuk bermalam, karena libur bekerja. Nama teman aku Dedi Irawan Putra, dengan nama panggilan Dengker. Keren kan namanya, unik pula.
Bukan cuma Dengker aja sahabatku, aku besahabat 4 orang. Yang satu dia sudah di kampungnya, dia juga belum bekerja seperti aku tapi terkadang dia ke kota makassar. Dan yang satunya, sebenarnya dia ada di makassar tetapi dia sibuk bekerja. Yang kedua sahabatku ini, dari sejak kuliah aku selalu bersama sampai kami lulus kuliah. Sedangkan Dengker saya bersahabat sejak 1 Kos dengan dia, sampai sekarang pun kami selalu bersahabat.
Echh sampe lupa absen nama - nama mereka dan asal daerah sahabat aku. Si Dengker ini asalnya dari Kab. Bulukumba, sahabatku yang kedua namanya Usran dia dari Kab. Sinjai Selatan dan sahabatku yang ke tiga nama Saharuddin, di panggil "Sahar", asal daerahnya kab. Jeneponto. Echh aku juga mau absen daerah nich, yang punya cerita ini si penulis. Sahabat - sahabat aku sering panggil "Uchenk", tapi nama Asli aku Muh. Husain Achmad. Asal daerahku Kab. Enrekang.
Meskipun daerah kami berjauhan, tapi kami tetap bersahabat. Komunikasi kami lancar dan tetap langgeng. Seperti kata lagu Sindentosca band "Persahabatan Bagai Kepompong".
.................................
Pada hari minggu yang cerah, tak ada tanda - tanda akan adanya hujan. Hanya embun saja yang membasah di dedaunan dan disertai tiupan angin yang lembut menyapa disetiap rongga tubuh ini sehingga tersadar dengan gelitik dinginnya pagi ini. Namun dari arah jendela kamarku, terpancar sebuah cahaya yang ingin menandingi dinginnya tubuh ini dengat hangatnya mentari pagi.
Dengan mata yang masih dalam sayup - sayupan dan seketika tanganku meraupnya, ku terbagun dan melihat ke arah kamar sahabatku, ternyata sahabatku sudah lebih awal terbagun. Ku mencium sesuatu yang harum dari arah kamarnya yang membuat mataku mengelinjang tanpa rasa ngantuk, apa ya yang di buat sahabatku itu. Perlahan aku berjalan menuju kamarnya dan menegok ke dalam kamarnya, ku ucapkan kata selamat pagi, ech malah dibalas selamat siang. Ternyata yang dibuat sahabat aku dua gelas kopi yang begitu harum, membuat mataku masih sayup rasa ngantuk menjadi tanpa ngantuk.
"Bro, pergi sana mandi dulu baru kita ngopi di teras sambil cerita - cerita. Ungkap sahabatku
"Oke banget tu, pagi - pagi ngopi. Ya udah aku mandi dulu ya, tungguin aku di teras. Kataku!
Bergegas aku kembali ke kamar dan meraih handuk juga sabun dan ku pergi mandi.
Seusai selesai mandi, dengan suasana yang cerah pada pagi itu. Aku yang sudah segar dan memakai celana jeans andalan aku juga baju warna kesukaan, yaitu warna merah. Ke ingat dulu waktu pertama aku suka warna merah, itu karena seorang wanita yang aku sangan sukai dialah Alda.
Aku pun samperin sahabat aku di teras, disambut dengan segalas kopi hangat dan kami bercerita, bercanda bareng. Keseringan kami jika ada tetanggga kos yang pas juga berada di terasnya, aku dan sahabat sering ngobrol dengan cewek penghuni kos sebelah.terkadang juga sahabat aku godain setiap cewek yang lewat atau di kos seberang.
Tak terasa waktu semakin beranjak menjelang siang, minuman kopi kami pun sudah habis. Sahabat aku mengajak keluar menuju warkop untuk main internet yaitu tempat kerja aku dulu.
"Bro, ke warkop Arun yuk. Main internet, lama banget tidak ngecek facebook aku. Ungkap sahabat aku!
"Okelah, aku juga sentuk banget dirumah terus. Jujur ya selama di makassar ini, aku tidak pernah keluar karena cuaca yang tidak mendukung. Kataku!
"Siapa tahu ada Alda menjual di Warkop bro, jadi kau ketemu juga.
"Hari minggu ini, biasanya dia tidak menjual kayak dulu. Hari minggu, hari liburnya juga. Ungkapku!
"Ayomi pale bro, sediamoko. Ambil sana switer kamu, baru kita lets go..
"Ndak usahmi pake switer, pake baju ini saja.
Kami pun berangkat dengan menaiki motor sahabat aku, motor lamanya. Dalam perjalanan pun kami suka bercanda dan tak lain jika ada cewek yang berpapasan dengan kami, sahabat saya pun suka godain. Ya begitulah orangnya sahabat aku, suka gombalin cewek, ya aku ikut - ikutan aja. :)
Setelah hampir sampai, ku lihat dari jauh stand Jualan Caffucino cincau tertutup dan hanya ku lihat stand jualan kue yang terpampang dengan berbagai macam kue. Dulunya di setiap hari minggu, tidak ada jualan kue, sekarang sudah ada. Itu artinya sang Idola ada atau sang pujaan hati, dialah Alda.
Hati semakin tak karuan, sangat berdegub melihat dia, tatapan sangat menusuk dari mata hingga ke jantung ini. Senyuman itu tidak berubah, bahkan semakin indah ku pandang hari ini. Hari ini, hari yang sangat special. Hari seperti inilah yang selalu aku idamkan dan aku nanti - nanti sejak dulu. Hari pertemuan aku dan Alda, sangat terangkum bagiku, terpana dengan ke indahan dan ke elokan semerbak ayu wajahnya.
Langkah kaki masih sangat berat untuk menghampirinya, hati masih berdegup dan semakin berdegub jika memandangnya. Apakah ini balasan doaku dari sang pencifta, yang mempertemukan aku dan dia. Pertemuan ini bagaikan bunga yang dulu layu dan tak bermekar, sekarang menjadi bunga yang mekat di taman hati.
Setelah itu, aku dan sahabatku berlalu masuk kedalam warkop. Akupun mengeluarkan leptop dan ku letakkan di atas meja untuk menghubung ke wifi. Lalu ku pesan voucer untuk sing in ke internet dan memesan minuman yang dingin. Dan juga itu bersamaan Sahabat saya pun memesan kue yang di jual alda.
Setelah 5 menit kemudian, dalam hati kecil aku berkata "masak aku ngk samperin Alda, padahal sudah ada di depan mata". Rindu yang dulu sangat terpenjara dan terasingkan, harusnya aku menemui dan berbagi cerita, bercanda bersama untuk merebahkan rindu di sandaran indah senyumnya.
Aku pun berpamitan kepada sahabatku untuk menemui Alda, karena kulihat dia sedang sendiri duduk. Perlahan langkahku untuk mendekatinya, degupan jantung pun semakin tak karuan. Ku duduk disampingnya dan kami pun mulai mengobrol.
"Hai, boleh aku duduk disini? Tanyaku!
"Boleh ko. Jawab alda.
"Bagaimna kabarnya? Tanyaku lagi.
"Baik ko kk, situ ia?
"Baik juga ade. Hmmm akhirnya ketemu jga ya, setelah sekian lama terpisah. Pertama kenal disini, disini juga kita bertemu.
"Ie kk, lamata di' ndk ketemu.
"Bagi saya, banyak kenangan disini bersama qt ade.
"Oya, ya betul juga kk.
"Ngomong - ngomong, apa kegiatan ini kk? Kata Echa, qt di Kalimantan. Apa di kerja disana?
"Hahahaha, jangan bilang sama Echa na kalau saya bohong sama dia. Sebenarnya sudah lama saya di makassar dan saya tidak di kalimantan. Ya saya ke makassar, cuma perifikasi ikut serta tes.
"Hahahaha marah lagi Echa itu sama qt kak kalau dia tw. Tes apa itu kak?
"Tes di Yayasan, ya tinggal tunggu tes ini. Ya, jangan di kasi tw dong..
"Saya kasi twki kak Echa kalau na bohongiki kak Uchenk.
"Jangan dong di kasih tw.
Dia hanya tersenyum saat itu, itulah yang aku tunggu selama dalam obrolanku saat itu. Tidak pernah berubah dan tak pernah kerut senyuman itu. Ku lihat lagi hari, semakin indah pun senyum itu.
"Masih jalan sama pacarnya ya atau sudah ada yang lain? Tanyaku kepadanya.
"Tidak ada yang lain, masih ituji kak.
"Owh, setianya tawwa. Coba saya di posisi laki - laki itu, pasti aku sangat beruntung punya pacar kayak kita. Ungkapku sambil tersenyum.
"Achh kk bisa aja. Sanggahannya dan tersenyum juga.
"Ya bisalah, apa sich yang ngak bisa. Coba ya dari dulu, awal ketemu kita jadian sampe sekarang. Kita'nya sich tidak menerima saya sebagai pacarta, baru mau ngasi harapan ketika mau pisah.
"Hahaha kita itu kak, mengingatkan masa lalu. Ungkapnya!
"Hahaha tidak semudah itu Alda, aku lupakan semua. Bahkan di tempat ini, bagi saya banyak kenangan antara kita berdua. Entah bagaimana menurut kita, apa menganggap itu kenangan atau tidak.
"Ya bagi saya kak, bukan cuma kita yang menganggap kenangan. Saya pun juga, kita itu kak terlalu baik bagi saya.
"Itupun juga kakak lakukan karena semata - mata, aku sayang sama kita' ade. Dan sampai sekarang, masih ada perasaan itu untuk kita' ade.
"Oya, yang benar..?tanyanya alda sembari tersenyum kepadaku, ku menatap matanya dan ku melihat ada bayang setitik harapan saat ku ungkapkan perasaan yang lalu. Itupun masih terbayang sampai sekarang perasaan itu.
"Ia ade, bahkan ya. Apa yang pernah kakak jalani bersama kita di tempat ini, aku tuangkan dalam sebuah cerita. Kakak menulis kisah disini dalam blog aku, kan kita sudah baca ya ade?
"Hahaha ia, saya sudah baca itu novelta kak di blogta. Lucu juga ya kak..
"Ya begitulah ade, saya seperti itu. Apapun yang pernah aku alami pasti suatu saat itu aku tuangkan dalam cerita. Apalagi kalau yang sagat mengesankan buat aku.
Dalam pembicaraan saya dan Alda dengan mengenang masa lalu di tempat itu, sedikit terharu juga. Karena perasaan yang lalu masih saja membayangiku dan sampai sekarang masih menemaniku, meskipun tak memiliki Alda. Karena aku tahu Alda sudah mempunyai kekasih. Tapi aku selalu berharap keajaiban cinta akan menghampiriku dan menuntunkan aku dan dia.
Beberapa kali juga aku menghampiri Sahabat aku yang sedang asik main facebook, menemaninya chatingan dengan beberapa teman facebooknya dengan perempuan. Lucu juga percakapan sahabat aku, karena selalu merayu seperti sedia kala di kehidupan nyata atau di sekelilingnya.
Jikala Alda habis melayani pelanggannya yang sedang membeli kue dan bersantai, ku luangkan lagi untuk menemaninya. Bahkan terkadang saya membantunya untuk berjualan.
"Ade, coba liat hp nya? Tanyaku kepadanya.
"Buat apa kak? Jawabnya.
"Ya, pengen liat - liat aja poto kamu. Bentar aja ko, takut amat aku liatin pesannya. Kgakkk ko..
"Hahaha ini kak, biar kk liat aja pesannya. Pesannya juga tidak ada..
"Pasti kamu sudah hapus kan pesannya, makanya tidak ada..
"Hahahaha, tertawanya alda yang membuat aku terpesona.
"Berganti - ganti aku liatin poto Alda, sampai aku tertuju pada satu poto yang sangat anggun dan cantik. "Ini bagus poto kamu, cantik. Kirim dong ke Hp aku?
"Yang mana kak? Coba aku liat.
"Yang ini, yah kirim ya? Pintaku kepada alda.
"Oke dech, aktifkan blotoot hp kk. Kata Alda.
"Okey, ini udah. Kirim sudah poto yang tadi.
"Ini aku kirim, terima lah.
"Baiklah, okey poto sudah sampai. Terima kasih.
"Ie, sama - sama. Udah ganti hp kak, ko beda yang dulu hpnya. Tanya Alda.
"Apanya yang beda, sama aja ko. Ini masih hp yang dulu, masak lupa sich..
"Hahahaha ia ya. :)
"Udah baguskah BBMnya? Tanyaku lagi.
"Ia, sudah bagus. Mang kenapa kak?
"Bererti sudah ada pin nya dong, minta dong? Pintaku
"Ndak usah dech kak.. Ungkapnya.
"Kenapa? Marah pacarnya ya? Tanyaku lagi.
"Kan adaji facebook, bertemanjki juga. Apalagi juga ada no hpku juga di kita kak.
"Ia sich, tapi kan lebih cepat kalau BM. Dan bukannya dulu kita pernah bilang kalau sudah bagus, akan kabari kakak pin bb kamu. Sanggahanku yang penuh kecewa.
Saat itu Alda cuma tersenyum memandang saya, rasa kecewa saya berubah menjadi tenang ketika memandang senyuman itu. Senyuman itu pengobat hati yang sedang merana, betapa bahagianya aku di minggu itu. Awal pertemuan dengan Alda, bisa bercerita lagi dan bercanda bersama.
Sesudah pertemuan itu, bukan cuma itu saja pertemuan aku. Bahkan berhari aku menemaninya di Warkop untuk berjualan dan bercerita melepas rasa rindu meski bukan pasangan kekasih, tapi sang pujaan hatiku. Tanpa di temani sahabat ke warkop, aku sanggup berjalan kaki seperti dulu selama aku bekerja di warkop.
Bahkan selama aku selalu menemani Alda, aku juga sering bertemu dengan teman lamaku yang menjual di warkop. Ada si penjual Batagor, yang sempat dulu aku cemburui ketika dekat dengan Alda, Namanya Mas Mifta, dia dari jawa. Sedangkan si penjual Es Caffucino Cincau, namanya Dilla. Echh ada lagi si penjual Es caffucino cincau yang sempat aku bohongi, namanya Echa. Untungnya bukan dia yang menjual, kalau dia bisa - bisa aku di marahi sama dia.
Setelah selesai sahabat saya bermain facebook, kamipun bergegas untuk pulang ke kos. Rasa ingin berbaring meringankan keletihan di hari minggu ceria ini, mungkin sudah waktunya jam tidur siang kali'. Akupun berpamitan kepada gadis pujaan hatiku yang kini hadir kembali di kehidupanku.
"Alda, aku pulang dulu ya..! Ungkapku kepada Alda.
"Ie, kakak. Kesiniki lagi besok kak, nah?
"Pastinya dek, kakak akan datang besok. Ungkapku.
"Betulanki na kak!
"Ie ade. Ku tersenyum kepadanya dan dia juga membalas dengan senyumnya, dalam perjalanan seolah senyuman itu selalu mengikutiku sampai di rumah.
Merona indahnya cahaya yang terbingkai dalam relung hati, pandangan pertama terlukis kembali yang membuat resapan rasa cinta yang hadir kembali. Meski sempat hampir terlupakan rasa itu yang hanya tingggal sepercik, hingga saat pertemuan yang rasa sepercik menjadi membludak dan mengindahkan pada pasangan sejoli yang sedang jatuh cinta.
Di waktu malam sebelum beranjak di tempat tidur, aku pun keluar di teras membawa laptop Acer yang ku miliki. Menyalakannya dan menghubungkan ke wifi terdekat untuk bermain faceboook, setelah akun facebook terbuka kulihat ada pesan masuk. Yang kulihat pesan dari sang pujaan hati, yaitu pesan Alda. Begitu senang hati ini dan ku segera membuka pesan dari Alda.
#Fb Alda Risma
"Kak, minta maaf ya tadi aku ngak kasi pin BB aku. Tapi boleh kan Ade yang minta Pin BB kakak?
#Fb Uchenk The'ZainTz Dzainerzt
"Hahaha apa sich yang ngak boleh buat kita ade, boleh ko..
#Fb Alda Risma
"Teruss mana pin nya kakak?
#Fb Uchenk The'ZainTz DzainerzT
"Ohh ie, ini pin kakak 54340C9E. Di invite yaa
#Fb Alda Risma
"Okey Kakak.
Tak lama kemudian aku melihat pemberitahuan pertemanan yang masuk di BBM aku, ku raih Handpone Androit aku dan ku melihat nama Alda Risma. Dengan segera aku terima pertemanan itu, dan ku tulis pesan pertaman kepada alda melalui BBM.
"Terima kasih ya ade sudah invite kakak.
"Ia kakak, sama - sama.
Setelah itu kami sering mengobrol lewat BBM, berbagi cerita dan bercanda. Terkadang juga aku mengutarakan perhatian aku kepadanya dan mengungkap perasaan lalu yang sempat terhenti dan kini ingin memulai lagi perasaan itu untuk seorang yang special.
Dibalik obrolan aku dan Alda di Facebook, ternyata ada juga pesan satu masuk. Entah siapa, aku penasaran. Aku pun membuka dan kulihat pesan dari teman aku yang jual Es Caffucino Cincau, inilah yang selalu aku ragukan. Dia si Echa, waduh bisa berabe kalau dia marah sama saya. Apakah benar Alda yang memberitahukannya atau rekan kerjanya si Dilla, atau siapakah dia yang tahu waktu saya di Warkop.
"Echa Ondenk Jhie"
"Knp nhu bhngikha ceper..)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(Ndk sgituxji kpeng mrah, biasa aj dong. Aq cuma brcnda koo..)
"Echa Ondenk Jhie"
(Brcnda ndha segitux keles...Dsr ceper...)
"Uchenk The'zaint Dzainerzt"
(Jngnmi kpeng marah, nmax jga manusia tak luput dri kesalahan n saling memaafkankan.. :) )
Dihari - hari kemudia setelah pertemuan yang pertama kali, setiap hari aku selalu nemanin Alda berjualan kue. Sembari ku tepiskan semua ke galauan rinduku yang hadir semenjak berpisah dengan alda, kini sedikit - demi sedikit rindu itu terobati.
Bukan cuma Alda yang selalu aku temanin, tapi banyak teman aku juga disitu seperti kayak reunian aja. Apalagi si mas penjual batagor yang sering ngajakin main catur, jadi ngak terasa sentuk juga dengan ke adaan.
Si bos pun yang punya warkop selalu menyapa dengan kehadiran saya di warkop dan terkadang dengan ejekan bercandanya kepada saya dan Alda. Tapi itu tidak membuat semangat aku jadi surut untuk nemenin Alda untuk berjualan, pagi sampai malam. Selama bersama Alda, aku sering pulang malam. Itulah karena Alda, ku korbankan waktuku unutuk dia.
Sampai di suatu saat ketika kami berbicara dan duduk berdua, ku ungkapkan lagi perasaan itu yang hadir membungkam dalam relung hati. Meski dulu pernah di tolak tetapi tidak salahnya jika aku mencoba lagi, karena jika saling menatap dengan Alda, aku melihat ada bayang perasaan di matanya.
"Alda, masih ingat waktu dulu aku pertama kali nembak kamu di belakang, di dekat dapur..? Ungkapku.
"Hahaha ingat kak.
"Berharap sih dulu bisa diterima cinta saya, itupun sampai sekarang masih berharap sama kita ade. Dan jujur selama berpisah sama kita, aku selalu menunggu dan berharap ada keajaiban bisa mempertemukan kita, menyatukan kita dalam satu cinta.
"Ach masak kak, ungkapnya yang begitu simpel dan memandang saya dengan sebuah harapan.
"Aku tahu ade kita' punya pacar, tapi kita' harus tahu kalau kakak juga mencintai ade. Aku suka sama ade dari dulu dan sampai sekarang, apakah ada harapan kakak jadi pacar ade? Ungkapan perasaanku kepada Alda, saat itu pula ku raih tangan Alda dan ku pengang. Sembari ku balas tatapan Alda.
"Ie kak, aku juga suka kakak. Karena kakak baik dan perhatian. Tapi lepasmi tanganku kak, nanti na liatki orang dan ibu di kamera.
"Oo ia, maaf ya ade. Hmm jangan pernah putus kontek lagi na ade, jangan di ganti pin bb ade. Okey? Pintaku sembari ku lepas tangan Alda perlahan.
"Okey kakak, pastinya. Dia pun tersenyum yang membuat aku semangat untuk mendekapnya.
"Tapi adakan dalam minggu - minggu ini harapan itu kesampaian?
"Nanti kita liat kak, kita jalani saja.
"Oke dech.. Hmm tu ada yang beli kue, sana ladeni dulu..
"Oo ia, situ aja duduk ya kak. Jangan pindah - pindah..
"Okey ade..
Hari semakin larut, cahaya senja sore dengan begitu indah terpancarkan dengan ke elokan cinta yang terpampang bersamaan cahayamu. Oh begitu bahagianya jika saja sekarang dia menjadi kekasih hatiku, namun aku harus bersabar hingga sampai titik waktu yang indah itu.
Selama bersama Alda hati kini terasa tak sepi, sesosok orang yang begitu special menemani keseharianku. Meski dia bukan kekasih namun dia pujaan hatiku, dalam pikirku ini semua akan indah pada waktunya. Sahabat mungkin inilah yang telah ku rangkai sehingga nanti akan menjadi cinta, kita hanya menunggu waktu saja.
Tapi apalah daya semua itu hayalah harapan palsu yang telah aku tunggu karena impian untuk memiliki alda kini telah pudar kembali, Alda pergi bersama harapan itu tanpa sebuah jawaban dan sedikit - demi sedikit harapan itu menghilang. Aku sangat kecewa, mengapa ini terulang kembali. Perpisahan aku dan Alda, kehidupanku yang dulu kembali seperti semula.
Semangatku kini telah luruh tanpa kehadiran Alda, aku pun tidak tahu kalau alda mau keluar dari kerjanya lagi. Aku mengetahui dari teman aku yang juga menjual Es Caffucino cincau, dia tidak langsung memberitahu kepada saya. Dan itu aku masih belum percaya, makanya aku langsung menemui alda dengan kejalasan yang pasti.
"Dek, kata Dilla kamu mau keluar lagi bekerja? Tanyaku kepada alda.
"Ia kak, capek kerja disini.
"Ya seperti itulah ade kalau kerja, pasti ada capeknya. Tidak ada kerjaan yang tidak capek.
"Makanya itu kak aku mau keluar, karena capek. Aku mau kerja yang tidak ada capeknya.
"Mana ada kerjaan yang tidak capek dek. Sanggahanku
"Ada kak..
"Mana coba?
"Tidur.. Hahaha. Jawabnya dengan bercanda sambil tersenyum.
"Yee, tidur pun capek ade..
"Begitu ya kak..
"Ialah, hmmm jadi betulki mau keluar ade?
"Ia kak, besok tidak adamo disini menjual.
"Teruss dimanaki lagi mau kerja?
"Tidakmi kak, mau pulang kampung dulu..
"Yaa ko gitu, sepimo lagi itu karena ndak adamki..
"Kan bisajaki BBMan kak, telponan, ataupun Facebook.
"Tapi kan alangkah bagusnya kalau selalu bersama kita, bagaimanami paeng itu yang pernah aku katakan sama kita'?
"Yang mana tu kak?
"Tu' sok lupa lagi, itu yang harapan kakak tuk bisa jadi pacar ade..
"Ndk tahumi juga kak, maaf ya kak tidak bisaka khianati pacarku.
"Kenapa emang ia kita' bilang begitu.
"Sudahma tunangan kak, ini cincinnya di jariku.
"Apa, kenapa tidak bilang dari awal ade. Aku sangat kanget dan terpana memandang cincin itu di jemari alda.
"Maaf ya kak. Ungkapan alda yang begitu sedih memandangku.
"Ia ade, kakak ngerti. Tapi kenapa kita membawa saya dalam perasaan ini lagi, kalau seperti ini sudah terlanjur sayang sama ade. Kenapa ndk bilang dari awal kalau sudah tunangan. Ungkapku dengan hati penuh kecewa, sedikit linangan air mata.
"Kak, sekali lagi minta maaf.
"Ia ade. Jawabku yang begiu simpel tapi dalam hati penuh kecewa, dan berharap ada keajaiban jodoh dengan Alda.
Setelah semua itu, aku pun tidak seperti biasanya. Bahkan waktu itu aku pulang lebih awal, mendahului alda. Biasanya aku menunggu Alda sampai selesai jualannya dan pulang lebih dulu sebelum saya. Rasanya sih besok atau lusa tidak ke warkop lagi karena Alda sudah tidak ada tapi disisi lain, ada teman aku si mas penjual batagor yang selalu ngajakin aku main catur. Makanya tetap saja esoknya aku datang temanin si mas penjual batagor. Ech sebuh aja namanya si penjual Batagor biar lebih akrab. Namanya mas mifta, orangnya baik selalu berikan Batagor gratis buat aku.
Esok harinya aku telat datang di warkop temanin si mas main catur, akupun kurang semangat untuk ke warkop karena yang aku tahu, orang yang aku suka sudah tidak ada berjualan.
Setelah hampir sampai di warkop, aku kaget melihat di kejauhan masih terpampang stand jualan kue. Semakin ku mendekat untuk memperjelas siapa yang jualan, dan ternyata masih Alda yang jualan. Tapi dia tidak sendiri lagi, ada seorang cewek.
Sapaan mas pun kepada saya yang telat datang menemaninya.
"Mas ko telat datangnya sich, dari tadi aku tunggu - tunggu. Mana si Husein, ko ngak datang - datang, ta kira tidak jadi datang. Sapaannya mas penjual batagor ke saya.
"Tadi aku mencuci dulu mas makanya telat, maklum anak kos..
"Makanya mas husein, cari pacar yang bisa nyuciin bajunya..
"Hahaha justru itu mas, ini baru cari yang cocok.. :)
"Itu Alda mas, pacarin dia..
"Hahaha mas bisa aja, dia itu udah punya pacar mas. Bahkan dia sudah tunan, dia bilang kemari sama aku..
"Apa.. Dia sudah tunangan! sabar ya mas. aku turut sedih melihat mas husein ini.
"Ia mas, terima kasih.
"Itu alda tadi, nunggu - nungguin kamu..
"Ya aku tidak tahu mas kalau dia masih menjual, karena kemarin dia bilang udah mau keluar.
"Ya dia juga bilang begitu tadi mas, makanya itu ada sepupunya yang mau gantiin menjual disini.
"Owh sepupunya itu mas, sedih dech karena dia mau keluar..
"Kalau sedih mas, itu ada sepupunya penggantinya kalau alda udah keluar..
"Ach mas, tidak mungkin begitu. Kita harus setia mas.. Hahaha
Sebari ku ngobrol dengan mas, aku juga selalu memandang ke arah alda yang sedang berjualan bersama sepupunya dan terkadang juga dia menoleh ke arahku sambil tersenyum. Itu pun berbicara jarak jauh dengan dia.
"Alda, katanya mau keluar. Tahunya masih ada, ngak jadi keluar ya.. Tayaku kepada alda sembari ku dekati dia.
"Emang kak aku mau keluar, tapi besok.
"Kemarin bilang besok, tapi masih ada.
"Sebenarnya ini hari ndak masuk, tapi tanteku bilang masukmi sekalian ajari dulu sepupumu.
"Oo lagi di trening ya sepupunya.
"Ia kak.
"Jadi besok ndak ada betulmki itu, ndak terlalu kesinima juga itu karena ndak adamki..
"Jangan tawwa kak, ndak adami na temani mas itu main catur..
"Kesiniji ia, tapi ndak keseringanma.
"Carimiki cewek yang lain kak, banyakji cewek disini juga.
"Ndak bisaka ade, ka terlanjur ku sanyangki dan terlanjur nyaman dengan kita'..
"Ya kita'ji paeng ka..
Saai itu juga mas manggil saya setelah beres urusannya ladeni pelanggannya, dia juga memberikan kapada satu porsi Batagor.
"Mas husein, main catur yuk? Tanyanya mas..
"Baiklah mas, ayok kita main catur. Ungakapku ku berpamitan dengan alda.
"Ade, aku mas dulu ya..?
"Ie kak..
Setelah aku ke mas, dia memghidangkan seporsi Batagor di meja untuk saya.
"Ini mas, dimakan ya. Aku ambil catut dulu di dalam..
"Waduh mas, repot amat. Banyak banget lagi..
"Di makan aja mas, aku ikhlas. Mas pasti lapar..
"Lapar si mas tapi kebanyakan..
"Ndak papa mas, ayo di makan aku ambil catur dilu didalam.
"Okey, ambil catur sana mas. Terima kasih banyak ya mas batagornya
Seharian kami bermain catur dan menemani mas berjualan, juga menemani alda. Sampai menjelang malam pun aku di warkop, ini demi pertemuan terakhir dengan Alda sebagai bentuk perpisahaan aku dan alda.
Besoknya lagi, aku datang lagi di warkop. Tetapi berbeda dengan hari - hari sebelumnya, Alda sudah tidak ada. Tidak ada lagi penyemangat yang menjadi motivasiku, senyuman yang selalu menyapaku sudah tak nampak dengan nyata, hanya bayangnya saja yang menemani setiap hariku.
Sendiri lagi dan tak ada yang menemani dihari - hari indah tanpa bersama sang pujaan hati. Kepergiannya kini meninggalkan harapan yang tak pasti, kehidupan tanda tanya yang tak mampu terjawab setiap yang terlewatkan. Mengapa semua ini terulang kembali seperti dulu yang sudah terjadi. Cinta yang dulu hadir tetapi cinta itu pergi lagi meninggalkan duka yang tersimpul dalam hati.
Perasaan yang terpendam dan yang tak pasti. Jika saja aku tak bertemu mungkin ini semua takkan terulang. Aku bisa saja bahagia bertemu dengan dia karena senyumannya, tapi pertemuan itu mengisahkan dula pilu yang terulang kembali.
Setiap hari aku hanya berteman handpondku, karena hanya gambarnyalah yang tersimpan dimemori sebagai pengobat rinduku.
Aku sadari kalau dia sudah punya tunangan, tapi harapan dalam hatiku ada kajaiban dari sang pencifta untuk bisa jadi jodohku.
Meskipun aku dan dia berpisah karena jarak, tapi aku dan Alda masih saja berkomunikasi lewat BBM, facebook dan terkadang aku telpon dia.
Itulah yang ku jalani sampai sekarang, masih saja aku berkomunikasi dengan alda. Meski jauh tapi bagi aku dia ada dihatiku, entah bagaimana dengan Alda. Ada kenangan terindab bersama alda dan ada pula kenangan yang memilukan, tapi itu semu sudah terobati jika teringan senyuman dari Alda yang selalu menepi dalam kesendirianku.
Bahkan yang pernah aku jalani dengan Alda, itu sebagai motivasiku untuk berkreasi kteatif. Aku menciftakan lagu dengan sampul Album Di Senyummu, judul yang aku specialkan yaitu "Di Senyummu" dan nama dari dia sebagai juduk lagu "Alda". Seperti pula aku tulis dalam sebuah novel di ambil dari nama ALDA, ada Part I dan Part II.
Sekian dulu cerita ini aku tulis, berdasarkan kisah nyata yang pernah sang penulis alami. Buat para pembaca, nantikan kisah - kisah menarik lagi dari kisah sang penulis. Terima kasih.

— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension