Matahari pagi ini terlihat terik, namun tak memanaskan kulit manusia yang terkena sinarnya.
"Kamu mau kemana Na?" Tanya Arya yang melihat Alana sudah rapi dengan setelannya.
"Mau pergi." Jawab Alana dengan memakai flat shoes.
"Ya, Abang tahu mau pergi tapi kemana?"Tanya Arya
"Ke rumah Daniel, mau ikut." Ajak Alana.
"Abang mau ikut, tapi..." Arya menggantungkan ucapannya dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Udah kalo nggak bisa." Kata Alana yang sudah siap dengan bawahan jens, atasan blouse lengan panjang, flat shoes dan tak lupa tas slempang kesayangannya.
"Abang titip salam aja deh buat Daniel sama Clara." Kata Arya yang masih sibuk dengan PlayStation.
"Ya udah, Alana berangkat dulu ya. Bye bye." Alana lantas keluar karena sudah di tunggu taxsi yang ia pesan.
# # #
Grup chat Hamba Allah
Didit_HA: uhuk uhuk uhuk
Heri_321: Butuh KOMIX?
Yahya_HA: udah nggak lama lagi lo Dit.
Didit_Ha: ?_?
Dino_123: Turut berduka cita :'(
VanoFP: Turut berduka cita :'( (2)
Didit_HA: Turut berduka cita :'( (3)
Yahya_HA: lo lemot apa rada sengklek Dit
VanoFP: dia mah emang gitu Ya orangnya
Dino_123: lodingnya lama............
Didit_HA: Dikira jaringan internet, loding ____
Yahya_HA: lo tau aja Dit kalo kuota gue mau habis
Heri_321: -__-
VanoFP: -__-
Didit_HA: terus?
Yahya_HA: lo mau beliin gue kuota kan?
Dino_123: sini Ya gue beliin
Yahya_HA: ok otw
Didit_HA: ikutan ah
VanoFP: lah?
Dino_123: Pake duit lo tapi Ya
Didit_HA: nggak jadi gue
Yahya_HA: FUCK! Gue udah panasin motor juga
Heri_321: Terus gue harus dinginin gitu
VanoFP: woy, kalo mimisan itu akibatnya kenapa ya?
Yahya_HA: salah tempat lo Van nanyanya
Dino_123: CALDOK tanya sama CALHU
Didit_HA: wahat the meaning CALDOK and CALHU?
Yahya_HA: sok inggris lo Dit :P
Heri_321: 'CALon DOKter and CALon tukang taHu'
Didit_HA: tahu bulat, di goreng dadakan di mobil. Lima ratusan. Gurihhh
Yahya_HA: cocok Dit Cocok
VanoFP: gue nggak jadi nanya lah,
Dino_123: cocok Dit Cocok (2) , mang siapa yang mimisan Van?
VanoFP: nggak jadi.
Yahya_HA: lah? Nggak nyambung lo Van.
VanoFP: Cocok cocok cocok
Didit_HA: maaf koneksi jaringan buruk, dalam detik ini juga saya tidak dapat memgirim pesan....tut tut tut
Heri_321: -_-
Dino_123: otw
Yahya_HA: kemana Din?
VanoFP: rumah gue
Didit_HA: ikut ah
# # #
Setelah kurang lebih dua jam, sampailah Alana di tempat yang ia tuju. Tempat yang sudah hampir dua bulan tak ia datangi semanjak kepindahannya.
"Kak Nana!" Teriak seorang pria kecil menghampiri Alana dengan berlari begitu lucunya karena pipi gembulnya yang bergerak-gerak. Alana yang melihatnya pun menyambut larian pria kecil tersebut dengan merebahkan kedua tangannya dan berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan pria kecil tersebut. Pria kecil tersebut memeluk Alana, begitupun Alana juga memeluk pria kecil tersebut.
"Kak Nana kenapa nggak pernah ke sini?" katanya di pelukan Alana.
"Maafin kakak ya, kalo kakak jarang ke sini."
"Kakak udah nggak sayang lagi sama Iel."
"Nggak Iel, kakak masih sayang sama Iel. Nih kakak bawain brownis coklat kesukaan kamu." Alana menunjukkan sebuah kotak yang masih dalam plastik.
"Iel, nggak boleh ngomong gitu sama kak Nana. Minta maaf." Kata seorang gadis kemudian dari belakang pria kecil yang Alana panggil 'Iel' tersebut.
"Nggak Clara, itu bukan salah Iel. Itu salah aku, yang selama ini tidak menyempatkan waktu untuk ke sini." Kata Alana pada Clara.
Clara dan Iel atau Daniel. Mereka adalah kakak beradik. Dulu, Alana bertemu mereka di suatu Rumah Sakit. Daniel saat itu sedang dalam kondisi lemah karena tak kunjung di tangani oleh Rumah Sakit tersebut di karenakan Daniel adalah pasien kurang mampu. Karena itu Alana membantu biaya pengobatan Daniel. Semenjak saat itulah Alana menjadi kenal, bahkan dekat dengan Daniel dan Clara.
"Iel minta maaf." Kata Daniel dengan menggelayut minta di gendong Alana.
"Nggak Iel, Iel nggak salah kok." Kata Alana dengan mengangkat Daniel ke gendongannya.
"Masuk yuk," ajak Clara.
Alana lantas memasuki rumah Clara dan Daniel, rumah itu pemberian dari ayah Alana. Letak rumah tersebut sebenarnya tak jauh dari rumah Alana yang dulu, namun karena suatu hal Alana dan keluarganya harus pindah. Itu menjadikan Alana harus menempuh perjalanan dua jam yang sebelumnya hanya beberapa menit untuk ke rumah Daniel dan Clara.
"Gimana keadaan Daniel sekarang?" tanya Alana pada Clara.
"Daniel sekarang sudah baik, meskipun hanya dengan satu ginjal." Jawab Clara.
"Andai, aku bisa gantiin posisi dia Na. Aku bersedia, aku nggak tega sama dia yang harus minum obat setiap hari Na." Kata Clara dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu yang sabar ya Ra, aku tahu Daniel pasti bisa melawan penyakitnya." Alana memeluk Clara. Sedangkan Daniel yang melihat Alana dan Clara berpelukan, ia pun meniggalkan brownis yang ia makan dan berjalan mendekat menuju sofa yang Alan dan Clara duduki.
"Kakak kok peluk-pelukan nggak ajak Iel." Kata Daniel dengan mengerucutkan bibirnya yang belepotan dengan brownis.
"Ohh, sini-sini kakak peluk." Alan memeluk Daniel, Daniel yang menjadi salah satu motivasi dalam hidupnya.
"Iel mau nggak kakak ajak jalan-jalan?" kata Alana kemudian.
"Mau! Mau! Mau!"
"Kamu mau ajak Daniel kemana Na?" tanya Clara.
"Ada deh, pokoknya bakal seru di sana. Oh ya hampir lupa aku."
"Apa?"
"Kamu dapet salam dari kak Arya."
"Aku kira apa, ternyata." kata Clara dengan memutar bola matanya.
"Cie yang dapet salam." Goda Alana pada Clara.
"Apaan si Na."
# # #
Dua tahun yang lalu, tepatnya saat itu Vano masih duduk di bangku SMP kelas 3. Dia memang selalu menjadi juara umun di sekolahnya. Namun di balik itu semua, dia juga di kenal sebagai anak yang nakal.
"Lo siap?!" Tanya seorang lelaki yang sepertinya sebaya denganya.
Vano pun hanya menutup kaca helmya dan mengajungkan jempolnya sebagai tanda siap. Setelah mengetahui jawaban Vano lelaki itu lantas menjauh dari Vano.
"Lo yakin mau lawan gue?" Tanya seorang yang meraug- raugkan motor di sebelah Vano dan sudah di pastikan seorang tersebut ialah lawan Vano malam ini.
"Lo lihat aja sendiri." Jawab Vano yang juga meraug-raungkan motornya.
"Tiga," kata seorang gadis kemudian di antara Vano dan lawannya dengan mengangkat sebuah kain kecil di udara.
"Dua," lanjut gadis tersebut dengan kain yang melambi-lambai di udara.
"Satu!" gadis tersebut menjatuhkan kain tersebut sebagai tanda pertandingan di mulai. Vano dan lawannya mulai melaju dengan cepat membelah jalan yang hening di tengah malam. Sedangkan di tempat lain, ibu Vano yang mengetahui anaknya sedang melakukan balap liar di tengah malam, mengalami serangan jantung.
"Wassup bro." Kata seorang lelaki menyambut kedatangan Vano di garis start.
"Gue akui lo jago, tapi setelah ini lo bakal kehilanagan orang yang lo sayang." Kata lawan Vano tadi dengan tersenyum licik.
"Van Van!" panggil seorang lelaki dari kejauhan.
"Van, ibu lo Van." Kata lelaki tersebut dengan terengah-engah dan ternyata lelaki tersebut adalah Dino.
"Kenapa ibu gue No?!"
"Ibu lo kena serangan jantung." Jawab Dino masih dengan terengah-engah.
"Anjing! Urusan gue sama lo belum selesai." Kata Vano kemudian pada lawannya. Vano lantas melesat pergi dari arena balapan begitu saja.
# # #