App herunterladen
60% Aku,Kamu Dan Dirinya / Chapter 3: bab 3 cara menghiburmu

Kapitel 3: bab 3 cara menghiburmu

Nara menangis terisak, ia begitu sedih dan serasa dunianya hancur dalam seketika saat ayahnya tiada di pangkuannya. Nara memeluk ayahnya untuk yang terakhir kalinya .

Pemakaman tuan Trisna telah di laksanakan, Nara berada di kamar ayahnya. Ia menangis sambil melihat foto ayahnya yang ia pegang.

Langit dan Sila masuk ke kamar lalu mendekat pada Nara, Sila menyeka air mata yang membasahi wajah Nara.

''Kak berhenti menangis, sekarang kakak bersama kami.'' Ucap Sila tersenyum

''Iya, terima kasih Sila.'' Ucap Nara

''Nara tidak sendiri, ada aku dan keluarga yang lain. Akan aku pastikan Nara melupakan kesedihan Nara.'' Ucap Langit tersenyum pada Nara

Perlahan Nara membalas senyuman langit.

SATU MINGGU BERLALU

Keluarga tuan Eza bersiap untuk kembali ke Jakarta. Nara membawa foto keluarganya lalu ia masukan ke dalam tas.

''Sekarang berhenti bersedih! Ada paman dan bibi yang akan jadi ayah dan ibu untukmu.'' Ucap nyonya Rahma

''Terima kasih, Tante.'' Ucap Nara

''Kita berangkat.'' Ucap tuan Eza

Mereka semua naik mobil lalu berangkat. Nara terus melihat keluar mobil, melihat rumahnya namun semakin jauh mobil semakin tak terlihat rumah Nara.

Mereka sampai rumah tuan Eza, Nara tampak terpesona melihat rumah besar seperti istana.

''Ini rumah?'' Tanya Nara yang masih tak percaya dengan yang ia lihat.

''Iya, ini tempat tinggal kamu mulai sekarang.'' Ucap tuan Eza

''Ayo masuk!'' Ajak nyonya Rahma

Mereka masuk ke dalam rumah, Tuan Eza merangkul istrinya sambil jalan masuk ke dalam rumah.

Mereka berada di dalam rumah dan membuat Nara semakin terpesona.

''Inilah rumah paman, kamar kamu dekat kamar Langit.'' Ucap tuan Eza

''Apa aku harus menjaga Langit?'' Tanya Nara

''Itu terserah kamu, Paman tidak akan memaksa ataupun menyuruh kamu.'' Ucap tuan Eza

''Iya, tidak masalah. Aku juga sudah besar.'' Ucap Langit tersenyum

Nara ingat pesan terakhir ayahnya untuk menjaga Langit.

''Aku akan lakukan, Paman.'' Ucap Nara

''Nara, aku antar ke kamar, Ayo!'' Ajak Langit

Langit menarik tangan Nara, mereka menuju kamar.

Keduanya masuk ke dalam kamar, Langit melihat Nara yang melihat sekitar kamar.

''Apa suka?'' Tanya Langit

Nara membuka tirai kaca kamar, Nara membalik menatap Langit.

''Aku suka. Terima kasih, Langit.'' Ucap Nara

''Selamat istirahat,Nara.'' Ucap Langit

Langit tersenyum lalu pergi keluar meninggalkan Nara agar beristirahat.

Nara duduk di pinggir tempat tidur, ia mengambil foto keluarganya lalu menaruhnya di atas lemari dekat tempat tidur.

Keesokannya,waktu menunjukkan pukul 07.00 wib pagi. Langit masih terbaring tidur, seseorang membuka tirai membuat cahaya dari luar masuk dan membuat Langit terganggu karna cahaya luar.

Langit perlahan membuka matanya, ia melihat ke arah kaca dan melihat Nara tersenyum padanya.

"Pagi,Langit." Ucap Nara.

"Nara, aku masih ngantuk."ucap Langit yang masih setengah sadar.

"Kalau begitu terus tidur tapi jangan harap bisa sarapan, hari ini aku masak yang istimewa untuk kamu."Ucap Nara menggoda Langit .

Langit mendengar itu langsung bangun membuat Nara tersenyum.

"Sekarang mandi, akan aku siapkan seragam sekolah."Ucap Nara

Langit berdiri lalu pergi ke kamar mandi. Sedangkan Nara menyiapkan seragam sekolah untuk Langit.

Beberapa saat, Langit sudah rapih dan siap untuk berangkat ke sekolah.

Langit dan Nara pergi ke meja makan, sarapan bersama yang lain.

"Sekarang Langit gak terlambat ikut sarapan,bagus."Ucap tuan Eza.

"Nara bilang gak akan kasih aku sarapan jadi aku langsung bangun."Ucap Langit.

"Bagus dong. Jadi mulai sekarang bangun lebih pagi agar Nara menyiapkan sarapan yang istimewa untuk kamu."Ucap nyonya Rahma.

"Iya, mah."Ucap Langit tersenyum.

"Sekarang kamu makan sayuran."Ucap Lintang

"Nara yang suruh."Ucap Langit

"Bagus dong. Jadi mulai sekarang gak akan ada sisa makanan di piring."Ucap Lintang.

Langit tersenyum pada Nara yang menatapnya .

Langit akan berangkat sekolah,Ia mendekat pada Nara lalu mencium pipi kiri Nara .

"Terimakasih."Ucap Langit tersenyum

Langit berangkat ke sekolah di antar oleh supir pribadi.

Tuan Eza berada di kantornya, Ia ingat kejadian di Sukabumi.

"Itu dilakukan oleh Langit. Apa Langit memiliki kekuatan?"Ucap tuan Eza sendiri.

"Iya, anakmu memiliki kekuatan."terdengar suara seorang pria

Tuan Eza terkejut saat melihat pria tua jalan mendekat kearahnya, Pak tua berhenti tepat di hadapan tuan Eza.

"Pak tua,? Kekuatan apa maksud, pak tua?"Tanya tuan Eza yang masih sedikit terkejut dengan kedatangan pak tua.

"Sudah aku bilang serigala yang kamu bunuh bukan serigala biasa, Dia serigala seribu tahun yang menjaga hutan terlarang. Akibat dari istrimu memakan hati serigala ,anakmu memiliki kekuatan yang tak di miliki oleh manusia biasa. Berhati-hatilah karena anakmu bisa berubah menjadi jahat karna kekuatan yang dia miliki."Ucap pak tua.

"Lalu apa yang harus saya lakukan? Saya tidak mau anak saya menjadi jahat."Ucap tuan Eza

Tuan Eza terlihat sangat tidak ingin ada hal buruk terjadi pada putra keduanya.

"Wanita dengan aroma bunga. Dia pernah bertemu dengan anakmu karna itu kekuatan dalam tubuh anakmu menjadi muncul, suatu hari wanita itu akan datang sendiri kepada keluargamu dan dia akan jadi jodoh putramu."Ucap pak tua

Pak tua menghilangkan dari sana membuat Tuan Eza terkejut .

Nara berada di dapur, ia sedang memasak untuk makan siang.

Nara akan mengambil tepung di lemari paling atas, ia berusaha menjangkau tak sengaja ia terpeleset hingga kehilangan keseimbangan. Tangannya mengenai tepung sedikit membuat tepung jatuh ke lantai dan berserakan, Nara yang hampir jatuh di tahan oleh seseorang dari belakang. Perlahan Nara menoleh mencoba melihat siapa yang ada di belakangnya, ia melihat Langit yang menahannya.

Nara pun berdiri lalu membalik melihat Langit yang tersenyum.

"Lain kali hati-hati!."Ucap Langit

"Terimakasih, Langit. Bagiamana ini, tepungnya berserakan?" Ucap Nara sedikit takut kena marah Nyonya Rahma.

"Buang saja, ambil yang baru!"Ucap Langit

Langit mengambil sebuah kursi untuk Nara, Nara tersenyum lalu naik ke kursi dan mengambil satu kantung tepung.

Langit duduk memperhatikan Nara yang sedang memasak.

"Kenapa masih disini? Sana ganti baju!."Ucap Nara

"Sebentar lagi, aku sangat suka melihat Nara masak."Ucap Langit tersenyum

"Dasar, tapi bisa nanti lihatnya. Sekarang ganti pakaian dulu!."Ucap Nara

Langit pergi dari sana, Nara fokus memasak kembali.

Hari sudah malam, semua makan malam bersama namun Langit tak ikut makan.

"Kemana Langit?"Tanya tuan Eza

"Tadi dia bilang banyak tugas yang harus di selesaikan."Jawab nyonya Rahma

"Nanti akan aku antar makanan ke kamarnya, paman."Ucap Nara

"Iya. Tumben dia mengerjakan tugas biasanya selalu main dan tugasnya selalu di kerjakan oleh kakaknya." Ucap tuan Eza

"Iya, tumben."Ucap nyonya Rahma

Mereka terlihat suka dengan perubahan sikap Langit.

Nara membawa makanan menuju kamar langit, namun terhenti saat berpapasan dengan seorang pembantu.

"Kenapa nona kesini? Tuan Langit menunggu nona di taman."Ucap pembantu

"Taman? Tolong bawa ini, Bi."Ucap Nara lalu pergi dari sana.

Tak lama Nara sampai di taman namun taman begitu gelap dan tak ada siapapun.

"Langit, Langit,,"Panggil Nara sembari melihat sekitar.

Nara yang merasa tak ada siapapun, ia melangkah pergi namun terhenti saat lampu menyala dan banyak kelopak bunga jatuh dari atas. Nara terkejut dan menyukainya, ia tersenyum sambil berputar melihat sekitar. Nara terhenti saat di hadapannya ada Langit, keduanya saling menatap dan tersenyum satu sama lain.

...


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C3
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen