App herunterladen
20% Aku,Kamu Dan Dirinya / Chapter 1: bab 1 Bertemu teman lama
Aku,Kamu Dan Dirinya Aku,Kamu Dan Dirinya original

Aku,Kamu Dan Dirinya

Autor: Kritt_Amnuay_korn

© WebNovel

Kapitel 1: bab 1 Bertemu teman lama

         Pagi hari, di sebuah rumah besar, megah bak istana. Para pekerja sibuk dengan pekerjaan mereka, rumah besar itu di jaga ketat oleh beberapa penjaga dan pengawal. Di garasi terdapat enam sampai tujuh mobil mewah dan mahal.

Dalam rumah begitu bersih dan barang-barang tertata rapih, pekerjaan di rumah itu sekitar sepuluh pekerja dengan tugas berbeda.

"Langit ,cepat turun! Kita sarapan bersama."teriak seorang wanita

Terlihat wanita cantik dan elegan, ia adalah nyonya Rahma. Istri dari pemilik rumah besar itu, kepala keluarga bernama Tuan Eza Sanjaya putra.

Di sebuah kamar, terdapat banyak robot dan mainan yang tertata rapi di lemari. Seorang anak pria berusia sepuluh tahun, memakai seragam sekolah dan menatap rambutnya sendiri. Anak pria itu bernama Langit Angkasa Putra, anak kedua keluarga tuan Eza.

Langit keluar dari kamarnya, ia jalan menuju meja makan lalu bergabung bersama seluruh anggota keluarga.

Tak lama putra pertama mereka duduk bersama mereka ,ia bernama Lintang Leo putra syah.

"Hari ini, kita akan mengunjungi sahabat ayah di Sukabumi. Jadi kalian langsung pulang ke rumah, jangan main kemana-mana! " Ucap tuan Eza

"Iya ayah."Ucap Lintang

"Makan yang banyak, ayah tidak mau kamu sakit."Ucap tuan Eza

"Ayah, tenang aja. Nafsu makan ku semakin baik."Ucap Lintang

Langit tersenyum melihat ayah dan kakaknya.

         Langit berada di taman, kelasnya mengadakan belajar di luar. Semua murid fokus belajar namun Langit melihat sekitar, tak fokus pada guru yang sedang menjelaskan.

Tak lama, semua jalan melihat sekitar dan tak jauh dari guru mereka. Berbeda dengan Langit yang jalan jauh dari teman dan gurunya.

Langit jalan mengikuti seekor kupu-kupu yang terbang, tak sengaja ia bertabrakan dengan seorang anak perempuan yang berusia sekitar delapan tahun. Anak perempuan jatuh karna bertabrakan dengan Langit, ia bernama Kirania.

"Maafkan aku"Ucap Langit

Langit mengulurkan tangannya pada kirania ,tak lama Kirania menerima uluran tangan Langit lalu berdiri.

"Tidak masalah. Lain kali hati-hati!"Ucap Kirania tersenyum

"Senyum yang indah"ucap Langit

Tiba-tiba Langit mendekatkan wajahnya pada Kirania membuat Kirania itu terkejut dan gugup.

"Aku suka senyuman kamu, Namaku Langit."Ucap Langit

"A, aku Kirania."Ucap Kirania

Langit tersenyum perlahan Kirania pun membalas senyumannya.

Guru dan teman-teman Langit sampai dekat mobil namun saat nama Langit di panggil sesuai absen, guru dan teman-temannya menyadari Langit tak ada .

"Dimana langit? Ada yang tahu?"Tanya guru

"Seperti dia berpisah dengan kita sejak tadi ,Bu. Tadi saya lihat dia mengikuti kupu-kupu yang terbang."ucap salah satu murid pria

"Kalau begitu bantu ibu cari dia, yang lainnya masuk ke dalam mobil!"Ucap guru

Guru dan beberapa murid pergi mencari Langit ke taman.

       Sedangkan Langit bersama dengan Kirania duduk di bangku, mereka melihat kupu-kupu yang terbang diantara burung-burung.

"Kupu-kupu tidak bisa jauh dari bunga, dia akan selalu ada dimana pun Bunga berada."Ucap Kirania

"Kamu benar. Apa yang kamu suka diantara Bunga dan kupu-kupu?"Tanya Langit

"Bunga. Bunga begitu indah dan harum."Ucap Kirania

"Aku lebih suka kupu-kupu."Ucap Langit

"Kenapa?"Tanya Kirania

"Karna sejauh apapun kupu-kupu pergi , berapa lama pun dia menghilang. Dia akan selalu kembali ke bunga yang ia suka dan yang menunggunya."Ucap Langit

Langit tersenyum pada Kirana, mereka saling menatap.

"Langit.."panggil guru

Langit melihat guru dan teman-temannya, ia hanya tersenyum.

"Aku harus pergi, semoga kita bertemu lagi."Ucap Langit

"Iya ."jawab singkat Kirania

Langit pergi dari sana meninggalkan Kirania seorang diri.

       Hari sudah siang, waktu menunjukan pukul 13.15 wib. Tuan Eza dan yang lainnya bersiap untuk pergi.

''Semua sudah siap. Ayo!'' Ajak Nyonya rahma

''Langit,Lintang. ayo kita berangkat.'' Ucap tuan Eza

''Iya ayah.'' ucap Langit

Mereka masuk ke dalam mobil, Nyonya Rahma memangku anak ke tiganya berusia lima tahun bernama sila Nawang Putri.

Mereka berangkat menuju Sukabumi, Langit menatap keluar mobil dengan ekspresi  datar. Ia begitu tenang dan nyaman.

''Apa ada sesuatu disana?'' Tanya nyonya Rahma

''Tidak ada. Aku hanya suka melihat keluar, itu saja.'' Jawab Langit

''Sungguh?kenapa?''Tanya Nyonya Rahma

''Suka saja. apa aku boleh jadi pelukis ?'' Tanya Langit

''Pelukis? tentu boleh. iya kan, mas?'' Tanya nyonya Rahma

''Lakukan apapun yang kamu mau. Ayah dan mamah akan selalu mendukungmu.'' Ucap tuan Eza

''Baguslah. tadinya jika mamah dan ayah tidak setuju, aku tidak akan jadi pelukis dan akan mendengarkan ayah dan mamah.'' Ucap Langit tersenyum

''Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau.'' Ucap tuan Eza

Langit tersenyum pada ibunya.

    Hari sudah sore, mereka sampai di Sukabumi. Tuan Eza sampai di depan sebuah rumah, mereka semua keluar mobil dan seorang pria menghampiri mereka lalu memeluk tuan Eza. Pria itu sahabat tuan Eza bernama tuan Trisna Wiguna.

"Teman"Ucap tuan Eza

"Temanku,"Ucap tuan Trisna

Mereka saling memeluk cukup lama, mereka merindukan satu sama lain.

Pelukan mereka dilepaskan.

"Lama tak bertemu,Rahma."Ucap tuan Trisna

Nyonya Rahma tersenyum pada tuan Trisna, meraka masuk ke dalam rumah.

Langit tak ikut masuk,ia pergi dari sana membawa satu kamera dan mengambil beberapa foto.

Langit terus jalan, ia tak menyadari sudah jauh dari rumah tuan Trisna.

Langit melihat kebun dan terlihat pula pemandangan yang indah.

Langkah Langit terhenti saat melihat seorang wanita cantik, berambut panjang terurai. Wanita itu menari dan bernyanyi dengan senang sambil memainkan selendangnya, wanita itu membuat Langit terpesona namun saat wanita itu tersenyum semakin membuat Langit terpesona.

Wanita cantik itu bernama Nara Adriana Agatha. Nara jalan pergi dari sana, Langit yang terpesona mengikutinya sambil sesekali mengambil foto Nara.

      Nara jalan menuju sebuah puncak yang tinggi dan terlihat pemandangan indah sekitarnya. Angin berhembus sejuk, Nara beberapa langkah lagi sampai puncak. Selendang Nara menyangkut di sebuah rotan yang ada di sekitar jalan, Langit membantu melepaskan selendang Nara.

Perlahan Nara membalik dan melihat Langit memegang selendangnya.

"Siapa kamu?"Tanya Nara

Langit tak menjawab, perlahan ia melepaskan selendang Nara yang ia pegang  sejak tadi.

"Terima kasih"Ucap Nara

Nara melangkah mendekat pada Langit lalu mencium pipi kiri Langit.

"Kamu disini untuk mengambil foto?"Tanya Nara sambil melihat kamera yang Langit pegang.

"Aku bisa bantu"Ucap lanjut Nara

Langit memberikan kameranya pada Nara lalu Nara mengambil beberapa foto.

"Jadi siapa namamu?"Tanya Nara sambil mengambil foto

"Langit."Jawab singkat Langit

"Nama yang bagus, namaku Nara."Ucap Nara sambil membalik menghadap Langit.

Keduanya saling menatap dan tersenyum satu sama lain.

     Next...

.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C1
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen