Sementara di tempat lain, Adelia sedang memilih barang yang mau dia beli. Saat itu tak sengaja matanya menangkap sosok yang ia kenal sedang berjalan memasuki mini market tersebut dengan seorang gadis. Pria tampan itu Nathan dan gadis yang ada disampingnya sangat cantik dan merangkul lengan Nathan dengan erat. Adelia agak terkejut, dia tersenyum lalu mengambil HP dalam tasnya. Tanpa sepengetahuan Nathan, dia merekam segala tindakan Nathan dan gadis itu dalam mini market dan sempat mengambil beberapa foto. Senyum licik terbersit di bibirnya, namun ada yang tidak dia ketahui. Pria yang menjadi target fotonya ternyata sudah menyadari tindakannya sejak dia masuk mini market itu, makanya pria tersebut sengaja berperilaku agak mesra dengan gadis yang ada di sebelah nya.
Setelah puas mengambil foto, Adelia menuju kasir. Saat akan membayar, sebuah tangan sudah menyodorkan sebuah kartu ATM ke arah tangan si kasir minimarket.
"Saya yang bayar belanjaan nona cantik ini.", ujar Nathan sambil tangannya memeluk pinggang Adelia. Adelia kaget lalu mengibaskan tangan yang ada di pinggang nya.
"Saya aja yang bayar mas, ini belanjaan saya. Ini uangnya Uda pas ya.", katanya sambil menyodorkan uang dan mengambil barang belanjaan nya yang sudah terbungkus rapi. Nathan mengikutinya keluar dan tersenyum simpul. Adelia berbalik tiba-tiba dan membuat Nathan kaget hingga menabraknya. Bibir keduanya bertemu, dan cepat-cepat Adelia mendorong Nathan dengan keras.
"Kamu.", teriak keduanya bersamaan. Keduanya buru-buru mengelap bibir.
" Kamu sengaja ya berbalik tiba-tiba biar bisa mencium aku.", kata usil Nathan melihat ke arah Adelia. Muka Adelia memerah, " Maaf ya tuan Nathan yang terhormat, dalam kamus saya tidak pernah ada niatan untuk menjadi pelakor". Adelia berbalik dan berjalan menjauh. Nathan tersenyum lalu segera berlari meraih tangan Adelia, menariknya mengikuti langkahnya menuju tempat parkir mobil.
"Kita bicara dulu ya, ada yang ingin aku sampaikan.", kata Nathan lembut saat mereka sudah ada di depan mobil Nathan. Dia membuka pintu bagian penumpang dan mendorong lembut tubuh Adelia lalu menutup pintunya kembali. Dia berjalan mengitari mobil dan masuk ke tempat supir untuk mengendarai mobil nya. Saat masuk, Adelia masih terdiam di kursinya, makanya Nathan berinisiatif memasangkan sabuk pengaman untuk Adelia. Muka mereka dekat sekali, lalu tiba-tiba Adelia mendorong tubuh Nathan pelan.
"Aku bisa sendiri pasang, aku bukan anak kecil.", gerutunya.
Nathan tersenyum,"Iya tau sayang, kamu Uda besar, bentar lagi malah Uda mau nikah kok sama aku.", goda Nathan kemudian menjalankan mobilnya menuju suatu tempat di luar kota. Sepanjang perjalanan Adelia tampak sibuk melihat lihat ke smartphone nya menghindari percakapan dengan Nathan.
Sesampainya di tujuan, " Mau apa ke sini?. Aku baru makan tadi sama klienku. Kalau disuruh makan lagi aku ngga sanggup.", kata Adelia sewot.
"Turunlah, aku mau berbicara hal serius dengan kamu mumpung ketemu.", ujar Nathan serius.
"Kamu ajak aku ke sini, gimana nanti pacar kamu pulang? Kamu ngga antar? Kasihan loh cewek cantik kalo ngga diantar pulang.", sindir Adelia ketus. Tawa Nathan terdengar lepas, dia menatap gadis cantik yang ada dihadapannya.
"Cemburu ya?. Makanya ayo ke dalam, kita bisa duduk-duduk sebentar sambil makan. Temani aku makan, aku belum makan seharian.", ujar Nathan lembut lalu menggandeng tangan Adelia, menuju satu ruangan nyaman di dalam restoran itu.