Andre duduk di sofa dan menatapnya dengan mata hitam yang dalam untuk waktu yang lama, lalu tiba-tiba dia berdiri dan berkata ke arahnya, "Ayo kita pergi."
"Kemana!? Kemana kau mau mengajakku pergi?!" Begitu Edwin mendengar ucapan Andre, dia segera memeluk sofa di depannya dan menatapnya dengan ekspresi gugup.
"Ke mana lagi?" Andre menatap Edwin dan tersenyum licik, "Tentu saja untuk mencari udara segar."
"Andre, kamu tidak bisa melakukan ini padaku !!" Edwin tiba-tiba menatapnya dengan putus asa, "Bukankah aku sudah mengaku?"
"Berhenti bicara omong kosong, ayo cepat pergi." Meskipun senyum di bibir Andre tampak cemerlang, tatapannya yang dingin menusuk sosok Edwin. Dia langsung maju dan meraih kerah baju Edwin tanpa berkata apa-apa dan membawanya ke pintu depan.
"Andre! Jangan, Andre!!!" Edwin menjerit dengan putus asa dan tidak bisa melawan.
Di luar pintu, langit malam yang gelap menyambutnya, seperti masa depannya yang kelam.
--