Kapitel 54: Tanpa Serigala

Eve~

Saya terbangun dengan rasa nyeri tajam yang menjalar di seluruh tubuh, punggung terasa sakit seolah-olah saya baru saja tertabrak truk. Kepala saya berdenyut keras, dan ketika saya mencoba mengangkatnya, rasa perih mengingatkan saya akan perban yang melilit dahi saya. Sambil mengeluh, saya perlahan membuka mata, penglihatan saya seperti memburam masuk dan keluar dari fokus.

Ruangannya asing, redup diterangi cahaya dingin dan keras yang menyaring melalui tirai hitam tebal. Dinding-dindingnya berwarna hitam menindas, dan aksen biru tua melintas di ruangan layaknya pembuluh darah. Udara terasa tebal, memuakkan, seolah ruangan itu sendiri tengah mengecil ke arah saya. Ini bukan kamar saya.

Saya mendorong diri saya sedikit, berat anggota tubuh terasa tidak alami, seolah tubuh saya bukan milik saya sendiri. Napas saya tercekat ketika saya memperhatikan pantulan diri saya di cermin terdekat—kulit saya pucat, rambut kusut dan basah oleh keringat. Saya berantakan.