Makanpun selesai, sebelum pulang mereka memesan kopi dan terus berbincang.
Rara : "Dit, aku mau nanya boleh gak?"
Adit : "Mau nanya apa?"
Rara : "Kamu udah lama kerja jadi barista?"
Adit : "Baru satu tahun"
Rara : "Kenapa kamu kerja jadi barista? Gak cari kerjaan yang lain gitu"
Adit : "Aku..."
Rara : "Ohh sorry, aku lancang ya nanya ini sama kamu?"
Adit : "Nggak kok, santai aja. Jadi barista bukan pilihanku Ra, tapi... Ya memang jalannya mungkin:)"
Rara : "Kenapa begitu?"
Adit : "Aku kesulitan dapat pekerjaan yang bagus karena pendidikan ku cuma sampai SMA, jadi....yah begitulah"
Rara : "Gitu ya, kamu jangan berkecil hati kek gitu dong, kerja apapun yang penting halal kan?"
Adit hanya tersenyum dan mengangguk...
Adit : "Aku kagum sama kamu"
Rara : "Kenapa?"
Adit : "Di usia sekarang kamu sudah sangat sukses, aku bener bener insecure wkwkwk"
Rara : "Aku lebih bangga sama kamu"
Adit : "Ha?"
Rara : "Kamu bisa mendapatkan segalanya karena usaha kamu sendiri, tanpa bantuan dari siapapun"
Adit : "Maksud kamu?"
Rara : "Aku bisa sampai di titik ini karena pengaruh orang tuaku, ya bisa dibilang bukan hasil kerja kerasku Dit"
Adit : "Gak kaya gitu Ra, orang tua kamu mempercayakan semua sama kamu karena ada alasan, dan alasannya karna kamu pintar mengelola bisnis, ya kan?"
Rara : "Hmmm, gak juga"
Adit : "Ternyata di dunia ini masih ada gadis cantik dan juga baik, aku melihat gadis itu dalam diri Rara:)" ujarnya dalam hati
Rara : "Setelah ini mau kemana?"
Adit : "Masi mau jalan lagi?"
Rara : "Eummm... Emang kamu gak mau?"
Adit : "Aku... Mau mau aja sii, tapi..."
Rara : "Tapi apa?"
Adit : "Kamu gak malu?"
Rara : "Malu? Kenapa?"
Adit : "Latar belakang dan status sosial kita jauh berbeda Ra, kamu gak malu barengan sama aku?"
Rara : "Kamu ngomong apa sii, bikin badmood aja deh!" Ujarnya marah lalu pergi
Adit : "Eh, tunggu Raaa!" Teriaknya lalu menyusul Rara
Rara berjalan menuju mobilnya, tapi Adit berhasil mengejarnya dan...
Adit : "Ra tunggu!" Ujarnya sambil memegang tangan Rara
Rara : "Lepasin gak?"
Adit : "M...maaf'
Rara hanya diam saja
Adit : "Aku salah, seharusnya aku gak ngomong kek gitu"
Rara : "Terserah deh"
Adit : "Pliss, maafin aku ya?"
Rara : "Lagian, kenapa sii orang orang tuh selalu aja ngomongin latar belakang dan status sosial seseorang? Aku paling gak suka ya!"
Adit : "Iya maaf"
Rara : "Dit, dengerin aku ya, semua orang emang tau kalo aku ini orang kaya, orang berada dan lain lain lahhh, tapi bukan berarti aku sombong dan meninggikan status diri aku, aku bersosialisasi dengan siapa aja, aku gak pilih pilih"
Adit : "Waw!" Ucapnya terkagum kagum
Rara : "Kenapa?"
Adit : "Akhirnya aku menemukan manusia langka yang sudah hampir punah dibumi ini" candanya
Rara : "Paan sii"
Adit : "Pokoknya, aku kagum sama kamu Ra, Kamu bener bener udah menginspirasi aku, makasii ya?"
Rara : "Menginspirasi gimana? Biasa aja kok "
Adit : "Ya udahlah, kalo kamu gak suka di puji gak papa"
Rara : "Dih, udah ah... Ayo pulang!" Ujarnya sambil masuk ke dalam mobil