```
Apakah dia tidak muak dengan kehidupan seperti itu?
Dia muak. Tentu saja, dia muak. Atau lebih tepatnya, dia dulu muak. Zein juga manusia. Dia dulu muak tidak memiliki jaminan untuk esok hari, berjuang hanya untuk makan, terus-menerus khawatir tentang saudara-saudaranya.
Dia sangat muak sehingga dia ingin keluar dari zona merah.
Dia sangat muak sehingga dia menjadi kebas. Dia belajar banyak tentang cara mengatasi keterbatasannya, menerima takdirnya.
Sekarang dia hanya tidak terlalu peduli. Dia hanya hidup mengikuti alur hidup yang ditentukan untuknya, dan dia berhenti mempertanyakannya. Orang-orang sepertinya tidak memiliki kebebasan memilih jalan yang mereka inginkan, melakukan apa yang mereka inginkan.
Tapi apakah sebenarnya ada sesuatu yang dia inginkan?