App herunterladen
57.14% MEGABOT / Chapter 4: Pertarungan Terakhir di Sektor 4

Kapitel 4: Pertarungan Terakhir di Sektor 4

Dentuman ledakan terdengar menggelegar di langit yang sudah dipenuhi oleh asap hitam. MegaBot BOT-15 berdiri tegak di atas puing-puing bangunan yang telah hancur berantakan, dikelilingi oleh reruntuhan kota dan kawanan monster yang terus berdatangan.

Mata merah dari monster raksasa yang baru saja muncul di horizon menatap tajam ke arah mereka, mengisyaratkan bahwa sesuatu yang jauh lebih berbahaya telah datang.

Pilot dari BOT-15 seketika merasakan jantungnya berdegup kencang, dengan tangan kanannya yang menggenggam erat tuas kendali. "Ini jauh lebih besar dari yang kita kira," bisiknya, meskipun suara itu tenggelam oleh gemuruh di sekitar mereka.

Suara komando pusat terdengar melalui komunikasi di dalam kokpit. "Unit MegaBot di Sektor 4, tetaplah bertahan. Pasukan bantuan sedang dalam perjalanan. Target utama terdeteksi: Mega-Kron, monster raksasa dengan daya penghancur yang belum terukur. Prioritaskan penanganan terhadap target tersebut."

Setelah suara itu selesai, Pilot BOT-7 yang berada di samping BOT-15 menggerutu. "Pasukan bantuan tidak akan datang tepat waktu. Kita harus menanganinya sendiri. Jika tidak, monster ini akan menghancurkan seluruh kota sebelum mereka tiba."

"Kita tidak punya pilihan lain. Kita sudah terlalu melangkah jauh. Jika kita mundur sekarang, mereka akan menerobos garis pertahanan kita. Kita harus menyerang dengan segala yang kita punya." ujar BOT-15 sambil menatap tajam ke arah BOT-7.

Dari kejauhan, Mega-Kron yang merupakan monster gabungan dengan tubuh yang lebih besar dari gedung bertingkat, perlahan-lahan bergerak mendekat. Setiap langkah yang diambilnya mengguncang tanah seperti gempa, menyebabkan bangunan-bangunan yang tersisa runtuh. Dari sayap mekanisnya, percikan listrik melompat-lompat ke udara, mengalir liar seperti badai petir kecil.

BOT-19 yang berada di garis depan, segera menembakkan rudal dari kedua bahunya. Rudal-rudal itu meluncur cepat ke arah Mega-Kron, tetapi dengan mudah dihindari oleh monster itu, yang memutar tubuhnya dengan kecepatan tak terduga untuk makhluk sebesar itu.

Mega-Kron kemudian membuka mulut besarnya, dan mengeluarkan tembakan energi berwarna biru terang yang menghancurkan bangunan yang tak jauh dari mereka berdiri dengan satu ledakan.

"Dia cepat... terlalu cepat untuk ukurannya!" seru pilot BOT-19 dengan sedikit panik. "Serangannya bisa menghancurkan kita dalam sekejap jika terkena sekali saja!"

Kemudian, BOT-10 dan BOT-12 segera melompat maju untuk membantu BOT-19. Mereka menembakkan senjata plasma dan laser ke arah tubuh besar Mega-Kron itu, tetapi energi itu hanya memantul dari kulitnya yang keras seperti baja. Monster itu hanya mengaum keras, seolah menantang mereka untuk menyerang lebih keras lagi.

Saat setelah Pilot BOT-15 melihat situasi yang semakin memburuk itu, dengan segera dia harus mengambil keputusan. "Kita tidak bisa terus menyerang dari jauh. Kita harus mendekatinya dan menyerangnya langsung. Fokus pada kaki dan bagian sayapnya. Itu mungkin adalah kelemahannya. Hancurkan mobilitasnya dulu!"

"Aku akan mengambil sisi kanan. Kau ambil sisi kiri. BOT-12, BOT-19, lindungi kami dari monster-monster kecil." jawab BOT-7 sambil mengangguk dari dalam kokpitnya.

Tanpa menunggu jawaban lagi, BOT-15 melesat maju dengan bantuan pendorong di kaki dan bahunya, diikuti oleh BOT-7 yang bergerak sejajar di sisi kanan. Mereka kemudian mengarahkan senjata berat mereka ke arah kaki Mega-Kron, lalu menembakkan tembakan bertubi-tubi dengan harapan bisa melumpuhkannya.

Sayangnya, Mega-Kron bereaksi lebih cepat dari perkiraan mereka. Dengan gerakan yang tiba-tiba, monster itu memutar tubuhnya, mengayunkan salah satu lengan besar berbentuk palu ke arah BOT-15.

Menyadari ada bahaya yang datang, Pilot BOT-15 mencoba menghindar, tapi gerakan dari Mega-Kron terlalu cepat. Hingga membuat palu raksasa itu menghantam langsung ke tubuh BOT-15, membuatnya terlempar beberapa meter ke belakang, dan menghantam gedung yang sudah runtuh di belakangnya.

Kaca di kokpit pada mata BOT-15 retak, dan pilot di dalamnya merasakan getaran keras menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Argh... Sial!" erangnya sambil memaksakan dirinya untuk kembali berdiri. "Dia terlalu kuat. Kita tidak akan bertahan lama kalau terus seperti ini."

Walaupun BOT-15 sudah terkena serangan dari monster itu, BOT-7 terus menyerang dari sisi lain, sambil terus menembakkan senjata plasma ke arah sayap Mega-Kron tersebut.

Meski beberapa tembakannya mengenai sasaran, monster itu tampaknya tidak terlalu terganggu. Ia hanya melanjutkan langkah kakinya, seolah-olah serangan itu tak berarti apa-apa baginya.

BOT-19 yang melihat situasi semakin gawat saat ini, segera membuka saluran komunikasi. "Kita butuh rencana baru. Serangan langsung tidak berhasil!"

BOT-12, yang berada di belakang BOT-19, tampak berpikir cepat. "Kita bisa mencoba meledakkan rudal ke bawah tanah. Jika kita bisa menghancurkan fondasi di sekitar sini, mungkin kita bisa menjebaknya dalam reruntuhan."

"Tapi itu berisiko menghancurkan seluruh kota," BOT-10 menimpali.

BOT-15, yang sudah kembali ke posisi berdirinya, menahan napas sejenak. Dia tahu mereka tidak punya pilihan lain selain itu. "Lakukan. Kita tidak bisa menahan Mega-Kron lebih lama lagi. Jika kita tidak melakukan sesuatu sekarang, semuanya akan berakhir di sini."

Tanpa ragu, BOT-19 dan BOT-12 mulai menembakkan rudal-rudal mereka ke arah tanah di sekitar Mega-Kron. Ledakan terjadi di mana-mana, hingga menciptakan lubang besar dan menyebabkan tanah di bawah monster itu mulai retak.

Mega-Kron itu seketika merasakan sesuatu yang salah. Dengan gerakan yang lebih agresif, dia mulai menginjak-injak tanah, mencoba melepaskan diri dari jebakan yang sedang mereka buat. Sementara itu, BOT-15 dan BOT-7 terus menembakkan senjata mereka, mengalihkan perhatian dari monster tersebut.

Namun, tiba-tiba, Mega-Kron menghentikan gerakannya. Mata merahnya menyala lebih terang, dan tanpa peringatan apapun dia membuka mulutnya lebar-lebar. Tembakan energi besar keluar dari dalam mulutnya, menyapu seluruh area di depan matanya dengan seketika.

"AWAS!" teriak pilot BOT-19, tapi itu sudah terlambat.

Serangan itu mengenai BOT-12 secara langsung. Serangan energi biru itu meledak, menghantam tubuh BOT-12 dengan kekuatan yang luar biasa. MegaBot itu meledak dalam ledakan dahsyat, melemparkan puing-puing baja dan logam ke segala arah. Api menyala-nyala di tempat BOT-12 terakhir berdiri, dan hanya tersisa pecahan-pecahan robot yang sudah tidak berbentuk.

Pilot-pilot yang lain terdiam sesaat di kokpit mereka. Suara di komunikasi menjadi sunyi, hanya terdengar bunyi statis. BOT-12... telah dikalahkan.

Sesaat kemudian, Pilot BOT-7 berteriak, dengan amarahnya yang memuncak. "Sialan! Monster itu membunuh nya!"

"Jangan biarkan emosi menguasaimu! Kita harus tetap fokus. Mega-Kron masih bergerak!" teriak BOT-15 agar Pilot BOT-7 bisa menahan marahnya.

Meskipun kehilangan salah satu dari mereka, para pilot yang tersisa tetap melanjutkan pertarungan. BOT-15, BOT-7, dan BOT-19 kini bersatu, menyerang dari berbagai arah, dan mencoba menahan Mega-Kron sekuat tenaga. Namun, monster itu semakin kuat. Setiap serangan mereka tampak tidak cukup untuk menghentikan langkahnya.

Ledakan terus terjadi di sekeliling mereka, tanah retak semakin dalam, dan bangunan-bangunan yang masih berdiri runtuh satu demi satu. Pertarungan di Sektor 4 semakin kacau dan tidak terkendali. Monster-monster kecil yang sebelumnya muncul juga kembali menyerang, dan memaksa BOT-10 dan BOT-19 untuk membagi fokus mereka.

Kemudian BOT-15 melompat ke udara menggunakan pendorong tambahan untuk menembus langit. Dari atas, dia melihat Mega-Kron yang terus melaju tanpa henti. "Kita tidak akan bertahan lama dengan cara ini... Kita butuh rencana baru."

Pilot BOT-7 mengangguk, meski tahu harapan mereka mulai menipis. "Tapi apa yang bisa kita lakukan? Bahkan serangan kita tidak bisa menembus kulitnya."

Untuk beberapa saat, Pilot BOT-15 terdiam sejenak. Di kepalanya saat ini hanya ada satu hal yang tersisa. "Jika kita bisa mendekat, menyerang dari dalam... mungkin kita bisa menghancurkannya dari dalam tubuhnya."

Seketika perkataan dari BOT-15 itu membuat BOT-7 terkejut. "Kau gila! Itu misi bunuh diri!"

"Tapi itu adalah satu-satunya cara. Jika kita tidak melakukan ini, semuanya akan hancur, markas ini, para warga sipil dan semua orang yang kita sayangi akan lenyap." ucap BOT-15 sambil terlihat tersenyum getir.

Seketika hal itu membuat Pilot BOT-7 terdiam, dan mempertimbangkannya. Mereka tahu apa artinya ini, tapi mereka juga tahu bahwa tak ada pilihan lain. Setelah beberapa detik, dia mengangguk. "Baiklah. Aku akan bersamamu."

Dengan keputusan itu, BOT-15 dan BOT-7 bersiap untuk serangan terakhir mereka. Mereka tahu, salah satu dari mereka mungkin tidak akan kembali hidup-hidup setelah ini.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C4
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen