Setelah mendengar penjelasan dari Oberon, Nia pun tersenyum sinis dan membalas perkataan Oberon.
"lalu? Apa untungnya untukku jika aku memberitahumu ? "
Oberon pun mengangkat kedua pundaknya serta tangannya kepada Nia dan berkata "ya sudah... jika kau tidak mau kontrak yang kutawarkan tidak masalah, padahal aku akan memberikanmu rute pelarian serta bayarannya tapi sepertinya kau tidak mau."
Oberon pun mulai membalikan badannya dan berjalan menuju pintu keluar ruangan.
"kalau begitu sampai jumpa 1 dekade lagi ya dadah" ujar oberon sembari melambaikan tangan kanannya.
Ketika pintunya terbuka otomatis, Nia pun langsung memanggilnya kembali
"t-tunggu! Aku akan membantumu"
"kerja bagus" ucapnya meniru suara free fire
Lalu Oberon mendorong kursi dan dihadapkan dengan Nia kemudian duduk sembari menyimak hal apa saja yang akan dilontarkan dari bibirnya itu.
"silakan dimulai aku akan memperhatikannya" ujar Oberon
Nia pun mulai menghela napas karena ini baru pertama kalinya ia membeberkan suatu informasi kepada musuhnya.
"hhhh... Baiklah aku akan memulainya" balas Nia
Nia mulai kembali fokus menatap topeng yang dikenakan Oberon dan mulai memberikannya informasi kepadanya
"roh ketiga yakni Nightmare dengan nama asli Tokisaki Kurumi, untuk dimana dia sekarang aku tidak mengetahuinya karena roh itu suka sekali berpindah pindah serta senang sekali membunuh orang orang ketika suasana begitu sepi"
Oberon mulai memegang dagunya dan menatapnya begitu tenang
'sudah kuduga rupanya benar benar akurat ya, walaupun aku tau semuanya tentang Kurumi' ucap Oberon didalam hatinya
"lalu dimana dia sekarang berada? " tanya Oberon kepadanya
Nia pun mulai memejamkan matanya sembari menggelengkan kepalanya.
"sayang sekali kemampuanku hanya bisa mengetahui apa yang terjadi dimasa lalu, jadi aku tidak bisa menjawabnya"
Setelah mendengar jawaban yang cukup memuaskan, ia pun mulai berdiri dari tempat duduknya dan kembali menatap Nia
"ok aku cukup puas mendengar jawaban darimu"
Ketika mendengar balasannya, Nia menjadi bingung serta heran karena baru pertama kali ia mendengar perkataan tersebut setelah sekian banyak pertanyaan yang dilontarkan kepada dirinya.
"ehh... Kau percaya begitu saja? Sungguh? "
"ya tentu saja, lagi pula aku tau jika kau tidak berbohong, aku sudah mempelajarinya dari setiap korban yang ku eksekusi dengan tanganku langsung" jawab Oberon yang melihat tangannya sembari membuka tutup genggaman tangan kanan.
Nia pun seketika menatap dengan sinis kepadanya sembari berkata "memangnya kau ini algojo..."
"ya kau bisa bilang begitu"
Oberon pun mulai berbalik membelakangi Nia
"aku akan memberikanmu rute jalan keluar nanti, jadi bersabarlah hingga 3, 4 bulan lagi"
Ia pun berjalan menuju jalan keluar dari ruangan tersebut sebelum langkahnya terhenti ketika mendengar balasan dari Nia
"apa kau berniat mengkhianati D.E.M? Apa tidak masalah jika kau dimusuhi oleh organisasi yang membesarkanmu? "
Ketika mendengar balasan dari Nia, Oberon pun membuka setengah topengnya membuat mata biru gelap bersamaan dengan aktifnya mata mistik menolehnya membuat setengah wajahnya terlihat jelas.
"dari awal aku memang tidak mempercayai siapapun didunia ini. Hanya ambisiku saja yang membuatku bisa terus bertahan sampai sekarang, bahkan jika dunia ini menjadi musuhku sekaligus!"
Oberon pun kembali lagi mengenakan topeng jesternya kemudian keluar dari dalam ruangan seakan akan tidak terjadi apa apa.
Setelah itu para staff dan profesor kembali memasuki ruangan lab dan betapa kaget mereka melihat Nia terus saja gemetar ketika melihat mata mistiknya sampai terus mengeluarkan keringat dingin disekujur tubuhnya dengan wajah yang begitu pucat
'orang itu...'
Oberon pun melalui lorong dan kemudian naik kedalam lift untuk pergi menuju lobby diatas
'siapa dia sebenarnya?!'
-to be continued-