Kapitel 109: Ciuman Terindah

Temuilah aku dalam keheningan,

jauh dari segala kebisingan,

di mana hati kita dapat membuat

pilihan yang tulus.

***

Suara piano yang penuh jiwa bergabung dengan bunyi biola yang sensual mengisi ruangan. Setiap orang tertegun menatap kami, dagu mereka jatuh ke lantai. Pertunjukkan ini mencuri hati semua orang di dalam sini. Beberapa mendengarkan dengan mata tertutup, sementara yang lain sudah mengusap sudut mata mereka dengan saputangan.

Saya merasa seolah-olah sedang berada di surga. Sulit dipercaya rasanya bahwa ini benar-benar terjadi. Saya bahkan meragukan ini hanya mimpi dan sebentar lagi saya akan terbangun dan menemukan diri saya sendirian di kamar saya.

Tapi Ace menunjukkan senyumnya yang mempesona. Begitu hebat sehingga itu melebur semua keraguan saya. Itu membuktikan pada saya bahwa ini bukan hanya mimpi. Inilah realitas... realitas kita.