Satu tahun berlalu. Karir Evan melesat bak roket di sebuah perusahaan broadcasting. Dengan pengalaman kerja di berbagai tempat, dan tempaan ujian hidup yang ia alami selama ini, membuatnya mudah untuk beradaptasi dengan pekerjaan barunya.
Sementara Dewi sudah resign dari kantor Pak Tama, dan bekerja di kantor tempat ayahnya dulu bekerja.
Kehidupan pernikahan Evan dan Dewi semakin lengkap dengan kehadiran anak pertama mereka berjenis kelamin perempuan yang baru kemarin lahir.
"Ih, kok mirip kamu sih?" protes Dewi sambil menggendong putrinya.
"Lah kan aku memang bapaknya, gimana sih?"
"Ya maksudnya kok semuanya mirip kamu. Matanya, bibirnya, hidungnya…"
"Tapi ada yang mirip kamu kok."
"Apanya?"
"Telinganya"
Mereka tertawa bersamaan. Kebahagiaan nampak terpancar dari keduanya.
"Eh iya, mau dinamai siapa anak kita?" tanya Dewi.
Evan berpikir sejenak.
Kemudian dengan mantap, ia mengusulkan satu nama, "Zahra."
— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension