setelah melewati semua lantai gedung, saya akhirnya mencapai titik temu dengan Yoon seo tapi hal yg tak terduga terjadi, di depan saya seekor monster sedang memegang ibu dan anak secara terbalik dan semua orang yg selamat berada di balik jeruji merah menyaksikan semua hal tersebut.
"Yoon seo dengarkan baik baik, saat aku menyerang monster itu dan menyelamatkan mereka kamu segera membawa mereka ke balik jeruji, orang di dalam dapat membuka jeruji tersebut"
tanpa menunggu jawabannya saya langsung menuju monster tersebut, dengan pipa baja saya menusuk tangan monster yg memegang wanita dan anak itu, dengan cepat monster itu mulai melepaskan genggamannya
"cepat pergi bawa anakmu, saya akan menarik monster ini menjauh"
setalah itu saya mulai bertarung melawan monster tersebut, dengan lambaian tangannya yg cepat, sebuah cakar merobek dadaku dan saya terpental jauh, lalu monster itu mulai mengejar ku dengan niat membunuh.
saat monster itu semakin dekat saya mulai berdiri dan langsung menusuk mulut monster itu dengan pipa hingga tembus kebelakang, tapi cakar monster itu juga menembus dadaku, dengan cepat saya mencabut pipa itu lagi dan menusuk mata monster yg masih terbuka.
dengan suara teriakan yg lantang monster itu mulai marah, tapi saya tidak peduli dan terus menekan pipa tersebut agar semakin dalam, setelah itu saya menendang tembok yg menempel di punggungku, membuat kekuatan dorong yang kuat untuk menekan pipa tersebut.
tapi monster itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke belakang serta cakar monster yg menusuk ku juga terlepas menyebabkan darah mengalir dengan deras, tapi saya tetap tidak peduli dengan sekuat tenaga saya menginjak injak pipa basi yg menancap di mata monster itu.
di bawah raungan monster tersebut yg menjadi gila dan cakarnya yg terus melukai tubuhku saya tetap menginjak terus menerus tanpa henti.
setelah 10 menit raungan monster itu mulai berhenti dan tubuhnya mulai kejang kejang, dengan cepat saya memutar mutar pipa tersebut dan mencabutnya lagi, setelah itu menusuk mata yg lainnya dan menginjak injaknya lagi.
setelah beberapa saat monster itu benar benar berhenti bergerak dan saya mencabut pipa itu lagi lalu berjalan menuju jeruji besi, dengan pakaian yg compang camping penuh darah sambil berjalan sempoyongan karena kaki ku yg lelah menginjak pipa tadi.
tiba tiba saya di peluk oleh Yoon seo dan membawaku masuk ke dalam jeruji, di sana terdengar banyak kata terima kasih dan hal hal yg malas saya dengar.
"kang suk bagaimana luka mu, kamu tadi ditusuk monster itu" tanya Yoon seo
"jangan pedulikan, kakiku sangat lelah menginjak pipa ini, biarkan istirahat sebentar" jawabku
"tapi luka mu belum di obati"
"he he he jika kamu ingin mengobatinya ayo kita cari kamar kosong, hanya kita berdua he he he" jawabku dengan nada bercanda
"kang suk kamu masih bisa bercanda di saat seperti ini"
"saya tidak bercanda" saat itu saya langsung memeluknya dan mencium bibirnya di bawah mata kaget semua orang.
"kang suk kamu kamu mencium ku"
"tentu saja aku menciummu apa ada yg salah"
"tapi itu ciuman pertama ku"
"tidak masalah, apa Yoon seo ingin di beri ciuman kedua, ke tiga dan seterusnya"
"tidak tidak jangan di sini banyak orang"
"baiklah mari kita cari tempat sepi"
"ok, maksud ku jangan cium lagi" kata Yoon seo
"he he he Yoon seo ternyata pemalu"
"kang suk jangan mengolok olok ku"
"baiklah baiklah, tapi bibir Yoon seo sangat manis"
"kang sukkkk" teriak marah Yoon seo membuat suasana tegang mereda.
"ayo ke tempat ujian ke dua, tenaga ku sudah pulih, di mana Seul, biar dia yg menjadi pemimpin, saya tidak cocok memimpin jalan, jika ada monster lagi baru giliran ku untuk maju"
saat itu semua orang melihat ke arah Seul
"kenapa aku"
"karena kamu memang cocok jadi pemimpin, saya hanya cocok memukuli orang, ayo coba saja, tidak akan ada yg menyalahkan mu, jika ada bahaya biarkan saya menjadi perisai daging"
"baiklah" jawab seuk
setelah itu kamu menuju ujian ke dua, dengan mudah kami melewati semua rintangan dan akhirnya menuju ruang kelas di lantai empat.
di ruang kelas ini, pemandu juga muncul dan mulai menjelaskan tentang ujian ke lima, intinya harus mengumpulkan koin sebanyak 100 untuk lolos dan dari tengah malam sampai siang hari akan muncul berbagai jenis hantu.
setelah pemandu itu selesai bicara dia langsung menghilang dan kami mulai mendiskusikan rencana, Seul dengan mudah mengusulkan untuk mencari secara terpisah sebelum tengah malam dan semua juga setuju, tiba tiba semua melihatku
"jangan lihat aku, saya selalu setuju, tapi saya akan mengikuti Yoon seo untuk menjaganya, saya tidak mau putri bulan ini di culik oleh raja iblis" kataku sambil memainkan rambut Yoon seo
"siapa yg putri bulan" kata Yoon seo dengan wajah merah
"siapa lagi, intinya kita harus kompak, ingat jika ada yg menghasut kalian dengan kalimat kalimat aneh berarti orang itu ingin menggunakan mu sebagai alat mereka mengacaukan tim ini, bagi ku tidak masalah, tapi jika itu sampai membahayakan Yoon seo atau adik kecil itu, hehehe nasib kalian akan sama dengan monster di bawah, itu saja masih ada 20 mnt sebelum mencari, ayo makan dulu"
saat itu saya mengeluarkan berbagai makanan yg saya dapat di super market di bawah, bukan hanya saya Seol, Yoon seo dan pria gimbal itu juga membagi makanan
saat itu seorang wanita bertanya pada Seol dimana mendapat makanan dan Seol serta temannya juga menjelaskan, tiba tiba semua orang menatap ku lagi tapi Yoon seo langsung menjawab
"kami melewati super market dan kang suk mengajak ku mengambil makanan sebanyak mungkin, kata kang suk lebih baik mati dengan perut kenyang, setidak nya hantu mu tidak akan menjadi hantu kelaparan"
"ternyata Yoon seo mengingat kata kata ku, kang suk sangat terharu" kata ku sambil menatap Yoon seo dengan mata berbinar
"kata kata mu terlalu menggertak, bagaiman Yoon seo tidak mengingatnya"
"mm jadi kang suk harus sering menggertak Yoon seo agar bisa selalu di ingat"
"jangan bicara omong kosong"
"ehem bisa kita tunda romansa kalian, sebaiknya kita makan dulu" kata wanita itu
"ayo ayo makan bersama, tapi sebelum itu kau, wanita berpakaian merah, aku lihat pandangan licik mu, ingat jangan buat keegoisan mu menjadi alasan nyawa mu melayang"
setelah itu kami semua makan bersama dengan luas.