di rumah shouko nishimiya tepat nya meja makan
"selama saya tinggal di Panti asuhan, saya menyadari bahwa saya orang yg cepat belajar, jadi banyak hal dapat dengan mudah saya pelajari, termasuk teknik kuno yg ditinggal kan oleh keluarga saya, hanya ini saja harta yg mereka tinggalkan sejak saya masih kecil, dengan pengalaman ini saya juga sering bepergian dan akhirnya baru beberapa hari yg lalu saya pindah ke negara ini" kata ku langsung menatap miya
"saat saya berjalan jalan sepulang sekolah, saya tidak sengaja melihat seorang bidadari yg sangat cantik, jd saya mendekatinya dan begitulah ceritanya berlanjut seperti yang di ceritakan bidadari cantik ini, maksud saya miya" kata ku sambil masih menatap miya yg sudah menutup wajahnya yg memerah dengan tangannya
"jadi begitu, apa kamu menyukai miya?" tanya ibu miya
"tentu saja bibi, rencananya saya akan berteman dengan miya, setelah itu menjadi pacar miya, dan setelah itu menikahinya, bibi dapat percaya bahwa Nero akan membuat miya bahagia seumur hidupnya, nero juga memiliki penghasilan sendiri, jd tidak perlu khawatir miya akan menderita, dengan Nero miya hanya bisa bahagia" kata ku dengan sedikit bangga
"mulut manis mu, selama kamu tidak menyakiti miya bibi tidak ada masalah, selama miya setuju, bibi akan mendukung" kata ibu miya dengan senyum
"ibuuuu miya malu" kata miya yg masih menutup wajahnya
"miya semakin cantik saat malu, hati Nero berdebar kencang"
"wow kakak menggoda miya terang terangan di depan ibunya, kakak memang luar biasa, hati hati kakak miya pingsan karena malu, hehe" kata adik miya
"ehem jangan mengejek kakakmu, kerjakan tugas rumah mu"
"huh ibu memihak" kata yuzuru berlari ke kamarnya dengan gembira
"bibi ini hadiah untuk bibi, didalam botol ada pil peremajaan yg saya buat dari berbagai obat langka, baik untuk kesehatan bibi, obat ini jg salah satu penghasilan menantu mu, banyak pejabat kaya mengantre membeli obat ini, tolong bibi terima" kataku sambil menyerahkan botol giok ke tangan ibu miya
"bukan kah ini terlalu mahal"kata ibu miya
"bibi jangan sopan, ini juga demi miya, jiga bibi tetap sehat dan bugar bukankah miya bisa selalu bahagia, benar kan miya" kataku sambil menoleh ke miya
"ya "kata miya sambil mengangguk dan menutup wajahnya lagi
"oke kalo begitu, tapi Nero belum menjadi menantu bibi, semua keputusan tergantung pada miya, Nero tidak bisa membeli bibi, jadi bekerja keras lah, bibi tinggalkan kalian berdua" kata ibu miya sambil mengambil botol dan berjalan ke kamarnya
"hehe miya ayo kita keluar ke halaman, udara segar lebih baik" kataku sambil memegang tangan miya dan berjalan keluar
"mm"
saat berjalan disekitar saya melihat tempat yg baik untuk duduk, saat saya duduk saya mengajak miya duduk di pangkuanku.
"Nero, miya malu duduk seperti ini" kata miya yg duduk di pangkuanku sambil menutup wajahnya
"jangan malu, tidak ada orang, jangan tutup wajah miya, Nero juga ingin melihatnya" kataku sambil memeluk pinggang miya dengan tangan kanan dan tangan kiri mengelus rambut miya
"Nero, tadi itu, apa yg Nero katakan benar?" tanya miya sambil membuka tangannya dan menatap ku dengan wajah yg masih memerah
"tentu saja benar, kecuali miya tidak menyetujuinya, apa miya akan mengusir Nero dan menjauh dari Nero?"
"tidak tidak, miya tidak akan menjauhi Nero"
"jadi miya setuju menjadi pacar Nero"
"setuju miya setuju, jangan menjauh dari miya"
"Nero tidak akan menjauh dari miya" kataku sambil memegang bagian belakang kepala miya dan mulai mencium miya dibawah tatapan tercengang miya
5 menit kemudian
"Nero, kita kita berciuman"
"ya kita berciuman, kita tidak akan berpisah selamanya"
"Nero" kata miya sambil melingkarkan leherku dengan kedua tangannya.
"miya sudah mulai gelap, ayo kita pulang, besok pagi biar Nero mengantar ke sekolah" kataku sambil berdiri dan menurunkan miya
"ya" kata miya sambil memegang tanganku dan berjalan kembali ke rumah miya
sampai di depan rumah miya, saya mengucapkan selamat tinggal dan mencium kening miya dan melangkah pergi
"begitu cepat" kata ibu miya sambil memberi kode ciuman
"ibu kita kita, miya malu" kata miya sambil menutup wajahnya dan berlari masuk kerumah
saat itu saya sudah tiba di rumah dengan teleportasi dan segera berganti pakaian ala Nero lagi bersiap menonton kesenangan gadis bar
______________
di dalam bar malaikat seorang pelanggan pria dan dua wanita menyaksikan seorang lelaki tampan dengan wajah acuh tak acuh dan rokok di mulut nya berjalan menuju tempat mereka dan duduk di disebelah wanita berdada rata
"saya pesan minuman yg ini 5 porsi dan cemilan ini 2 porsi, buatkan saja jangan banyak tanya" kata ku dengan santai
"Nero sedang apa kamu disini?" kata Yui
"pertanyaan bodoh apa yg kamu tanyakan pada seseorang yg datang ke bar dan sudah memesan minuman, akan kah orang itu datang ke bar membeli makanan kucing" kataku dengan santai
"bukan begitu, maksud Yui bukankah Nero berkencan dengan guru?" tanya Yui
"heh wanita penipu itu, jangan membicarakan tentang wanita penipu itu, jangan buat mood minum ku menjadi hilang"
"Nero kamu,,
"ini minuman mu"
"oohh terima kasih, gadis pengintip hehehe"
"kamu tau aku ada Disana"
"persepsi ku sangat tajam, bagaiman mungkin tidak tau ada yg mengintip"
"tapi kamu masih melakukannya"
"kenapa saya tidak melakukannya, jika kamu menyebarkannya toh bukan aku yg rugi, lagian kamu juga bukan tipe yang suka bergosip, apa salahnya membiarkan seseorang menonton adegan yg memanjakan mata, hehehehe" kata ku dengan santai langsung menghabiskan minuman dalam sekali teguk
"mengintip apa, menonton apa" kata Yui
"jangan tanya hal hal yg tidak perlu kamu ketahui, mengetahui terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan otak mu" kataku sambil minum segelas lg sampai habis
"sepertinya Nero dalam suana hati yg buruk"
"Gadis berdada rata ini ternyata bisa berbicara lebih dari satu kata"
"pufff" wanita bartender itu hampir tertawa
"oi oi oi, fokus fokus, jangan sampai minumanku berisi air liur mu, aku membayar oke," kataku sambil mengambil setumpuk uang yg masih rapi dan menaruh nya di atas meja,
"ini uangnya, masukan juga tagihan mereka bertiga, sisanya kamu ambil untuk tips, jika tip nya kurang minta langsung, jangan jadi wanita sombong saat seseorang ingin membantu" kata ku dengan santai dan mengambil segelas lagi dan menghabiskannya
"sepertinya memang begitu, apakah karna guru" tanya wanita berdada rata itu
"Klang" gelas yg ada ditangan ku langsung pecah, adegan semua terdiam.
setelah beberapa saat saya mengeluarkan uang lagi,
"biaya ganti rugi" kataku sambil menaruh uang dan berjalan ke arah piano dan mulai memainkan piano
Yoo tentu saja lagu yg agak sedih orange 7 ya yg versi piano aja
setelah selesai saya kembali ke meja dan melanjutkan sisa minum.
"Nero kita .." kata Yui yg langsung saya potong
"ssstttttt" kataku memberi isyarat untuk tutup mulut, lalu perlahan bangkit
"oo terima kasih nona pengintip, jaga kesehatanmu terutama mata"
"kamu juga, jaga kesehatanmu terutama tangan"
"hahahaha" kami berdua tertawa bersama, lalu berjalan pergi