App herunterladen
12.01% Starting From Today / Chapter 25: Chapter 25.1 : The Expected Newcomer

Kapitel 25: Chapter 25.1 : The Expected Newcomer

"Anak-anak, hari ini kita semua kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu."

"Selamat pagi temen-temen semua. Saya Devin Baskara, pindahan dari SMA Cendekia Nusantara. Salam kenal semuanya."

Lareina mengerjapkan matanya beberapa kali ketika melihat sosok penampakan yang sedang berdiri didepannya. Gadis itu juga menarik-narik kupingnya untuk memastikan apa yang ia dengar tidak salah.

Dunia memang besar, tetapi takdir sepertinya sempit sehingga Lareina dan Devin dapat dipertemukan lagi di situasi dan kondisi yang ajaib, yakni bertemu di masa lalu dan di dimensi yang berbeda. Walaupun sudah mengekspektasikan hal ini akan terjadi, ia tidak menyangka bahwa akan sedekat dan secepat ini untuknya bertemu kembali dengan Devin.

Sepertinya, tidak ada yang tidak mungkin di kehidupan barunya ini. Kehidupannya dapat dibolak-balikkan dengan mudah disini. Jadi, kedatangan Devin juga sangat mungkin terjadi, hanya saja gadis itu tidak pernah memikirkan mengenai kemungkinan ini.

Dengan kemungkinan ini, bisa saja manajer atau bahkan CEO agensinya hadir dengan wujud baru di dimensi ini. Dari datangnya Devin ini Lareina belajar bahwa tidak boleh menutup kemungkinan yang tidak mungkin sekaligus.

"Devin, kamu duduk di kursi kosong sebelah Fazzan," ujar Pak Zaki menujuk ke arah kursi kosong yang berada tepat di sebalah bangku Lareina dan Sean.

Devin mengiyakan perintah dari Pak Zaki dan segera duduk di kursi yang ditunjuk tersebut. "Baik, Pak. Terima kasih."

Sean sedari tadi memperhatikan Lareina yang sibuk tenggelam dalam pikirannya. Ia kemudian melihat ke arah Devin. Sean tidak bodoh. Ia tahu bahwa ada sesuatu di antara Lareina dan Devin. Namun, Sean tidak bisa berpendapat apa-apa soal itu.

Lareina merasakan sebuah colekan di lengannya kirinya. Ia tahu dari mana asal colekan tersebut. Gadis itu menggelengkan kepalanya sembari memijat keningnya tanpa menghiraukan colekan tersebut.

"Hey! Ketemu lagi kita. Gue gak tau lo juga anak Nusa Bangsa," sapa Devin, tersangka yang baru saja mencolek lengan kiri Lareina.

Larina kembali tidak menghiraukan Devin dan Sapaannya. Ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Devin. Gadis itu kemudian berpikir dalam-dalam. Apa yang membuatnya merasa tidak nyaman berdekatan dengan Devin disini. Sikap Lareina sekarang tidak lah seperti Lareina yang dulu. Jika ini adalah Lareina yang dulu, ia akan cuek dan tidak peduli. Jikalau pun ia peduli, ia pasti sudah memaki atau menginjak-injak harga diri Devin dan mempermalukannya. Seperti yang biasa ia lakukan di kehidupan sebelumnya.

Namun, Lareina akhirnya mengetahui penyebab ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Devin. Devin di dimensi ini bukanlah mantan kekasihnya, bukan juga orang yang menyelingkuhinya tepat tiga bulan sebelum pernikahan mereka, melainkan sosok Devin disini hanyalah remaja berusia 17 tahun yang tidak mengenalnya.

Lareina tidak nyaman dengan fakta bahwa Devin dapat bersikap biasa saja tanpa rasa bersalah kepadanya karena tidak memiliki ingatan apapun tentang hubungan mereka di dimensi yang berbeda.

Ditambah lagi dengan Lareina yang semakin melemah semenjak berpindah waktu dan dimensi. Selain melemahkan fisik atletisnya, ia juga lemah secara psikis. Tidak ada lagi Lareina si aktris keras, kejam, dan acuh tak acuh.

Ia akui bahwa sifatnya mulai melembut hanya dalam kurung waktu sebulan. Ia juga tidak bisa menghentikan perubahan sifatnya itu. Sifat lemah lembut, baik hati, dan peduli sesama ini memang sifat asli yang dimiliki oleh Lareina di dimensi ini. Sepertinya, sifat mereka berdua -atau satu orang yang sama tetapi berbeda waktu dan dimensi- melebur menjadi satu.

"Lo mau tukeran tempat duduk sama gue?" tawar Sean seperti cenanyang yang dapat menebak isi hati Lareina.

Lareina mengangguk terburu-buru, "Mau banget. Emang terbaik dah lo, Sean," balas Lareina lalu dengan segera memindahkan mtas dan barang-barangnya ke kursi Sean.

Terdengar suara tawa kecil yang keluar dari mulut Devin ketika melihat Lareina dengan sigap bertukar tempat duduk dengan Sean. Ada rasa sedikit bingung juga karena Devin tidak tahu perbuatannya yang mana yang membuat Lareina tidak nyaman dekat dengannya. Dari pertemuan mereka pertama kali pun Devin sadar bahwa Lareina terlihat tidak terlalu suka atau nyaman dengannya. Namun, itu lah yang membuat Devin sedikit tertarik dengan Lareina.

"Protektif banget sama pacar lo," ujar Devin pada Sean.

Sean tidak paham apa yang membuat aksinya untuk menawarkan bertukar tempat duduk menjadi sebuah aksi protektif, tetapi Sean lebih tidak paham lagi mengapa Devin menyebutkan kata "pacar" dalam kalimatnya.

Namun, tidak ada niatan dari Sean untuk membantah ucapan Devin. Lagi pula, Lareina tidak mendengar ucapan Sean yang menduga bahwa gadis itu adalah kekasihnya. Akhirnya, Sean memilih untuk ikut menghiraukan Devin dan fokus kepada papan tulis putih yang mulai diisi dengan berbagai tulisan materi.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C25
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen