11. 10 am
Para tamu kembali berdiri saat pintu kapel terbuka. Semua mata terpaku pada sosok pengantin wanita yang tiba bersama saudara laki-lakinya. Gaun putih keemasan yang memeluk tubuhnya dengan indah menjuntai hingga dua meter di belakangnya. Kain putih transparan yang menutupi wajahnya juga menjuntai tak kalah panjang melebihi roknya. Manyapu karpet merah yang dilaluinya dengan sangat anggun.
Semua orang merasakan hal yang sama. Sebuah debaran jantung penuh kekaguman melihat kehadiran sang pengantin wanita.
"Kau belum boleh menoleh ke belakang," bisik William membuat Ronan mengepalkan tangannya.
Ia juga ingin melihat Arielle setelah tiga hari mereka sebisa mungkin melarangnya untuk melihat Arielle beberapa detik saja. Lagu orkestra itu semakin membuat jantung Ronan berdegup cepat karena ia tahu bahwa ARielle semakin dekat dengannya. Ronan melirik Pendeta Louise yang berdiri di depannya dengan senyum simpul.